Akhirnya

550 65 15
                                    

Besoknya saat bertemu sikap Sasuke-kun aneh, lebih aneh dari sebelumnya. Dia selalu menghindari kontak mata denganku. Dia membiarkan aku bicara dengan siapapun tanpa terkecuali.

" Bakayarou "

" Arisa tenang.. Arisa.. "

Pagi itu di toilet perempuan aku menceritakan semua yang terjadi kemarin pada Arisa juga Hana-chan.

" Hinata maafkan aku.. aku tidak menyangka semua akan begini "

Hana-chan memeluk dan menenangkanku.

" Aku juga minta maaf Hinata " sahut Arisa.

Sekarang aku benar-benar tidak tau apa yang harus kulakukan. Aku meminta Arisa juga Hana-chan untuk tidak mengambil tindakan apapun.

Jika kau ingin semua kembali seperti dulu maka aku akan kembali seperti dulu.

Dan permainan antara Hime dan pengawalnya pun dimulai. Sasuke-kun kembali bersikap kaku padaku, begitupun denganku. Meski sangat sulit untuk mengabaikannya.

" Hime-sama anda sudah selesai "

" Hm "

Sore itu sepulang sekolah, saat kelas mulai sepi. Aku yang baru datang dari ruang guru lantas mengambil tas dan bersiap keluar tanpa sedikitpun menatapnya.

Greb

Tiba-tiba tangannya meraih jemariku, menahanku.

" Hime-sama saya tidak tau apa yang terjadi tapi jika saya bersalah saya mohon maaf "

" Hm " anggukku tanpa melihatnya.

" Hime-sama "

" Sudah mulai gelap " ucapku menahan gugup juga tangisku.

" Ha-i "

Dia lantas melepas genggamannya.

Beberapa hari berselang, permainan ini terus berlanjut meski aku sadar dia sudah tidak tahan.

" Ada yang terluka.. ada yang terluka.. "

Saat pelajaran PE seseorang berteriak dan membuyarkan konsentrasi orang-orang di lapangan.

" Hinata.. Sasuke pingsan terkena bola "

Deg

Aku langsung bangkit dan berlari sekuat tenaga menuju ruang kesehatan.

" Sensei "

" Hyuga-san.. dia baik-baik saja, hanya saja sepertinya dia demam sejak pagi tadi makanya saat terkena bola dia langsung pingsan " terang guru disana.

" Um.. "

" Silahkan kalau kau ingin melihatnya "

Ku buka tirai itu dan melihatnya terbaring lemah di tempat tidur dengan sedikit lebam di keningnya.

Perlahan ku pegang jemarinya, hangat. Wajahnya memerah dan nafasnya tersengal.

" Mengapa kau diam saat kau lemah seperti ini " batinku menatapnya.

Aku terus duduk disini menunggunya hingga sadar.

" -sama.. Hime-sama... "

Ku buka mataku perlahan melihat sekitarku. Shimata.. aku ketiduran!

" Maaf saya membangunkan anda " senyumnya.

" Ba-bagaimana keadaan- "

" Saya baik.. sudah lebih baik.. " potongnya.

" Kepala mu- "

" Ha-i.. sudah tidak apa-apa " potongnya lagi.

Apa-apaan ini. Dia menghindari setiap pertanyaan dan perhatianku, dia bahkan menjaga jarak denganku saat aku ingin menyentuhnya.

Sedih.. apa kau sebegitunya tidak ingin mengakui perasaanmu padaku Sasuke-kun?

" Hime-sama anda tidak perlu terlalu khawatir pada saya, ini hanya demam biasa "

Lagi, mengatakan hal menyebalkan.

" Saya bukan siapa-siapa, tidak seharusnya anda sampai menunggu saya seperti ini "

Lagi-lagi tidak menghargai perhatianku.

" Bahkan kalau saya tidak ada pun anda- "

" Mo ii " kesalku.

" Ha-i? "

" Selalu..Selalu seperti itu "

" Maksud anda? "

" Kau tidak pernah menghargai hidupmu, tidak menghargai perhatianku dan aku benci melihat sikapmu itu "

Ah emosiku meledak.

" Terlalu mudah bagimu mengatakan mati, apa kau tidak memikirkan aku sekalipun saat kau mengatakan itu? "

Dari ekspresinya aku tau dia kaget juga bingung.

" Apa kau tidak pernah sekalipun berpikir apa yang akan terjadi padaku jika kau tidak ada? "

" Hime- "

" Siapa yang akan melindungiku jika kau tidak ada "

Kini air mataku ikut mengalir seiring dengan emosi yang meluap-luap.

" Hime-sama saya.. "

" Mo ii.. jika itu memang keinginanmu, aku tidak peduli lagi "

Greb

Lavenderku membulat seketika. Dia memelukku!

" Tolong.. jangan menangis lagi.. " ucapnya.

Percuma. Tangisku semakin pecah saat kau mengatakan hal itu tepat di telingaku.

" Aku menyukaimu Sasuke-kun.. aku menyukaimu.. jangan pernah katakan untuk pergi dan mati karna aku akan selalu menunggumu disini "

Dia melepas peluknya seketika.

" Hime- "

" Aku menyukaimu.. aku menyukaimu.... " ucapku menunduk.

Butuh waktu beberapa detik hingga dia memelukku lagi.

" Saya juga.. saya sangat mencintai anda Hime-sama.. anda segalanya bagi saya " ucapnya mengeratkan peluk.

Sore itu di ruang kesehatan menjadi saksi pernyataan cinta kami berdua.

~Skip~


RelationshipWhere stories live. Discover now