Don't like? Don't read!
Selamat menikmati hidangan dari Sora~ 😘
.
.
.
.
.
-Shinachiku-
"Aku memang tampan," ujarku narsis sambil menatap pantulan wajahku di depan cermin kamar mandi. Baiklah waktunya bersiap-siap, aku sudah tak sabar untuk berangkat sekolah lebih tepatnya tak sabar untuk bertemu dengan Hika. "Ah, kenapa tersenyum seperti orang idiot?" kataku saat aku sadar jika bayanganku di cermin sedang tersenyum. Oke, ini gila. Aku baru mengenal Hika itupun tak bisa dibilang baik tapi aku tak bisa berhenti memikirkannya, entahlah mungkin karena menyenangkan bisa mengerjai Hika. Habis anak perempuan lain tak semenarik Hika saat aku mengerjain mereka.
Baiklah aku sudah siap, seragam rapi, buku semua sudah dirapikan," rambutku memang keren, apanya yang seperti durian?" gumamku saat melihat pantulan di cermin, menyisir rambut jabrikku menggunakan jari-jari. Lihat, rambutku keren kan? Oke, waktunya keluar untuk sarapan, ngomong-ngomong sarapan aku jadi teringat kejadian semalam, padahal aku sebetulnya sangat ingin menghabiskan waktu bersama Ibu tapi selalu saja susah bagiku untuk mengutarakan apa yang aku rasakan kepada Ibu dan berujung pada tubuhku yang tak sesuai dengan hatiku, hatiku ingin memeluknya tapi tubuhku justru menjauh, aku ingin makan malam bersama tapi mulutku justru menolaknya. Pasti Ibu sakit hati, biasanya Ibu sudah berangkat tapi semoga saja Ibu belum berangkat jadi kami bisa sarapan bersama dan aku akan meminta maaf pada Ibu.
"Kenapa kalian di sini?" aku spontan mengatakan itu ketika sampai di ruang makan dan melihat Ibu dan Ayah sedang menyantap sarapan bersama, aku memang sudah menyiapkan diri bertemu dengan Ibu tapi aku tak ingin bertemu dengan Ayah.
"Kami menunggumu, Sayang. Ayo sini, kita sarapan bersama," ujar Ibu sambil menepuk kursi yang ada di sampingnya dan aku tak menolaknya.
"Ibumu ingin kita bertiga menghabiskan akhir pekan bersama, kamu ingin kemana?" ujar Ayah saat aku sudah duduk.
"Aku sudah ada janji dengan Kakek Minato," ujarku sebelum meminum segelas susu yang sudah Ibu sediakan untukku, "aku berangkat."
"Shina roti bakarnya belum kamu makan," ujar Ibu sambil menatapku sebelum aku beranjang dari dudukku, "aku tidak lapar."
"Shina, hari ini Ayah akan mengantar Ibumu jadi kenapa kita tidak berangkat bersama saja?" ujar Ayah saat aku mulai berjalan keluar ruang makan.
"Tidak usah."
Suasana hatiku benar-benar buruk, kalau saja hanya Ibu yang meminta, aku pasti tak akan menolaknya tapi Ayah? Oke belum saatnya aku membahas ini. "Lupakan, lupakan, lupakan!" ujarku pada diriku sendiri, masa bodoh kalau ada yang lihat aku berbicara sendiri. Yosh! Harus segera sampai di sekolah, aku tak sabar bertemu dengan Hika, eh teman-teman yang lain juga hehehe.
"Pagi, Shina."
"Pagi." Itu sapaan dari temanku dan ada beberapa sapaan lagi dari teman-temanku, atau sekedar tersenyum dan menganggukan kepala saat kami berpapasan. Sekolahku ini sangat anti bullying, antar murid juga semua saling tolong menolong dan selalu bersikap ramah, tak ada penghormatan yang berlebihan atau teriakan para fans kecuali saat perlombaan dan karena sekolah ini terdiri dari tingkat TK sampai SMA, di SMA pun aku lihat sama saja bahkan anak SD seperti aku bisa dekat dengan anak SMA, pokoknya semua anak di sini menyenangkan.
"Pagi, teman-teman." Sapaku saat memasuki kelas 5-B, kelasku. Setelah mendapat balasan salam dari teman-temanku aku melangkah ke tempat dudukku, aku duduk di baris ke tiga dari depan paling kanan sebelah dinding yang lurus dengan pintu, aku duduk bersama dengan Inojin sementara Hika duduk di pojok kiri paling depan berhadap-hadapan dengan meja guru, sejenak aku lirik dia yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Aku taruh tas sekolahku di atas meja, seperti biasa Inojin sedang menggambar, ayah Inojin seorang pelukis yang telah memiliki galery sendiri jadi wajar jika Inojin pandai menggambar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Wedding
FanfictionApapun alasan kita menikah, berhasil atau tidaknya pernikahan itu semua kembali ke diri kita. Rumput tetangga terkadang lebih indah tetapi jika kita bisa merawat taman kita sendiri hasilnya akan lebih indah. Naruto by Masashi Khisimoto Narusaku Sas...