Serial BEST FRIENDS – 20. Faqqih
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 4 September
-::-
"Man yuridillaahu bihi khayran yufaqqihu fiddiin; Siapa yang Allah kehendaki kebaikan untuknya, maka ia akan difaqqih-kan (dipahamkan) perihal Agama Islam."
[ HR. Bukhari dan Muslim ]
-::-
Siang agak terik ketika kami berteduh di halte bus, menunggu bus yang akan mengantar kami pulang. Sebentar lagi Asar, tapi berhubung aku dan Nora sedang dalam periode bulanan, maka memutuskan segera tiba di rumah adalah keputusan terbaik. Hawa gerahnya sejak tadi benar-benar membuatku ingin mengeluh. Hanya saja di dekatku kini sedang ada Nora, maka kutahan sebisa mungkin. Dan untuk menghindari keluhan yang mungkin akan terlontar, aku sibuk memainkan ponsel. Melihat postingan-postingan teman-temanku.
"Ck, heboh sekali sih!"gerutuku sekilas. "Lagipula badannya kurus. Keren apanya?"
"Kenapa, Queen?"
Aku menoleh, mendapati Nora melihat ke arahku. Kemudian tanpa dia bertanya lagi, kusorongkan ponselku padanya.
"Ini, ada atlet yang buka baju begitu dia dinyatakan memenangkan pertandingan," ucapku. Kudengar Nora beristighfar lantas lekas mengembalikan ponselku tadi. "Orang zaman sekarang ada-ada saja ya, Nora? Yang lucu itu, postingan-postingan orang lain terkait kejadian tersebut. Menggelikan."
Nora tidak berkomentar apa-apa. Malah menoleh ke arah kedatangan bus. Tapi bus yang ditunggu belum datang juga.
"Teman-temanmu, belum dipahamkan," kata Nora pelan.
Sukses membuatku mengernyit. "Maksudmu?"
Aku melihat ke layar ponsel yang gambarnya tadi dilihat oleh Nora. Ada sebaris kalimat di sana.
Ini benar-benar gila karena kurasa aku hamil online!
Memang tidak waras ini yang posting.
Aku menggeser layar dan menemukan kalimat yang lebih provokatif daripada sebelumnya.
Hebat di net, pasti hebat juga di bed.
"Laa quwwata illaa billaah," ucap Nora lagi. "Semoga Allah tidak menghukum kita dengan kebodohan."
Tapi...
"Teman-temanku ini bukan orang bodoh," kataku lagi. "Memang sih, mereka hanya temanku di dunia maya, tapi yang aku tahu, mereka lulusan universitas ternama. Sebagian lagi memang sudah berkeluarga. Mungkin ini lelucon---ehm, yeah, lelucon yang sama sekali tidak lucu. Setidaknya bagiku."
Nora mengangguk-angguk. Satu bus datang, tapi bukan bus yang kami tunggu.
"Fitnah dunia sudah dibuka sedemikian luasnya di hadapan kita, Queen," kata Nora, memandangku dengan tatapan sendu. "Gambar-gambar yang tidak seharusnya kita lihat, sekarang bisa kita lihat dengan sesuka hati. Disimpan di ponsel masing-masing, dipandangi, disebar. Padahal itu bukan hal yang patut untuk dinikmati."
"Huh?"
Aku tergugu.
Masalahnya, aku ingat betul, dulu juga pernah menyimpan gambar Siwon yang sedang tidak pakai baju. HUWEEE! Apa yang harus kukatakan sekarang? Itu kan zaman-zaman jahiliyahku!
Baiklah, aku diam saja!
"Tapi aku bersyukur kau sudah tidak lagi melakukannya," ucapan Nora membuatku memejamkan mata.