"Jika semua rangkaian kata-kata indah saya tidak balance dengan kenyataan, saya akan belajar untuk mengikhlaskannya." –Yuki Cahira.
Selamat malam,
Dari penunggu kebalance-an.
*
Kejadian malam itu. Membuat Yuki selalu teringat atas sikap Fin yang konyol. Tapi, semenjak kejadian pembajakan itu, Fin sudah tidak mengirim pesan pada Yuki. Sikap Fin yang seperti F(x) pada titik stasioner dimana ia akan menaik dan tiba-tiba menurun, ini membuat Yuki berusaha untuk melupakannya.
Tapi, di malam yang sepi dan dingin ini. Yuki masih tidak bisa melupakan akan hal tersebut. Satu sisi F(x) itu sama seperti titik Z. Sedangkan, sisi lain bilang F(x) sudah ada di koordinat Y.
Yuki masih teringat satu kejadian disaat pembagian rapot bayangan semester 1 hari itu.
Dirinya sedang diri di balkon depan kelasnya. Menatap indah kavling yang berdekatan dengan musolah sekolah. Saat itu Yuki melihat Fin yang baru keluar dari musolah. Dirinya sedang memakai sepatu. Saat Yuki memandanginya, Fin pun juga memandangi balik Yuki. Pada kejadiaan itu hanya mereka berdua dan Allah yang mengetahuinya. Yuki tidak tahu apakah Fin ikut merasakan gelombang tersebut atau bahkan tidak sama sekali.
Yuki yang tersadar akan lamunannya itu kembali ke alam nyatanya. Yuki langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur dan berusaha untuk memejamkan matanya.
*
Tidak terasa langit pun sudah cerah, terkena sinar pagi mentari. Yuki kembali siap untuk ke sekolah. Mengawali hari ini untuk bergegas ke ruang mading.
"Nanti akan ada rapat bulanan. Pastikan kau tidak akan terlambat."
Itulah tulisan di papan tulis ruang mading, ketika Yuki hendak memasukinya ternyata masih sepi. Akhirnya, Yuki memutuskan untuk naik ke kelas.
Melakukan segala aktifitas seperti biasanya dengan Rahma, Novi, dan Sari.
Tidak terasa waktu kembali berputar sangat cepat. Bel pulang pun sudah berdering.
KRING! KRING! KRING!
Yuki melangkahkan kakinya menuju ruang mading tercinta.
Seperti biasanya Ibu ketua sudah di tempat.
"Assalamualaikum, baru kamu seorang Kar?" Tanya Yuki sambil menaruh tasnya.
"Wa'alaikumsalam, iya nih."
Tidak lama kemudian ada seseorang yang mengketuk pintu.
TOK! TOK! TOK!
"Iya masuk saja," gumam Kartika.
Tapi, pintu masih berbunyi. TOK! TOK! TOK!.
Yuki yang geram langsung bangun dari tempat duduknya dan membuka pintu tersebut.
KREK! Ternyata itu Kak Ibra.
"Kak Ibra, bukannya masuk aja jugaan," ucap Yuki.
"Dikirain siapa, masuk Kak," tambah Kartika.
"Iya makasih. Kalian tidak ada rapat?"
"Ada tapi yang lainnya belum pada datang," jawab Yuki.
"Oh. Kakak mau bicara sebentar dong sama kamu Yuk," ajak Kak Ibra.
"Dimana Kak?"
"Nih, duduk di depan saja," ucap Kak Ibra yang sudah mulai duduk dibangku luar ruangan mading.
KAMU SEDANG MEMBACA
F(x)=Y_#HOGWARTSExam
Teen FictionF(x)=Y "You are like complicated composition Function" Mungkin itu yang menggambarkan kisah cinta Yuki. Seorang wanita yang berhijab ini tidak tahu banyak tentang rumusan cinta, sehingga dirinya harus terjebak dalam tatapan palsu Zunan. Hingga ma...