Suara itu sudah tak asing lagi bagiku
Dengan jutaan tetes kenangan
Yang hampir menenggelamkanAku terhayut dibuatnya
Seakan tak sadar bahwa tiap detiknya terekam
Memikir dan menafsir
Arti dari tetes ituMungkin terlalu banyak
Sampai aku tak bisa rasakan
Genangan yang terus mendekat
Meluap dari bendungan kecil di depanku
Aku terpaku tatkala rindu ini tertuju dalam satu lirikan
Kau hadir tak menyangka
Manis tapi entah mengapa seperti buat asam
Mungkin hatimu yang pada saat itu sedang kusam
Ku coba sapa dengan secangkir kehangatanHai.. Apa kabar?
Cuma itu yang ku sampaikan
Kau seketika tersenyum
Meski tak ada satu ucappun darimu
Ku tau kau sedang menunggu
Tapi menurutku lebih kepada menunggu kepastiankuMaafkan jika tetesan ini buatmu ingat
Akan kenangan indah yang ku rasa
Terkadang ku hanya bisa membanyang
Senyum itu tak pernah pudar darimu
Yang tulus meski ada sedikit kecanggungan
Ternyata kau masih mengharap kehadiran ku
Yang dimana kini berubah jadi sang pelangi
Pelangi yang datang dikala hujan rindu menghampiri
Datang dengan pasti dan pergi tanpa sebuah pamit
Terimakasih sang hujanku~salam hangat buat hujanku~
@titikduakurungtutup
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Asa
PoetrySetiap kegelisahan dihidupku adalah suatu hal yang sangat berarti, dikala itulah hidup ini ku tuangkan hanya dengan ribuan kata dan untaian rasa yang ku pendam di sela-selanya.