Keesokan harinya aku berkeliling di sekitar rumah sakit bersama mama menggunakan kursi roda.Saat tiba di lantai 2 , mama pergi sebentar untuk mengurus administrasi pembayaran .
aku ditinggal di depan sebuah ruangan bertuliskan 8F, sepertinya itu sebuah kamar yang di tempati seorang anak kecil, karena terdengar suara anak kecil dari dalam ruangan itu.
Aku duduk di kursi roda , dipinggir koridor rumah sakit.
Aku mulai asyik mengamati keadaan rumah sakit ini . Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka.
Dari dalam ruangan itu keluar seorang anak perempuan kecil yang juga duduk diatas kursi roda sama sepertiku. Namun, aku melihat kejanggalan dalam bola matanya.
Dibelakang anak itu ada seorang nenek tua yang mendorong kursi roda anak itu. Karena penasaran aku lalu bertanya pada nenek itu.
"Maaf nek, apa ini cucu nenek?" Aku tidak bisa menahan rasa penasaranku
"Iya ini cucu saya" jawab nenek itu,
"Apa yang terjadi dengannya ,mengapa dia bisa berada di atas kursi roda?" tanyaku
" Sejak lahir ia lumpuh dan matanya tidak bisa melihat normal, jangan katakan dia buta, ia hanya melihat dengan cara yang berbeda,menggunakan hati." jelas nenek itu.
"Kemana orang tuanya?" tanyaku lagi.
"Ibunya meninggal sejak ia masih bayi, dan ayahnya tidak mau menerima keadaannya , akhirnya nenek yang merawatnya."
Aku pun mengerti penjelasan nenek itu. Aku merasa iba pada anak itu.
Aku merasa malu pada diriku sendiri, kemarin aku sempat tidak ingin hidup lagi hanya karena kehilangan kaki dan mengalami cidera tulang belakang .
seharusnya aku bersyukur , aku jauh lebih beruntung dari anak itu, aku masih mempunyai kedua orang tua yang sayang kepadaku , aku masih bisa melihat keindahan dunia dengan jelas dan aku masih sempat merasakan berjalan dan berlari-lari dengan kaki.
Anak itu lebih kecil dariku tetapi ia sangat mengerti cara mensyukuri kehidupan. Semangatnya tak pernah pudar.
"Nek apa ada orang?" tanya anak itu sambil meraba-raba sekitarnya,
Lalu nenek itu mempersilakanku untuk berkenalan dengan anak itu.
"Hai siapa namamu?" tanyaku sambil memegang tangan anak itu.
"Namaku Dhania, kau siapa?" tanya anak itu yang ternyata bernama Dhania.
"Namaku Sheril, panggil saja aku kak Sheril, jangan takut aku akan menjadi temanmu." kataku
"Terimakasih kak Sheril, aku senang bisa menjadi teman kakak." seru Dhania
"Berapa usiamu adik kecil?" tanyaku
"Aku 6 tahun kak, sebentar lagi aku mau masuk sekolah dasar" kata Dhania.
Lalu mama datang dan menghampiriku
"Sheril mama sudah selesai maaf agak lama, Oh rupanya kau dapat teman baru ya." kata mama.
Aku lalu memperkenalkan Dhania pada mama, setelah itu mama menyuruhku untuk kembali kekamarku.
Akupun berpamitan pada Dhania. Lalu aku beranjak pergi. Tetapi saat aku berjalan satu langkah.
Tiba-tiba Dhania menarik lengan bajuku.
"Bolehh aku ikut?" tanya Dhania sambil tersenyum.
Aku lalu mengajak Dhania dan neneknya ke kamarku.
Di kamarku nenek dari Dhania berbincang dengan mama. Sedangkan aku mengobrol dengan Dhania.
Kami banyak bercerita dan bercanda bersama , aku juga bercerita tentang impianku dulu menjadi seorang penari balet dan Aku bercerita bagaimana saat kecelakaan itu menimpaku.
Ternyata menyenangkan berbagi cerita dengan teman yang juga merasakannya.
Oh iya, Dhania juga bercerita kepadaku tentang impiannya menjadi seorang dokter.
Katanya Dhania ingin membantu menyembuhkan orang orang yang sakit , karena ia sangat suka membantu orang lain. Begitu katanya, sangat mulia sekali bukan?Dhania juga anak yang baik , ramah dan tidak mudah menyerah, ia tidak patah semangat meskipun ia memiliki keterbatasan fisik tetapi ia tetap semangat meraih impiannya.
Ia selalu menjalani hari-harinya dengan semangat. Dhania juga tidak pernah mengeluh dengan keterbatasan yang ia miliki.
Ia selalu bersyukur atas semua yang ia punya. Dari Dhania aku banyak belajar.
Aku sangat senang bisa mengenal dan mendapat pelajaran dari Dhania 😊.
Sejak saat itu aku dan Dhania bersahabat, aku tidak pernah merasa kesepian lagi di rumah sakit karena setiap hari Dhania selalu menemaniku, aku dan Dhania sering pergi ke taman rumah sakit dan bersenang senang disana.
Berkat Dhania satu bulan di rumah sakit menjadi terasa menyenangkan dan terasa singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Come True [Completed]
Genel Kurgu"Berani Bermimpi, Berani Mewujudkannya " Ini kisahku dan mimpiku.. Suara hati itu memang kadang berseberangan dengan niat, karena hati itu berubah-ubah. Padahal, impianku itu hanyalah impian yang tak terlalu sulit menurutku. Impian itu sudah di depa...