4. Kebingungan

228 30 4
                                    


Tidak terasa 7 bulan pun berlalu.

Uang yang aku kumpulkan untuk berlatih balet sebentar lagi akan terkumpul saat ini jumlah uangku sudah mencapai Rp2.750.000 tinggal sedikit lagi untuk bisa mendaftar di tempat les balet itu , aku sangat senang karena sebentar lagi jalan menuju impianku akan terbuka.

Hari itu sepulang sekolah aku kembali ke rumah menggunakan sepeda kesayanganku ,

saat sampai dirumah aku mengucapkan salam dan mengetuk pintu beberapa kali , namun tidak ada jawaban , pintu rumah juga dikunci . Mungkin keluargaku sedang pergi.

Aku memutuskan untuk menunggu sambil duduk di teras rumah.

Setengah jam aku menunggu...

Tetapi keluargaku belum juga pulang . Tiba-tiba Pak Darma tetanggaku lewat didepan rumahku,

dan Pak Darma berkata, "Sheril, tadi ibumu sakit dan pergi ke rumah sakit diantar oleh ayahmu "

"Benar pak?" tanyaku

"Iya tadi bapak lihat lalu ayahmu meminta tolong untuk memberitahu kepada Sheril setelah pulang sekolah" kata Pak Darma.

"Terima kasih pa, kalau begitu saya akan segera kesana" kata ku.

"Yaa sama-sama , sampaikan salam pada orang tuamu ,semoga ibumu cepat membaik" kata Pak Darma lagi .

Aku mengangguk lalu aku bergegas mengayuh sepedaku menuju rumah sakit terdekat ,pasti mama pergi kesana ,karena biasanya setiap ada anggota keluargaku yang sakit selalu dibawa kesana.

Begitu aku sampai di rumah sakit aku segera memarkirkan sepedaku.

Ternyata ayahku sedang berada di dekat parkiran , aku lalu menghampiri ayahku dan bertanya bagaimana keadaan mamaku.

Ayahku pun menjelaskan bahwa mamaku menderita penyakit usus buntu , dan harus dioperasi malam ini juga karena penyakitnya sudah tergolong parah.

Tetapi uang ayahku tidak cukup untuk membiayai Operasi mama , sedangkan administrasinya harus dilunasi hari ini juga , jika tidak mamaku tidak bisa di Operasi malam ini dan itu sangat berbahaya untuk kesehatan mama.

Ayahku menelpon teman temannya untuk mencari pinjaman uang , tetapi tidak ada yang mau meminjamkan.

Lalu aku dan ayahku masuk ke ruangan tempat mama ku dirawat , disana sudah ada Amira adikku sedang menemani mama,
mama saat ini sedang tidak sadarkan diri.
Aku tidak kuasa menahan tangis melihat mamaku terbaring lemah dikasur Rumah sakit, aku tidak tega, aku ingin mama sehat seperti semula.

"Sheril, amira, kalian tunggu disini dulu ya, ayah mau keluar dulu cari makanan buat kalian." kata ayah.

"Iya Ayah" kataku.

Setelah ayah keluar ruangan , aku mendekati tempat tidur mamaku, dan aku melihat wajah mama ku ,tidak terasa air mataku menetes lagi.

Tiba-tiba aku teringat uang yang aku kumpulkan dirumah untuk berlatih balet.

Aku berpikir , apa aku gunakan uang itu saja untuk menambah kekurangan uang untuk operasi mama. Tetapi kalau aku menggunakan uang itu , pasti butuh waktu lama lagi mengumpulkan uang untuk berlatih balet. Aku bingung , sangat bingung , aku tidak tau harus memberikan uang itu untuk mama ,atau aku simpan untuk tetap berlatih balet ?

Sudah lama aku ingin berlatih di tempat balet itu , perjuangan mengumpulkan uang sebanyak itu tidak mudah, perlu perjuangan yang besar.

Aku kembali melihat wajah mama , aku sangat ingin mama kembali sehat dan bersamaku dirumah seperti dulu, akhirnya setelah berpikir panjang , aku memutuskan untuk memberikan uangku untuk menambah kekurangan dana untuk mamaku.

Biarlah kesehatan mama lebih penting daripada impianku yang belum tentu menjadi kenyataan .

Uang itu juga bisa aku kumpulkan lagi di lain waktu. Tetapi aku yakin suatu saat nanti impianku akan menjadi kenyataan.

Aku kembali bersemangat.

Ketika ayah sudah selesai membeli makanan ,aku bertanya kepada ayah

"Ayah, berapa uang yang kurang untuk biaya operasi mama?" tanyaku

"Tadi ayah mendapat keringanan dari rumah sakit, jadi uang yang kurang hanya 1 juta rupiah." kata ayah.

"Ayah Sheril boleh bantu tidak?, Sheril ada uang yang cukup hasil tabungan Sheril." kataku

"Wahh boleh sekali Sheril, kamu anak yang baik, ayah bangga mempunyai anak seperti kamu,nanti kalau ayah ada uang lebih pasti ayah ganti kok, terima kasih ya Sheril." kata ayahku sambil tersenyum senang.

Setelah itu aku pulang kerumah untuk berganti baju dan mengambil uang ,
lalu ketika aku sudah kembali ke rumah sakit aku memberikan uangnya kepada ayahku, lalu ayah segera melunasi biaya pengobatan mama di ruang administrasi, dan malam itu mama bisa segera di operasi.

Pada pukul 7 malam operasi pengobatan mama segera dimulai, malam itu cuaca sangat dingin, aku, ayah dan adikku duduk diluar ruangan, semua gelisah menunggu sambil berdoa untuk keselamatan mama.

Beberapa jam kemudian ,dokter yang mengobati mama keluar dari ruangan dan mengatakan bahwa mama sudah berhasil dioperasi dengan baik. Kami semua senang dan kami sangat bersyukur.

Setelah keadaan mama sudah membaik, beberapa hari kemudian mama dibolehkan kembali ke rumah , kami semua menyambutnya dengan riang. Aku sangat senang karena keluargaku bisa bekumpul kembali.

Dream Come True [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang