vote dulu boleh?
------------
Tok tok tok
Dhea, sekertaris Gabriel yang mengetuk pintunya, wanita disana menatap Gabriel yang masih fokus akan berkas. Tangan Dhea terulur mengedurkan pakaian hingga belahan dadanya kelihatan. ia lakukan itu hanya ingin tatapan Gabriel padanya. tapi tetap saja Gabrielkan sudah peringatkannya kemarin.
"Tuan. Saya ingin beritahu jika jam satu siang selepas makan siang, anda akan ada meeting pertemuan dengan Mr. John." Gabriel mengangukkan kepala mendengarnya.
Tatapan Gabriel juga tidak mengalihkan dari berkas juga leptop di depanya. "Atur semuanya," Jawab Gabriel.
Dhea mendengus kesal, karena Gabriel tidak menatapnya. "Baik tuan, kalo begitu saya permisi." Gabriel hanya ngagguk saja menjawabnya.
Dhea berbalik badan sembari kesal karena usahanya sia-sia. Tiba tiba saja Gabriel memangilnya membuatnya berbalik badan cepat.
"Pangilkan Galla sekarang, dan apa maksud dari pakaianmu, kau sedang memcoba mengoda bosmu bitch,"
jedarrr, Dhea terhenyak mendapat ucapan dari bosnya.
Dhea mengelengkan kepala, padahal yang dikatakan Gabriel itu benar."Maafkan saya tuan."
"Tidak jerah jerah ternyata," Jijik Gabriel sambil berdecih. "berpropesional dalam kerja itu wajar jika kau ingin berkerja lebih lama, tapi kalau kau ingin mengakhiri maka surat penyesalan sudah ada didepan matamu sekarang!!"
Wanita itu terdiam tidak bisa menjawab perkataan bosnya, ia bingung juga padahal ia begini juga karena ingin menarik perhatian bosnya, walaupun Dhea tau jika Gabriel termasuk deratan pria player, Dhea tidak menyangka jika dalam urusan perkerjaan ia sangat bijak.
"Jika tidak ingin berkeja disini cari saja perkerjaan yang lain yang pantas, seperti jalang misalnya," Ucap Gabriel lagi, terlalu sadis, pria itu menatap sekretarisnya tajam.
Dhea menaikan kaitan pakaian ketatnya sambil berusaha menutupi belahan dadanya yang terlihat tadi. "Maafkan saya tuan, saya tidak akan melakukannya lagi," Akhiri Dhea sambil berlalu pergi dari ruangan.
-----------
"Sayang sekali Vanessa sepertinya kau mendapatkan antaran lagi," Ucap Mr. Robinson setelah Vanessa baru saja kembali mengatar dan melapor kepada Mr.
Tanganya terulur membuka pembukus helm dikepalanya. Ia menatap Mr. Robinson dengan letih.
"Apakah alamat kali ini lebih jauh?" Mr. Robinson menganguk samar, Vanessa yang melihatnya menghela napas panjang dan langsung memakai helmnya kembali.
"Baiklah? dimana alamat yang akan kutuju?" Tanya Vanessa sudah bersiap-siap.
"Sebentar," katanya sembali membuka buka tebal dimeja dan menjadi selipan note, karena Pak tua memiliki mata minus ia memutuskan untuk memakai kacamata miliknya.
"Itu alamatnya, saranku sebainya kau antarkan dulu alamat yang lebih jauh agar memudahkanmu Vanessa." Vanessa menganguk setelah mendapatkan Note kecil pemberian Mr.
"Baiklah kalo begitu saya pergi Mr. Robinson." Pak tua mengangguk sambil membutulkan kacamata.
Setelah Vanessa berlalu dari ruangan disana, Vanessa langsung menjalankan langkahnya mengambil makanan pelanggan.
"Vanessa!!" Vanessa menoleh mendengar teriakan Emma dibelakang tubuhnya, ditangannya juga terdapat dua minuman milik pelanggan.
"Apa kau akan mengatar lagi Vane?" Tanya Emma mengeryitkan dahi. Vanesaa menganguk sambil tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET Billionaire!
RomanceVanessa Jeanne. wanita cuek dan serba jutek. wajah tidak seceria dulu sejak ibu kandungnya menitipkan dia kepanti asuhan saat masih kecil. tapi ibunya melakukan karena semata mata dia sangat menyayangi ayah tiri nya yang jahat. Vanessa juga sering d...