Bagian ini berdasarkan pengalaman si tokoh utama dalam keluarganya.Jangan kasian sama ya...haha..
------------------------------------------------------------------
Waktu itu aku masih duduk dibangku kelas VIII (delapan) SMP. Umma dan adiknya yang baru pulang dari Negara Taiwan datang menghampiriku dengan senyum yang mengembang diraut mukanya. Dia ummaku. Panutan hidupku. Mencari uang jauh ke negara orang, bekerja disalah satu pabrik besar yang berada di Taiwan.
"assalamualaikum" sapa umma saat pertama kali melihatku.
" Wa'alaikumsalam wr.wb. Ini tamu dari mana? Subahanallah berat ya bu? Sini saya bantu " ucapku sambil membantu membawa hand bag milik salah satu dari tamuku.
"berat ya bu ternyata? Hehe. Ngomong-ngomong, dari mana bu? Sepertinya dari luar negeri ini bawaannya"ucapku bingung."Cipa.. Tolong kamu buatin minuman ya buat umma dan tante cipa"perintah adik bungsu umma.
"hah? Maksudnya? " tanyaku bingung.
"iya maksud tante,buatin minuman buat umma kamu" jelasnya lagi.
"lah? Umma yang mana? Umma cipa lagi di Taiwan te,jangan buat cipa sedih karena keinget umma" ucapku sambil berjalan menu dapur.
"ehh..itu yang didalam ya umma kamu,baru sampai dari Taiwan "
"hah? Itt.. Itu.. Itu... Umma?" tanyaku dengan mata yang melebar membuat mataku ingin keluar.
"lah piye toh ndu, ndu? Mama sendiri ndak tau?"
"astagfirullah.. Tante ga bilang ke cipa kalo umma mau pulang ke Indonesia"sambil nyengir ga jelas.
"ya wes.. Sono kamu buatin dulu minumannya"
"iya te. Pasti minuman aku kalah ya sama buatan Taiwan" dengan nada yang semringah.
Saatku membuat kan minuman untuk umma,aku masih bingung dimana abiku? Kenapa disaat umma datang,mengapa Abi juga tak datang?. Padahal aku sudah rindu sekali dengan keluargaku.
" ya allah.. Dari teras rumah tadi kok cipa ga ngenali umma sama tante Vika ya? Astagfirullah.."ucapku sambil membawa nampan yang berisi teh.
"umma cuma senyum-senyum aja lagi tadi,ya allah. Cipa malu ih.. Masa umma sendiri ga ngenalin" ucapku tersipu malu.
"ayo diminum dulu teh nya mumpung lagi anget nanti keburu dingin ya ga enak lagi" sambil menaruh minuman itu didepan keluargaku." anak umma udah besar ya sekarang? Udah bisa buatin minuman nih,perasaan dulu masih minta buatin susu"kata umma yang membuatku memeluknya.
"jangankan buatin minuman, memikat hati lawan jenis ya cipa udah bisa. Kemarin aja ada yang nganterin bunga ke rumah" celetuk tanteku.
"apa sih tante.. Ga kok,tante mah gitu boong" ucapku tersipu malu
"kalo nenek cipa masih ada pasti itu cowok sudah di usir"tambah tanteku.
"astagfirullah..tik,besok kita ziarah ke makam umma ya?" ucap umma kepada tante tika adik bungsu umma ku.
"ok mba.. Beres lah pokoknya" sahut tante tika.
Keesokan harinya kami ziarah dimakam nenek ku,nenek Zahra. Ya. itu nama nenek ku(asli loh ini tidak saya ganti). Saat umur ku 11 tahun nenek ku meninggal dunia. Umma dan tante Vika masih berada di Taiwan,waktu itu umma dan tante Vika baru datang lagi ke Taiwan. Jadi umma dan tante Vika tidak diboleh kan mengambil cuti oleh pabrik tersebut . Aku dan kakakku tinggal bersama nenekku kala itu. Saat nenek meninggal,kami seolah-olah kehilangan gairah untuk hidup. Masak,mencuci baju,mencuci piring,menyapu,mengepel itu kami kerjakan sendiri.
Setelah ziarah kami pulang ke rumah,sesampainya dirumah. Aku melihat Abi ku yang baru pulang dari kota Kalimantan.
" abii... " ucapku sambil berhamburan kepelukan Abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary untuk calon imamku [COMPLETED]
Teen FictionCerita ini berdasarkan kisah nyata dan dengan dibumbui cinta, kebohongan,kebodohan,serta kesedihan. Semua nama tokoh disamarkan,agar tidak mengganggu pemilik nama. . tokoh utama disini adalah Assyfa Sabiya Az-zahra.