" Ha..ha..ha.. "
" Perhatikan kuda-kuda kalian "
" Osu "
usia ku 5 tahun saat mengikuti latihan bela diri untuk pertama kalinya.
" Baiklah cukup untuk hari ini " ucap pelatih.
Semua berhambur keluar barisan dan kembali rumah masing-masing.
Aku Sasuke Uchiha, putra kepala keluarga Uchiha yang setia mengabdikan jiwa dan raga demi keluarga Hyuga.
Sejak kecil orang tua ku sudah menanamkan rasa tanggung jawab juga kesetiaan untuk keluarga Hyuga.
" Ini adalah Hinata Hime-sama, usianya sama denganmu " ucap Oka-san.
Tubuh mungil dengan balutan kimono bersembunyi dibalik istri Hiashi-sama. Wajahnya begitu cantik dan memikat siapapun yang melihatnya.
" Suatu hari nanti kau akan menjadi pengawalnya Sasuke "
" Hontou? "
" Um.. kau senang? "
" Ha-i "
Aku tersenyum dan kembali memandang foto Hime-sama ditanganku.
" Aku akan melindungimu Hime-sama.. aku tidak akan membiarkan seorangpun menyentuhmu.. aku berjanji " batinku.
Sejak itu aku berjanji pada diriku sendiri bahwa bagaimanapun aku harus menjadi pengawal Hime-sama. Dengan
semua usahaku melewati berbagai pertandingan yang diadakan di klan Uchiha, akupun berhasil memenangkannya.
" Sudah diputuskan, Sasuke yang akan menjadi pengawal Hinata Hime-sama putri Hiashi-sama " ucap Tou-san.
Saat itu usiaku sudah menginjak 15 tahun. Aku tersenyum bangga meski tubuhku penuh luka.
" Aku berhasil Hime-sama.. aku berhasil.. " batinku.
Hari itupun datang saat dimana aku diperkenalkan pada Hime-sama untuk pertama kalinya setelah 10 tahun lalu aku hanya melihat fotonya.
" Kawai " gumamku.
Sungguh. Kalau ada kata yang lebih untuk mewakilkan semua kecantikan dan keanggunan itu.
Aku tak tau harus berkata apa, aku benar-benar telah terpikat padanya. Semua tentangnya semakin sempurna dimataku.
Meski begitu aku harus tetap bertanggung jawab akan pekerjaanku. Dan bersikap profesional meski hati terus mengelak dan meronta.
Cklik.. cklik...
" Sempurna " gumamku.
Dengan sedikit usaha aku berhasil membuat kamera tersembunyi pada ujung katana ku. Dengan begini aku bisa merekam dan mengambil gambar secara bersamaan tanpa diketahui Hime-sama.
Bisa dibilang aku sudah menjadi stalker atau penguntit. Apapun sebutannya aku tidak peduli, aku hanya ingin Hime-sama. Itu sebabnya aku tak pernah mau melepas pedang ini meski sedetik.
Ditengah kesibukanku mengambil gambar tersembunyi, sebuah acara festival sekolah membuatku jengkel. Dari menyuruhku memotong kayu hingga menjualku demi keuntungan kelas.
Dan yang paling membuatku jengkel adalah saat mereka memakaikan kostum Tinkerbell pada Hime-sama. Ini benar- benar membuatku marah, sangat. Bukannya aku tidak suka melihat Hime-sama seperti itu, hanya saja pakaian itu terlalu banyak mengekspose tubuhnya yang seharusnya hanya untukku.
" Sial.. menyebalkan.. " gumamku.
Aku berjalan menyisir kelas mencari Hime-sama yang berlari dengan kostum seperti itu. Dan saat aku berhasil menemukannya.
YOU ARE READING
Relationship
FanfictionAku bukan siapa-siapa, aku tak ada artinya. Aku ada untuk mu dan selalu siap mati atas perintahmu.