Bab 2

3K 237 6
                                    

Selamat membaca~ :D

.

.

.

-Sakura-

Aku tak benar-benar telah tertidur lelap setiap kali Naruto masuk ke dalam kamarku karena kenyataannya aku belum bisa tertidur lelap sebelum Naruto menyapa'nya', usia'nya' memang baru menginjak usia 3 bulan, 'dia' belum bisa menendang tapi entah kenapa aku bisa merasakan apa yang 'dia' rasakan, seperti 'dia' yang selalu gelisah sebelum Naruto menyapanya seolah-olah dia tak mau tertidur jika belum mendengar suara Naruto, dia yang murung setiap aku bersikap tak acuh pada Naruto, dia yang merasa senang saat Naruto mengkhawatirkannya dan aku sudah sadar jika sejak awal kehamilanku, aku memang selalu menginginkan kehadiran Naruto hanya saja amarah dan rasa sakitku akibat perbuatan Naruto dulu lebih mendominasi sehingga aku mengabaikan keinginan'nya'. Maafkan Kaa-san, Sayang.

Aku belum terbiasa menggunakan kata janin maupun anakku sehingga aku lebih sering menggunakan kata 'dia'. Aku memang membenci Naruto tapi aku juga sangat menantikan kelahiran 'dia', aku sangat menyayangi'nya' sehingga aku rela menikah dengan laki-laki yang saat ini sangat aku benci supaya dia tak merasa kekurangan kasih sayang seorang ayah dan tak merasa telah dipisahkan dari ayahnya, aku rela berhenti dari kuliahku agar aku lebih fokus pada kehamilanku karena ingin melihat dia lahir dengan selamat dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apapun. Maafkan keegoisan Kaa-san tapi apapun yang terjadi Kaa-san akan selalu menyayangimu.

Air mataku mengalir saat aku teringat sikap Naruto tadi, ingin sekali aku mencegahnya untuk pergi, memintanya untuk berbaring di sampingku tapi egoku mengalahkan segalanya. Seandainya kau tak memperkosaku mungkin hal ini tak akan terjadi, seandainya kau memintaku untuk memilihmu secara baik-baik mungkin aku akan mempertimbangkannya. Maafkan aku, aku tak bisa menjadi istri yang baik seharusnya kau lebih memilih wanita seperti Hinata bukan wanita sepertiku yang hatinya terpaut pada laki-laki lain, bukan hanya kau yang merasa sakit, aku juga demikian aku merindukan hari-hari saat kita masih menjadi sahabat yang tak terpisahkan.

Hoek... Hoek...

Morning sickness memang telah menjadi kegiatan rutinku akhir-akhir ini. Seperti kegiatan rutinku akhir-akhir ini, aku selalu bangun lebih awal dari Naruto karena walaupun aku tak menginginkan pernikahan ini tapi tetap saja aku akan melakukan kewajibanku, setidaknya aku tetap memasak dan membersihkan tempat ini. Oleh karena itu aku selalu bangun lebih awal dari Naruto agar bisa menyiapkan sarapan untuknya setelah itu aku akan kembali ke dalam kamar tanpa menunggu Naruto ke luar kamar karena aku memang tak ingin bertatap muka dengannya.

"Kau baik-baik saja, Sakura?"

Jujur aku cukup terkejut saat mendengar suara Naruto dan otomatis langsung menegakkan posisi tubuhku yang memang tadi sedang menunduk menghadap wastafel, dari cermin aku bisa melihat wajahnya yang menunjukan kekhawatiran, padahal dia baru bangun tidur tapi sudah tak terlihat seperti orang yang masih mengantuk atau jangan-jangan Naruto sudah bangun sejak tadi? Naruto itu tipikal orang yang sangat susah untuk bangun, beberapa hari ini dia juga tak bangun walaupun aku mengalami morning sickness tapi aku justru lebih memilih Naruto tetap tidur karena berada di posisi saat ini justru membuatku menjadi dilema, disatu sisi aku ingin tetap mempertahankan egoku yang masih membencinya tapi disisi lain aku tak bisa memungkiri jika aku membutuhkannya sebagai tempat bersandarku karena menghadapi morning sickness seorang diri terkadang membuatku ingin menangis belum lagi 'dia' yang selalu ingin berada di dekat Naruto.

"Kamu membutuhkan sesuatu, Sakura?"

Dari cermin aku bisa melihat Naruto yang berjalan mendekatiku, awal aku ingin menyerah, mungkin sudah waktunya berdamai dengan Naruto tapi saat Naruto menyentuh pundakku banyangan itu datang lagi, bayangan-bayangan saat Naruto memperkosaku tanpa menghiraukan keadaanku. Aku tak menanggapi perkataan Naruto, hanya berbalik dan menuju pintu keluar bersikap seolah-olah tak ada orang di sana.

Our Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang