15. THIS IS NOT THE END

31 3 0
                                    

Hai, buat para dedaunan yang selalu setia atas kedatangan hujan.

Kali ini saya ingin mengucapkan terima kasih pada Anda.

Karena Anda mengajarkan titik Y bagaimana cara menunggu masa di bawah terik surya.

Walaupun warna mu sudah mulai kekuning-kuningan saat ini ...

Tapi, kau mampu menampung rasa pedih ini sendirian.

Untuk selalu bertahan pada batang ranting yang tumbuh bersama kau.

Terima kasih atas semua kisah mu ...

Meskipun saya tidak bisa hadir di saat gugurmu tiba.

Salam hangat di bulan April, dari koordinat Y.

Yuki masih terbelenggu atas perkataan Kak Ibra tadi sore. Apakah pembicaraan Kak Ibra berhubungan dengan Fin? Atau kan itu hanya ilusi dan pendengaran Yuki yang salah?

Tidak tau apa maksudnya, Yuki pun kini sudah membaringkan tubuhnya di atas kasurnya yang hangat.

*
"Oke Fin, lu harus memeberanikan diri buat besok. Mungkin besok adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan segalanya," ucap Fin yang terlihat bingung sendiri di kamarnya sambil memandangi cermin di depan mukannya.

*
Hari dimana kelas 12 harus meninggal sekolah, yaitu wisudaan kelas 12 pun tiba. Hal ini membuat The CM harus ke sekolah untuk membantu anak OSIS persiapan acara. Di hari ini juga segala rumus yang sulit ditebak pada akhirnya terjawab.

Yuki sudah siap dengan kerudung hitamnya ditambah dengan almamater birunya.

Fin juga sudah terlihat sangat siap dan rapi. Kemeja biru dongker dengan dasi belang-belang biru, serta jas hitamnya sudah dikenakan olehnya.

Sesampainya Yuki di sekolah, Yuki pun menuju ruang mading. Kali ini sudah ramai sekali di lapangan. Seluruh kelas 12 yang wanita sudah terlihat cantik dengan berbagai motif kebayanya. Sedangkan, yang laki-laki sudah terlihat tampan dengan kemeja serta jas yang mereka gunakan masing-masing.

Saat hendak masuk ke ruang mading, tiba-tiba saja Kak Ibra menghampiri Yuki dan membuat Yuki terkejut bukan main.

"Eh, Yuki ayo sini," ucap Kak Ibra sambil menarik tangan Yuki untuk berada di lapangan.

"Kenapa nih, Kak?" Tanya Yuki dengan detak jantung yang tidak bisa normal, tangan yang dingin disertai getaran yang dahsyat.

"Fin mau ngomong nih," ucap Kak Ibra dengan senyuman jahilnya sambil membawa Yuki ke tengah lapangan.

Yuki menghentikan langkahnya dan melepaskan genggaman Kak Ibra dari tangannya.

"Tidak mau Kak. Aku nggak enak sama siapa yang lain. Aku nggak mau buat orang terluka lagi," ucap Yuki.

Saat Yuki bicara seperti itu, Aiya pun juga menghampiri Yuki sambil merangkul Yuki.

"Tidak ada yang terluka lagi kok. Kamu tidak perlu khawatir Yuk, yang lalu biarlah berlalu ya. Sekarang kamu harus bisa melihat yang baru," ucap Aiya yang berada di samping kanan Yuki dengan tersenyum.

Aiya pun menggandeng tangan Yuki kali ini untuk mengajak Yuki ke lapangan.

"Ayo, Fin ngomong ini Yuki udah gua bawa," tambah Kak Ibra sambil terkekeh.

"Iya Fin cepetan ngomomg," tambah Aiya yang ikutan terkekeh.

Ya, kali ini Yuki tepat berada dihadapan Fin. Yuki benar-benar nggak berani untuk menatap matanya. Suara Fin pun terdengar jelas saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

F(x)=Y_#HOGWARTSExamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang