Setelah penutupan , ujian selesai kami diperbolehkan pulang.Aku pulang mengayuh sepedaku dengan riang, aku senang karena aku bisa lulus ujian dengan nilai tertinggi.
Oh iya, sebelumnya aku sudah berganti baju dengan Pakaian biasa, agar tidak ketahuan mama.
Saat sudah sampai didepan gang rumah ku ternyata jalanan ditutup karena ada acara Hajatan , jadi terpaksa aku memutar kembali sepedaku menuju ke jalan lain.
Huhh Lelah Sekali, rasanya aku ingin segera tiba di rumah dan menghempaskan diri ke kasur.
Aku mengayuh sepedaku lebih Cepat, akhirnya aku tiba di depan rumah.
aku memarkirkan sepedaku di teras rumah , lalu mengetuk pintu. Saat mama membuka pintu tiba-tiba mama berkata
"Habis darimana kamu Sheril?" tanya mama dengan nada marah.
"Dari les matematika ma" kataku
"Kamu berani berbohong ya? Ini apaa?." kata mama sambil menunjukan peralatan balet yang selama ini aku simpan di lemari.
Aku terkejut, aku panik pasti mama akan marah besar. Lalu mama merebut tas yang sedang aku bawa. Mama mengubrak-abrik tasku dan mengambil isinya.
"Jadi selama ini kamu membohongi mama? Kamu bukan les matematika melainkan les balet tanpa sepengetahuan mama? sudah mama bilang kamu ini sudah kelas 6 Sheril!, sebentar lagi kamu ujian. Ikut kegiatan seperti itu tidak penting, tidak ada gunanya, hanya membuang buang waktu. Mulai hari ini berhenti mengikuti balet, kamu harus belajar!" marah mama.
Lalu mama mengambil sertifikat hasil nilai ujian baletku yang baru aku dapat , dan kemudian mama merobeknya.
"Tapi ma-" Aku belum selesai berbicara
"Tidak ada tapi tapi Sheril, sekarang kamu masuk kamar dan belajar , sekarang tidak ada lagi balet, kamu dihukum tidak boleh keluar rumah selain untuk sekolah. " sanggah mama memotong pembicaraanku,
" Ma, tolong dengerin Sheril dulu, Sheril mau jelasin," pintaku dengan wajah yang memelas, meminta belas kasihan.
"Tidak perlu Sheril, sekarang masuk kamar!" perintah mama.
Aku lalu melangkah masuk menuju kamar dengan sedih, aku sudah pasrah dengan keputusan mama.
Mengapa mama tidak bisa mengerti , itu semua impianku yang sudah aku perjuangkan sejak lama.
Tetapi mama merusak semuanya, mama merusak sertifikatku begitu saja. Mama tidak memikirkan perasaanku, tidak menghargai usahaku.
Tiba-tiba dari jendela kamar banyak sekumpulan asap melintas dari arah halaman rumah. Aku penasaran dan melihat ke jendela.
Ternyata, mama membakar semua peralatan baletku , mulai dari buku, sepatu, baju, rok balet, bahkan sertifikat, tidak ada yang tersisa.
Aku bergegas untuk keluar kamar , tetapi pintunya tidak bisa di buka, rupanya mama sudah mengunci pintu kamarku, mama benar-benar mengurungku di dalam kamar.Aku hanya bisa pasrah. Air mataku mengalir saat melihat semua peralatan baletku habis dilahap api dan berubah menjadi abu.
sekumpulan asap itu terus terbang ke angkasa,
pergi bersama impianku yang mungkin tidak bisa lagi untuk ku gapai.
Aku bermimpi terlalu jauh.
Aku tidak tahu harus berbuat apa ,
aku tidak menyangka bahwa meraih mimpi itu sesulit ini.Tidak ada yang bisa aku perbuat lagi selain belajar.
Dengan langkah malas aku meraih buku pelajaranku yang terletak di atas meja belajarku.aku membacanya dengan tidak bersemangat.
Malam hari pun tiba, aku tidak bisa tidur karena aku masih terus memikirkan impianku.
Baru saja aku meraih kebahagiaan ,tapi mengapa masalah itu datang? Apa aku memang tidak ditakdir kan untuk menjadi penari balet.
Aku lalu membuka tirai jendela kamarku.Saat itu malam yang indah banyak bintang yang bertaburan, bersinar terang menerangi angkasa. Aku menikmati keindahan bintang bintang itu.
Aku ingin seperti bintang
Memancarkan keindahanku
Tak akan pernah redup
Dan selalu bersinar
Menerangi semua impianAku berpikir , mungkin aku tidak bisa lagi menggapai impianku, itu semua hanya angan-anganku saja.
Akhirnya aku harus putus asa karena tidak ada jalan lain untuk menggapai impianku , mama juga tidak memperbolehkan.
Berarti semua usaha yang kulakukan selama ini hanya sia-sia.
Seperti kata mama aku hanya membuang buang waktu saja.
Aku memutuskan untuk mengubur impianku dalam dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Come True [Completed]
Fiction générale"Berani Bermimpi, Berani Mewujudkannya " Ini kisahku dan mimpiku.. Suara hati itu memang kadang berseberangan dengan niat, karena hati itu berubah-ubah. Padahal, impianku itu hanyalah impian yang tak terlalu sulit menurutku. Impian itu sudah di depa...