Enjoy~
.
.
.
.
.
(Alfi)Gua berangkat sekolah sambil males-malesan. Duffle bag gua ketinggalan dan gua gak punya tas lagi, jadi gua berangkat sambil gak bawa tas.
"Terus bukunya gimana?"
"Gapapa, Ma. Alfi punya 'buku ajaib' kok,"
Diatas adalah hasil percakapan berfaedah gua sama Mama. Buku ajaib yang dimaksud itu buku tipis dimana kita nulis suatu pelajaran yang ketinggalan bukunya.
"Lah, tas kamu segede babon gitu masa isinya 'buku ajaib' doang?"
"Ada banyak keajaiban di tas Alfi, Ma. Bukan cuma bukunya doang,"
"Ya udah deh terserah kamu,"
Dan itulah akhir dari percakapan pagi ini.
"Alfi, ini tas kamu isinya apa aja sih, berat banget?" Tiba-tiba Dena dateng sambil nenteng dua tas. Tasnya sendiri di gendong, duffle bag gua di selempangin. Berasa emak-emak mau piknik aja.
"Uuu, cayangku. Berat ya?"
"Iya, berat. Makanya ambil satu,"
Gua pun ngegendong kedua tas itu, sekalian sama Dena Denanya.
"Alfiii, udah dibilang ambil satuuu,"
"Satu doang gak bikin aku kenyang,"
"Kenyang apaan emang aku makanan,"
"Kamu makanan 'enak' yang bikin aku 'lapar' tiap hari,"
"Apaan sih, mesum!"
"Kamu aja yang mikirnya gitu,"
:3:3
"Sandara! Kamu ini SG andalan kita! Masa gak bisa nerima overhead pass!" Teriak coach gua. Gua nyibir sambil ngusap-ngusap telapak tangan.
"Maaf! Sekali lagi!"
Coach gua mulai ngelemparin bola dari atas kepalanya, gua yang udah bersiap dari tadi ngebuka jari-jari gua tepat didepan muka. Dan akhirnya bola mendarat bagus tanpa mengenai kulit muka gua sedikitpun.
"Bagus!"
Gua langsung ke bangku cadangan. Gak latihan individu. Entah kenapa stamina gua agak turun akhir-akhir ini. Mungkin efek kemaren semaleman gua tidur diluar. Makan pun cuma bekal yang dibikin sama Dena. Dipikir-pikir gua nekat juga sih.
"San!"
Gua noleh ke belakang terus ngeliat Leo lagi duduk bareng sama Dena.
"Kalo lu gak kuat bilang aja," katanya. Gua ngasih tanda 'ok' pake jari gua.
"Priiitt!!"
Kedua kapten tim ngelakuin jumpball, dan kapten tim lawan yang berhasil mukul bolanya.
"Move! Move!"
Gua gak bertugas menghadang, dan emang gua gak biasa ngehadang. Gua cuma nunggu bola, nangkep bola, masukin bola.
"Sandara! Jangan kaku-kaku gitu!"
Denger suara coach yang membahana itu bikin gua lari ngejar bola yang ada di bawah kendali point guard lawan.
"Hup!"
Point guard itu nge passing bola nya ke shooting guard tim nya. Bahaya nih.
"Kapten!"
Kapten tim gua ngehadang set shoot SG tim lawan, tapi gagal. Tim lawan dapet 2 poin.
"Don't mind!"
Pertandingan lanjut lagi. Tim gua keliatan lebih agresif mungkin karena ketinggalan beberapa angka. Tapi gua beda. Gua ngerasa jadi bocah linglung yang cuma lari-lari sempoyongan di lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN (GxG)
Teen Fiction"Gua gak inget terakhir kali kulit ini bersentuhan sama orang lain," WARNING!GIRLXGIRL! LESBI! LGBT! I TOLD YOU BEFORE Cr. LovelySasaeng 2018