Keesokan harinya..Aku bangun dengan tergesa-gesa dan segera mandi juga berpakaian , karena sudah pukul 06.45 .
Aku berangkat sekolah dengan tergesa-gesa mengayuh sepedaku. Sampai di sekolah, gerbang sudah hampir di tutup , bel sekolah sudah berbunyi.
Untunglah pak satpam memperbolehkan masuk.
Aku berlari ke kelas , huftt..aku lega karena ternyata belum ada guru. Aku duduk di sebelah Vanya .
" Kok telat Sher? biasanya kamu dateng Cepet? " tanya Vanya.
"Iya, tadi aku bangun kesiangan, habisnya mimpinya seru sih, jadi susah bangun." kataku.
" Oh, aku kira kamu ga masuk, emang kamu mimpi apa?" kata Vanya.
Baru saja aku ingin menjawab.
Tiba-tiba bu guru datang, pelajaran pun dimulai.
Hari ini pelajaran pertama bahasa Indonesia. Kami semua diberi tugas membuat karangan tentang cita-cita kami . Bu guru memberi waktu 30 menit untuk membuatnya.
Aku menuliskan cita-citaku ingin menjadi seorang ballerina.
Setelah selesai, kami semua akan membacakannya di depan kelas.
Tiba Saat giliranku untuk membacakan karanganku.
Aku pun mulai membacanya kata demi kata"Cita-citaku menjadi penari balet, aku sudah lama bermimpi ingin menjadi penari balet terkenal.
Aku ingin tampil di atas panggung, menunjukan kemampuanku untuk menghibur banyak orang, aku ingin membuat orang lain senang melihatku.
Aku ingin membanggakan kedua orang tuaku, aku ingin mempunyai banyak penggemar bahkan dari luar negara .
Suatu saat nanti, saat musik mulai di putar , aku menggerakan tubuhku, menari mengikuti irama musik yang indah ,dan membuat penonton terpukau dengan tarianku. Aku ingin menjadi Ballerina."
aku selesai membacakan karangan ku. Teman teman bertepuk tangan.
"Cita-cita yang bagus Sheril, sudah sampai mana persiapan kamu untuk kelak menjadi seorang penari balet?" tanya Bu guru.
"Hehehe, belum ada persiapan apa-apa bu" kataku sambil tersipu malu.
Lalu aku kembali ke tempat duduk."Sheril? Kamu beneran mau jadi penari balet? Hahaha kamu aja ga tau apa apa tentang balet gimana bisa?" ejek Lara.
"Aku hanya menunggu keajaiban, menunggu takdir" kataku tersenyum.
Biar saja Lara menertawakanku ,
lagipula apa salah nya kalau aku ingin menjadi ballerina? Semua orang bebas mempunyai impian masing-masing, gumamku dalam hati.Aku berpikir lagi, benar juga kata Lara aku belum ada persiapan apa-apa, masa hanya menunggu keajaiban? Apa mungkin? .
setelah aku pikir-pikir , menunggu takdir saja tidak cukup, belum tentu aku ditakdirkan untuk menjadi penari balet.
Aku pun bertekad untuk berusaha agar bisa mengikuti kursus latihan balet di tempat yang kemarin aku lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Come True [Completed]
Fiksi Umum"Berani Bermimpi, Berani Mewujudkannya " Ini kisahku dan mimpiku.. Suara hati itu memang kadang berseberangan dengan niat, karena hati itu berubah-ubah. Padahal, impianku itu hanyalah impian yang tak terlalu sulit menurutku. Impian itu sudah di depa...