Serial BEST FRIENDS - 15. Itsar
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 24 Februari
-::-
"Yes, she's going to Singapore today," kataku pada Nora yang setengah tidak percaya bahwa Fanny akan bertolak ke negeri Singa hari ini. "For attending the concert. What else?" tambahku saat Nora bertanya untuk apa.
Langkah kami melaju meski hanya satu langkah saja.
"Oh," respons Nora. Aku nyengir.
Aku bisa melihat kekecewaan Nora sebab Fanny batal menghadiri kajian hari ini bersama kami.
Duh, bagaimana ya aku mengatakannya. Di satu sisi aku sedih melihat Nora kecewa begitu. Tapi di sisi lain, aku senang sebab tidak ada orang yang menganggu jadwalku dengan Nora.
Hehehe.
Hehe!
"Ayolah, biarkan aku ikut masuk denganmu..."
Satu suara membuatku menoleh, pun demikian dengan Nora. Ada satu perempuan berhijab kelabu tampak memohon pada satu orang yang berdiri di depan pintu.
"Kami sudah mengantre sejak tadi," sahut perempuan lain yang berdiri di di depan pintu tersebut. "Enak saja kau mengatakan ingin menggunakan toiletnya begitu saja."
"Ayolah, toiletnya cukup besar untuk digunakan berdua dalam satu kali penggunaan," pinta si perempuan berhijab kelabu.
"Tidak mau," sanggah perempuan di depan pintu.
Kami memang sedang berdiri di depan toilet dan sejak tadi mengantre untuk buang air. Kajian masih berlangsung di lantai utama masjid ini. Dan karena banyaknya jamaah sedangkan bilik toilet hanya beberapa, maka antrean mengular jadi masalah tersendiri.
Aku dan Nora sudah mengantre sejak tadi dan kini hanya perlu menunggu orang yang ada di toilet di depan kami keluar, Nora bisa masuk dan setelahnya aku.
Perempuan berhijab kelabu tampak sudah berjongkok. Agaknya rasa ingin mengeluarkan air dari tubuhnya begitu hebat. Wajahnya terlihat pucat. Perempuan itu menengok pada orang di sebelahnya, yaitu seorang ibu yang tengah menggendong anak, lantas kembali menghadap perempuan yang tadi dia ajak bicara.
"Di sini saja."
Beberapa pasang mata melirik pada suara yang barusan terdengar di dekat telingaku.
Iya, itu suara Nora.
"Hah?" aku melongo. Ini tinggal menunggu yang di dalam untuk keluar, maka kami bisa menuntaskan hajat kami dengan segera. Lalu, kenapa Nora malah sok-sokan jadi pahlawan sih?
Tapi si perempuan berhijab kelabu sungguh terlihat senang. Ya tentu saja dia senang. Ada seseorang yang memberinya jalan pintas untuk mendapatkan fasilitas toilet.
Huh, menyebalkan sekali melihatnya.
"Kita bisa menggunakannya bersama?" tanya si perempuan itu.
Nora menggeleng, "Afwan aku malu jika auratku terlihat," jawabnya. "Kau bisa menggunakannya di antreanku. Aku akan mengambil antrean baru di belakang."
Tepat setelah Nora bicara demikian, pintu di depan kami terbuka lebar. Orang di dalam sana keluar dan toilet kosong. Lalu agaknya, tanpa menunggu dipersilakan lagi oleh Nora, perempuan itu lekas melesat ke dalam dan mengunci pintunya.
Sementara aku hanya bisa terperangah melihat Nora.
"Lalu kau sendiri bagaimana?" tanyaku.
Sebab, tadi itu Nora yang mengajak ke toilet. Berarti dia memang butuh untuk segera menggunakan fasilitas kamar kecil di masjid ini.