♡ BAB 20 ♡

341 47 16
                                    

Semisalnya nanti ada pengulangan adegan, bagian akhirnya jangan dilewat untuk dibaca, ya. Ada yang berbeda. Oke, selamat membaca.😉

***

Sepanjang jalan menuju ruang musik, Suga tidak henti-hentinya mengajak Ji Eun berbicara. Hal apa saja ia bicarakan, agar Ji Eun tidak kembali merasa sedih. Meski sebenarnya gadisnya tidak seperti yang dipikirkan Suga, ia terlihat lebih baik saat ini. Sesekali ia juga menanggapi ucapan Suga dengan tawa kecil.

Pintu ruang musik dalam keadaan sedikit terbuka ketika Suga dan Ji Eun tiba di sana. Terdengar suara lirih seseorang di dalamnya.

"Apa di dalam ada seseorang, Yoongi?" tanya Ji Eun.

"Entahlah, ayo kita masuk saja. Toh ini merupakan tempat umum. Wajar jika ada banyak orang di dalamnya."

Suga kemudian membuka pintu tersebut lebar-lebar. Ketika melihat ke dalam, pandangannya pertama kali bertemu dengan seorang gadis yang sedang bersandar di tembok. Sementara di depannya berdiri seorang laki-laki yang mengapit gadis tersebut dengan kedua tangannya di samping kanan dan kiri tubuhnya.

Saat pandangan mata gadis tersebut bertemu dengan Suga serta Ji Eun, ia segera mendorong laki-laki yang berada di hadapannya. Sontak saja laki-laki itu terjengkang ke belakang. Gadis tersebut terlihat gugup diperhatikan oleh Suga dan Ji Eun. Melihatnya, laki-laki itu berbalik badan dan kemudian melihat keberadaan Suga serta Ji Eun. Sama seperti si gadis, laki-laki tersebut juga terlihat gugup karena kegiatannya terlihat oleh orang lain.

"T-Taehyung?!" pekik Ji Eun tidak percaya. Setelahnya, ia menutup mulutnya dan mencoba menahan isakan tangis yang dengan lancangnya lolos begitu saja.

Sementara Suga, dengan amarah yang meluap ia menghampiri Taehyung dengan segera. Kemudian, tanpa basa-basi lagi ia memukul rahang Taehyung dengan keras. Hanya butuh dua detik baginya untuk dengan mudah membuat Taehyung terkapar. Gadis yang tadi bersama Taehyung terpekik kaget melihat laki-laki yang bersamanya meringis kesakitan sambil memegangi ujung bibirnya yang sedikit robek dan mengeluarkan darah.

Tidak cukup satu kali, kali ini Suga kembali melayangkan pukulan keduanya pada Taehyung yang kemudian berhasil membuat laki-laki itu jatuh terjerembab ke lantai. Terus begitu hingga pukulannya genap berjumlah enam kali. Taehyung terkapar tidak berdaya di lantai tersebut. Ia terus meringis, memegang bibirnya yang robek dan berdarah, kemudian sedikit mengusap rahangnya yang terasa sakit saat mencoba untuk dibuka. Suga benar-benar ganas, pikirnya.

Taehyung tidak bisa menangkis semua pukulan Suga, karena sebetulnya ia memang tidak bisa berkelahi. Apalagi saat menghadapi laki-laki itu yang sepertinya sedang dalam keadaan sangat marah. Gadis bernama Irene yang sejak tadi bersama Taehyung buru-buru menghampirinya. Mencoba membantu Taehyung untuk berdiri.

"Apa maksud dari semua ini?" Taehyung dengan susah payah menggerakkan bibirnya untuk bertanya.

"Tidak usah bertanya apa maksudku menyerangmu seperti itu. Itu adalah balasan karena kau sudah berani mempermainkan Ji Eun," sahut Suga dingin.

Taehyung berdesis, bibir dan rahangnya benar-benar sakit saat ini. "Gadis sepertinya memang pantas untuk kupermainkan. Lagipula, siapa juga yang menyukai gadis bodoh macam dia."

"Kau ...." Suga menggeram marah. Ia siap melayangkan pukulan ketujuhnya pada Taehyung sebelum jemari seseorang mencekal lengannya.

"Cukup, Yoongi. Tidak perlu memperparah semuanya. Aku tidak apa, lebih baik kita pergi dari sini." Ji Eun mencoba menenangkan amarah sahabatnya. Meskipun pada kenyataannya ia memang dibuat sakit hati karena perkataan Taehyung tadi.

Stay With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang