"Kenapa tiba tiba nanya rumah bi kalista?" Tanya sintia bingung pada anaknya itu.
"Ada barang bi kalista yang ketinggalan ma" jawab revan yang masih berdiri di depan pintu kamar orang tuanya
"Nanti bakal dijemputnya sendiri van" jelas sintia pada revan
"Ini mainan cucu nya ma... misalnya kalau dia bingung mainan cucu nya hilang,gimana coba? ,pasti bi kalista repot karena cucunya merengek mulu" jelas revan sambil memperlihatkan mainan mobil mobilan yang ada di tangannya
"Mama kurang tau rumah bi kalista yang sekarang, setau mama bi kalista udah pindah. Tapi mama kurang tau" jelas sintia acuh
"Yaaah mama"
Entah kenapa revan ingin sekali bertemu dengan cucu bibi kalista, ia melihat sekali lagi mainan tang ada di tangannya dan menghela nafas panjang berulang kali.
"Kamu telfon aja bi kalista nya,mana tau dia mau ngambil kesini"
Bertepatan dengan penjelasan sintia,bel rumah kediaman revan berbunya beberapa kali.
"Bi tuti, buka pintunya" suruh sintia kepada pembantu baru rumah nya itu
"Iya nyonya" jawab bi tuti sambil berlari kearah pintu rumah majikannya itu.
"Ada yang bisa saya bantu non?" Tanya bi tuti kepada perempuan muda,yang mungkin sebaya dengan revan.
"Oh ini buk,saya baru pindah.jadi ini untuk salam kenal nya.... saya mau kenal sama tetangga disini" jelas perempuan itu dengan sungkan,sambil memberikan sekotak yang mungkin isinya kue itu
"Ah... salam kenal juga,jangan panggil saya ibuk, panggil aja bibi tuti" jawab bi tuti sambil mengambil kotak kue itu dari tangan perempuan muda yang sekarang menjadi tetangganya itu.
"Baik bi, kalau begitu saya pamit dulu. Masih banyak kue yang harus dibagi bagikan" pamit perempuan tersebut lalu meninggalkan rumah keluarga revan sambil bersenandung kecil.
"Siapa bi?" Tanya revan pada bi kalista yang baru saja menutup pintu rumah majikannya itu.
"Oh... itu tetangga baru yang ngucapin salam kenal, cantik loh den. Kayaknya seumuran aden gitu" jelas bi tuti sambil memberikan kotak kue itu pada revan
"Masih ada ternyata orang yang beri salam kenal kepada tetangga mereka, aku kira udah nggak ada loh bi. Melihat dari kesibukan orang orang di komplek ini" kata revan sambil memakan kue ayang ada di dalam kotak itu.
Rasa kue nya itu sangat familiar bagi revan, seperti kue buatan bi kalista waktu itu. Mungkin perasaanya saja, mana mungkin bi kalista, sedangkan kata bi tuti tadi yang mengatarkan kue itu adalah perempuan muda.
"Ya masih ada atuh aden, tapi jarang jarang... cuma satu atau dua orang, ya sudah den saya izin ke belakang dulu,saya mau lanjut mencuci piring dulu" jelas bi tuti lalu pergi meninggalkan revan yang masih asik memakan kue coklat itu.
----
Carlin mengelap keringat yang menetes di dahi nya, ia melihat masih banyak kotak kue yang harus dibagikan.
Saat memberikan kotak kue tersebut kebanyakan pembantu merekalah yang membukakan pintu,tujuan carlin kan ingin berkenalan dengan si tuan rumah bukan pembantu mereka.
Bahkan ada beberapa tuan rumah yang menyuruhnya pergi dengan mengirim pembantu mereka untuk mengusir carlin.
"Kalau bukan mama yang nyuruh, nggak bakal gue lakuin" gumam carlin masi terus berjalan
Carlin menekan bel yang ada di pagar rumah yang besar daripada rumah yang lainnya dan juga pagar rumah ini terlalu tinggi.
Menurut info yang dia terima,pemilik rumah inilah yang memiliki beberapa perumahan mewah yang ada di Jakarta, tidak hanya perumahan tetapi mereka juga memiliki perusahaan dimana mana bahkan mereka memiliki sekolah dari tingkatan TK sampai ke perguruan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CR-BABY RAFA-
Romancemelihat pacar sendiri berciuman dengan sahabat ceweknya,hati cewek mana yang nggak sakit? itulah yang dirasakan oleh carlin dulu hingga akhirnya ia memutuskan pergi dari indonesia ke amerika dengan keadaan sedang mengandung anak dari pria brengsek i...