3. Khayalan

270 33 4
                                    


    Setelah aku pikir pikir , menunggu takdir saja tidak cukup, belum tentu aku ditakdirkan untuk menjadi penari balet.

Aku pun bertekad untuk berusaha agar bisa mengikuti kursus latihan balet di tempat yang kemarin aku lihat.

       Setelah pulang Sekolah aku menuju ke kamar dan memecahkan celenganku yang berbentuk kucing.

Aku menghitung uang dari celengan itu, jumlahnya Rp.650.000 masih kurang banyak untuk mendaftar di tempat les balet.

Untuk mendapatkan uang 3 juta perlu waktu lama, bisa hampir sampai satu tahun.

Aku hampir putus asa, Apa aku harus membatalkan impianku? ,tetapi aku sudah bermimpi sejak lama , kali ini aku janji akan bersungguh sungguh. Jika ada kemauan pasti ada jalan.

"Ayo mikirin apa sih? kok dari tadi mama perhatiin mengkhayal terus? " tanya mama mengagetkanku.

"Tidak kok ma, tidak ada apa-apa" kataku.

Untunglah uang dan pecahan celengan itu sudah aku sembunyikan di kolong kasur , jadi tidak ketahuan mama.

Sebenarnya aku mau menceritakannya kepada mamaku , tetapi aku takut jika mama tidak setuju, lalu memarahi ku.
Jadi terpaksa aku diam-diam.

Setelah mama keluar dari kamar , aku melanjutkan pikiranku yang tadi .

Aku mencoba mengkalkulasi , uang sakuku sehari 10 ribu, kalau aku mengumpulkan uang 10 ribu perhari , perkiraan butuh 235 hari lagi untuk menambah kekurangan uangku menjadi 3 juta. Ya ,kali ini aku berjanji pada diriku sendiri aku akan berusaha ,walaupun butuh waktu lama tidak apalah yang penting pelan-pelan tapi pasti .

      Keesokan harinya disekolah , aku belajar seperti biasa pagi ini dimulai dengan pelajaran matematika , pelajaran yang sangat tidak aku sukai. Karena menurutku matematika itu melelahkan dan membosankan yang bisa aku lihat hanya angka-angka dan angka , membuat pikiranku lelah.

Aku lebih suka dengan pelajaran bahasa dan seni. Aku mengerjakan soal yang diberikan bu guru, huhh... rumit sekali. Tetapi mau tidak mau aku harus tetap mengerjakan , jika tidak pasti ibu guru akan marah.

Saat aku sudah selesai mengerjakan , tiba tiba terlintas dipikiranku ,aku membayangkan ketika aku berlatih balet di sekolah balet yang kumau itu. Pasti asyik.

"Sheril, kerjakan soal nomor 2 didepan" ucap ibu guru memanggil namaku.

     Aku lalu tersadar dari lamunanku, dan aku melangkah ke depan untuk mengerjakan soal nomor 2 sesuai perintah bu guru. Untunglah soal itu lumayan mudah , aku berhasil mengerjakan dengan benar , lalu aku kembali ke tempat duduk dengan napas lega.

Ternyata saat aku sedang melamun tadi ,ibu guru meminta murid-muridnya mengerjakan soal secara bergantian.

KRINGG!!!!!.... Bel istirahat pun berbunyi,

semua temanku beranjak keluar kelas untuk pergi ke kantin , hanya aku yang tetap berada dikelas , karena kemarin aku sudah berjanji untuk menabung demi bisa ikut latihan balet itu.

"Sher, kamu enggak ke kantin?" kata Vanya .

"Ahh tidak, kamu saja aku tidak lapar" jawabku

"Oh, yasudah kalau begitu aku ke kantin yaa" kata Vanya sambil melambaikan tangan.

          Sebenarnya aku ingin sekali pergi ke kantin bersama teman temanku , tapi, apa boleh buat aku kan sedang mengumpulkan uang , jangan sampai rencanaku gagal lagi.

Dream Come True [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang