5. LUPAKAN

31 3 0
                                    

Malam terima kasih kau sudah menghitamkan senja saya pada hari ini.

Meleburkan semua kebahagiaan saya dengan sebuah kepalsuan.

Menghadirkan titik hitam yang tidak diinginkan pada kertas putih ini.

Merasakan apa yang belum pernah dirasakan itu, menyakitkan.

Air matanya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Kini sudah mengalir di pipi dan mulai menetes ke kertas putihnya.

Mungkin kau benar malam, semua ini salah saya---kau bilang sudah.

Tapi, diri ini terus melakukannya dengan hal yang sama.

Kau bilang cukup, tapi pikiran ini malah terus melanjut.

Saya tidak bisa menyembunyikannya lagi malam, terlalu sulit untuk bisa melupakan apa yang sudah terjadi ...

Yuki membuang kertas tersebut. Air mata yang kini sedang membanjiri pipi Yuki pun terus mengalir. Malam yang buruk saat ini. Malam yang sangat pukat untuk dihadapi Yuki. Bahkan bintang dan bulan pun tidak memancarkan sinarnya malam ini. Seakan-akan malam ini benar-benar menandakan perasaan Yuki yang hilang akan sinarnya.

Kesedihan yang mendalam membuat Yuki melupakan segala hal. Bahkan semalam dirinya tertidur di meja belajar dengan tumpukan kertas yang sudah hancur. Sampai alarm yang sudah terpasang tidak dapat membangunkan Yuki. Suara pintulah yang membangunkan Yuki.

TOK ... TOK ... TOK ... "Yuki bangun Nak!" Suara Ibu dibalik pintu kamar yang masih terkunci.

Yuki terbangun sambil mengumpulkan semua nyawanya. Melihat kearah jam yang menunjukkan pukul 06.30. Yuki yang melihatnya langsung membulatkan matanya secara terang. Karena 06.30 adalah bel masuk sekolah dibunyikan. Lari ke kamar mandi, setelah itu memakai seragam. Di saat dirinya sudah berada di depan cermin, Yuki berusaha menghilangkan matanya yang masih memerah akibat semaleman menangis. Mengingat waktu yang sangat singkat, Yuki langsung lari tanpa memikirkan apapun lagi.

"Yuki ini bekalmu."

"Oh iya bu, terimakasih. Aku berangkat dulu, assalamualaikum," ucap Yuki yang sedang tergesa-gesa.

Tiba-tiba ibu menahan tangan Yuki. Ibu menanyakan kantung hitam di mata Yuki saat ini.

"Mata kamu kenapa, Nak?" Tanya ibunya yang sambil melihat serius mata anaknya.

"Oh, tidak apa-apa Bu, aku jalan dulu ya ini sudah terlambat sekali," ucap Yuki yang langsung berlari keluar.

"Iya hati-hati, ini anak ada-ada saja," jawab ibu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

*

Terlambat lagi. Iya sekarang Yuki sedang berada di kavling sekolah, dimana dirinya haru membersihkan kavling tersebut. Hingga bel istirahat pertama berbunyi. Yuki pun diperboehkan untuk memasuki kelas. Dengan mata yang masih berat, Yuki melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju kelas. Sedangkan yang lainnya berkeluaran kelas untuk istirahat.

Novi, Rahma, dan Sari sudah menunggu di kelas 11 ACC A.

"Ini dia nih yang dicari-cari warga," ucap Sari yang tidak ditanggapi oleh Yuki.

Menaruh tasnya di bangku, lalu menaruh kepalanya di atas meja. Ketiga temannya bingung sekali melihat tingkahnya ini.

"Yuk---Yuki kenapa kamu?" Tanya Novi sambil memegang bahu Yuki.

Yuki sudah tidak tahan harus menyimpan ini sendirian. Akhirnya Yuki mengangkat kepalanya menghadap Novi, lalu memeluk Novi secara erat serta air mata yang mengalir.

F(x)=Y_#HOGWARTSExamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang