9th

11.1K 524 10
                                    

Enjoy~~
.
.
.
.
.
.
.
Gua capek banget hari ini seriusan. Tapi gak tau kenapa gua malah sempet masak nasi goreng buat gua sama si Alfi. Padahal gua biasanya lebih baik kelaparan daripada harus masak. Mungkin ini gambaran kalo nanti gua harus hidup berkeluarga.

Anjir.

Mikirnya kejauhan.

"Enak gak?"

"Ehak hahet," dia ngangguk-ngangguk sambil ngunyah nasi di dalem mulutnya. Gua cubit pipi gembilnya itu.

"Telen dulu makanannya, baru jawab,"

Dia ngangguk lagi, terus nelen makanannya. "Enak banget!"

Gua senyum liat tingkah bocahnya. Kalo dipikir-pikir, seharian ini gua bukan kencan, tapi ngurus anak paud.

"Abisin makanannya, aku mau pulang,"

Tiba-tiba dia berhenti ngunyah.

"Pulang ke mana?"

"Ke rumahku lah,"

"Kenapa gak nginep semalem lagi?"

"Bahaya rumah kosong ditinggalin dua hari,"

"Tapi besok kan masih libur,"

Gua acak-acak rambutnya, "libur bukan alesan,"

"Tapi aku mau kamuuu,"

Gua tau 'mau' disini berarti apa.

"Mau gimana pun juga, aku harus tetep pulang, sayang,"

CIEEE SAYANG CIEEE

Dia nunduk pasrah, meluk terus nyium pipi gua. Berasa mau mengembara mencari kitab suci aje dah :v.

"Hati-hati, ya,"

Sambil senyum, gua ikut ngelambai ke dia, terus mulai jalan ke arah pulang.

Kling!

"Halo, dengan saudari Dena?"

:3:3

(Alfi)

Gua ngerebahin badan ceking gua di ranjang. Masih gak rela soal kepergian Dena.

"Argh!"

Gua peluk selimut putih gak bervolume di sebelah gua. Ngebayangin itu Dena. Terus...

Oke, pikiran gua mulai kotor.

"Alfi~ Mama pulang~" kata Mama nyanyi seriosa ala Ibunya Rudy Tabootie sambil buka pintu kamar gua.

"Hm," bales gua.

"Spike mana sayang?"

"Udah pulang Ma,"

Dan Mama pun terkejut.

"Kok kamu gak nahan sih? Mama udah beli makanan buat kalian berdua," Mama ngangkat plastik putih gede.

Gua ngebalik ke samping.

"Tau ah Ma,"

"Loh? Kalian gak berantem kan?" Alis Mama saling bertaut. Gua ngegeleng.

"Cuma agak kesel sih. Padahal besok masih libur, tapi dia maen balik aja," rengek gua sambil cemberut.

Mama senyum.

"Sayang, Dena punya urusan lain juga. Siapa tau dia pulang gara-gara lupa matiin kompor atau mesin cuci, kan berabe," Mama ngepuk-puk punggung gua. Gua ngehela nafas.

"Sekarang abisin dulu cheesecake nya, jarang-jarang kan kamu dapet dua porsi,"

"Hore!"

:3:3

DAMN (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang