" Dia sangat menyebalkan.. lepaskan aku Hana-chan "
" Tunggu Arisa tahan emosimu "
Siang itu saat jam istirahat kebetulan Sasuke-kun pergi ke ruang guru meninggalkan aku bersama Arisa dan Hana-chan. Aku menceritakan semua yang terjadi pada Arisa juga Hana-chan. Dan seperti yang kami duga Arisa naik darah dan ingin memberi pelajaran pada Sasuke-kun.
Dan saat Arisa mulai tenang akupun melanjutkan ceritaku tentang perasaan yang dikatakan Sasuke-kun kemarin.
" Lepaskan aku Arisa.. lepaskan aku.. "
" Tahan Hana-chan.. tahan.."
" Aku benci melihat orang munafik "
Dan kali ini Hana-chan yang naik darah usai mendengar ceritaku. Saat kami merasa Hana-chan mulai tenang, entah kenapa aura sekitarnya justru menakutkan.
"Heh..hehe.. aku akan membuatnya mengakui perasaannya padamu Hinata..hehe.. tenang saja.. " senyum sadis Hana-chan.
" Hi..Hinata.. sebaiknya kau berhati-hati dari sekarang " ucap Arisa.
" Ha..Ha-i.. " jawabku.
Sejak itu keadaan di kelas berubah. Entah kenapa aku merasa teman-teman menjadi semakin atraktif padaku terutama siswa lelaki.
" Yang piket hari ini tolong kumpulkan tugas dan bawa ke ruang guru " perintah Sensei.
" Ha-i " seru kami.
" Kiba-kun, hari ini kau yang piket kan? " tanya Hana-chan.
" Ah " angguk Inuzuka-san.
" Hinata bantu Kiba-kun membawa buku ke ruang guru "
" He? "
" Ii kara "
Saat aku menoleh pada Sasuke-kun.
" Biar saya bantu Hime-sama "
" Sasuke kau dipanggil Kakashi-Sensei " ucap Arisa.
" Nanti aku pergi "
" Kakashi-sensei bilang sekarang juga "
Disaat Sasuke-kun sibuk negosiasi dengan Arisa, aku pergi bersama Inuzuka-san meninggalkannya atas perintah Hana-chan.
Kejadian itu tak hanya terjadi sekali tapi sudah berlanjut hingga berhari-hari. Aku merasa Hana-chan dan Arisa mencoba menjauhkanku dengan Sasuke-kun.
Dan seperti dugaanku, dihari ketiga rencana Arisa dan Hana-chan menjauhkan kami. Sasuke-kun mulai kesal dan marah.
" Hyuga-san tolong bantuannya ya " ucap salah satu teman pria di kelas.
" Ha- "
" Kerjakan sendiri " potong Sasuke-kun.
Besoknya.
" Hyuga-san kau mengerti tentang medis kan, bisa kau ajarkan sedikit pada kami " ucap beberapa pria dari klub bola.
" Bo-boleh sa- "
Bruk
" Pelajari sendiri " ucap Sasuke-kun menyodorkan setumpuk buku.
Keesokan harinya.
" Hyuga-san kau cukup mahir menjahit bisakah kau mengajari kami " ucap beberapa pria dari kelas lain.
" Belajar dengannya " ucap Sasuke-kun menyodorkan seorang siswi perempuan anggota klub jahit.
Setiap kali siswa laki-laki mendekat dan coba bicara denganku, Sasuke-kun langsung menahan dan menyudahi obrolan. Bahkan saat pulang sekolah, aku harus menunggu sekolah sepi sebelum keluar kelas.
" Sa.. Sasuke..kun.. "
" Ha-i.. Hime-sama.. "
" Ka-kau..baik..baik saja? " tanyaku ragu.
" Ha-i.. saya baik "
" Ta-tapi ada yang.. aneh.. denganmu belakangan ini.. "
Dia diam tak langsung menjawab.
" Sa..Sasu- "
" Sebenarnya Hime-sama.. "
" Hm? "
" Saya sendiri tidak tau apa yang terjadi pada diri saya.. hanya saja.. belakangan saya merasa anda lebih dekat dengan pria lain selain saya "
Aku cukup terkejut mendengar pengakuannya.
" Dan setiap kali saya melihat anda bicara dengan pria lain ada perasaan kesal juga marah yang saya rasakan "
" Ka-kau..cemburu..? " tanyaku ragu.
Onyx itu membulat sempurna menatap lavenderku, akupun sesaat terkejut melihat ekspresinya.
" Go-gomen " ucapku menunduk.
Untuk sesaat keadaan tenang. Tak sepatah kata terucap dari bibir kami. Hanya semilir angin memainkan tirai jendela.
" Sasu- "
" Hinata-sama.. "
Aku langsung diam.
" Apa saya aneh? "
Melihatnya dengan ekspresi seperti itu tak lagi bisa aku berkata.
" Kadang kala saya merasa egois dan tak ingin siapapun bicara dengan anda "
Deg
" Kadang kala saya juga merasa bahwa saya adalah orang yang paling dekat dengan anda "
Kau mengakuinya Sasuke-kun! Kau mengakui perasaanmu padaku!
" Dan- "
" Sa..Sasuke-kun.. " potongku cepat.
" Ha-i.. Hime-sama "
" Ka-kau.. mencintai..ku..? " tanyaku lirih.
Dia bungkam seketika mendengarnya. Aku lantas menatap onyx itu lekat berharap dia juga mengakuinya kali ini.
" Masaka.. Hime-sama anda berpikir terlalu jauh " ucapnya.
Lavenderku membulat sempurna mendengarnya. Kau masih tetap mengelaknya!
" Tapi- "
" Hari sudah mulai gelap Hime-sama.. sebaiknya kita pulang " ucapnya berlalu.
Aku membatu di posisiku dengan air mata yang mulai mengalir perlahan. Ini menyakitkan.. sangat menyakitkan.
~Skip~
YOU ARE READING
Relationship
FanfictionAku bukan siapa-siapa, aku tak ada artinya. Aku ada untuk mu dan selalu siap mati atas perintahmu.