♡ BAB 4 ♡

335 59 0
                                    

Suga berhenti tepat di depan sebuah ruangan, yaitu ruang musik. Tempat ini biasanya digunakan para siswa untuk latihan band, entah itu bagian dari kegiatan ekstrakulikuler ataupun hanya digunakan untuk berlatih berbagai alat musik saja.

Ia kemudian membuka pintu tersebut dengan perlahan, dan mulai memasukinya dengan langkah pelan. Di sana tidak ada orang lain selain dirinya, karena bel masuk baru saja berbunyi beberapa menit yang lalu. Suga tidak masuk kelas, ia tidak peduli jika ini merupakan jam pelajaran. Ia membutuhkan waktu untuk sendirian.

Suga menghentikan langkahnya di depan sebuah piano yang terletak pada salah satu sudut ruangan. Ia mulai duduk pada kursi dan meletakkan jemarinya diatas tuts piano tersebut.

Sudah lama ia tidak bermain piano, biasanya ia selalu datang ke ruang musik dengan sengaja hanya untuk bermain piano seperti ini. Ditemani oleh Ji Eun. Dulu.

Beberapa menit berlalu, suara dentingan piano yang menciptakan sebuah melodi yang indah terdengar di seluruh sudut ruangan. Jemari tangan Suga menari lincah di atas tuts-tuts tersebut.

Kepalanya mengangguk pelan seiring melodi yang terus beriringan, sesekali Suga memejamkan matanya menikmati lantunan piano tersebut.

Suara pintu yang terbuka membuat jemari Suga terhenti, kenapa harus ada yang datang. Ia lalu menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk ruang musik.

"Di sini kau rupanya?"

Suga beranjak dari duduknya, meninggalkan piano yang sebelumnya ia mainkan.

"Kenapa di sini? Kenapa tidak mengikuti pelajaran?" Suga balik bertanya.

"Aku tidak bisa mengikuti pelajaran kalau kau tidak ada di kelas bersamaku," jawab Ji Eun.

Ya. Dia yang memasuki ruang musik. Sebelumnya ia mencari Suga yang tadi ada di kantin bersamanya. Namun, ia tidak ada ketika Ji Eun ingin mengajaknya kembali ke kelas. Karena tahu kebiasaan Suga yang selalu bermain alat musik, Ji Eun akhirnya mencoba menyusulnya ke ruang musik. Dan benar saja, tadi Ji Eun menemukannya sedang berkutat dengan piano di ruangan tersebut.

Suga mendekat ke arah Ji Eun, lalu menggenggam jemari tangannya.

"Ayo pergi, kita harus belajar."

Ji Eun berjalan sedikit terseok, mengimbangi langkah Suga yang berjalan dengan langkah besar dan cepat.

"Kenapa tadi kau meninggalkanku sendirian di kantin?" Ji Eun memulai pembicaraan setelah berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Suga.

"Kau tidak sendirian. Kau berdua dengan Taehyung."

"Tapi kan aku hanya memberikan makanan, aku rasa aku tidak terlalu lama menghabiskan waktu bersamanya."

"Kau menghabiskan waktu sampai jam istirahat berakhir."

"Hmm, maafkan aku kalau begitu," cicit Ji Eun dengan suara rendah. "Tapi, kenapa kau tidak menungguku saja? Kita kan bisa pergi ke kelas bersama-sama."

"Menunggumu yang sudah bersama orang lain? Kau bisa pergi bersamanya, kenapa harus kembali bersama denganku."

Ji Eun berdecak. "Sepertinya kau sangat tidak suka dengan Taehyung."

"Iya. Kau tahu itu."

Setelah itu, tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka berdua. Suga terlalu malas untuk membicarakan Taehyung jika sedang bersama Ji Eun. Sementara Ji Eun kesal, karena sejak dahulu Suga tidak pernah merubah sikapnya, membenci Taehyung tanpa alasan yang jelas.

Padahal, menurut Ji Eun Taehyung merupakan laki-laki yang baik dan ramah pada setiap orang. Belum lagi wajah tampannya yang diatas rata-rata tersebut, para gadis pasti selalu meneriakkan namanya kala Taehyung tersenyum atau hanya sekedar lewat di depan kelas mereka.

Bagi Ji Eun, Taehyung merupakan salah satu makhluk yang nyaris sempurna. Dan Ji Eun merupakan gadis yang beruntung karena bisa dekat dengan Taehyung. Bahkan selalu membawakannya makanan setiap hari dan mengobrol berdua pada meja yang sama di kantin. Apalagi jika Ji Eun sampai menjadi kekasih Taehyung, ah, tidak bisa dibayangkan betapa bahagianya Ji Eun.

Membayangkan semua hal itu tanpa sadar membuat Ji Eun tersenyum sendiri. Suga yang melihatnya mengernyit bingung. Kemudian ia menjentikkan jari di hadapan wajah Ji Eun.

"Hei! Ada apa denganmu? Kenapa tersenyum sendirian seperti itu?"

Ji Eun tersadar dari lamunannya. "Eh ... Oh, ah tidak. Aku tidak melamunkan apapun," jawab Ji Eun gugup.

Alis kanan Suga naik, heran dengan jawaban yang diucapkan oleh Ji Eun.

"Jadi, sejak tadi kau melamun?"

Ji Eun melongo dengan pertanyaan yang kembali dilontarkan oleh Suga. Ia kemudian hanya terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

Melihat Ji Eun seperti itu, membuat Suga memutar kedua bola matanya malas. Ia kemudian melangkah ke dalam kelas terlebih dahulu meninggalkan Ji Eun di luar.

"Yoongi! Tunggu aku eoh!" teriak Ji Eun kesal.

***

Stay With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang