Pagi ini usai sarapan.
" I-itekimasu " ucapku berpamitan.
Didalam mobil.
" Eh "
" Saya boleh duduk disini Hime-sama? "
" Ah..um.."
Sasuke-kun yang biasanya selalu duduk didepan tiba-tiba meminta ijin untuk duduk disampingku. Agak mengejutkan tapi ya sudahlah.
" Hime-sama apa anda merasa dingin? "
" Eh? "
Sebuah kain panjang diletakkan di pangkuanku.
Blush
Yang paling membuatku terkejut adalah saat dia menggenggam tanganku dibalik kain itu. Aku menoleh padanya sesaat namun dia membuang muka.
Ugh.. aku malu!
Setibanya di sekolah dia bersikap normal kembali.
Saat jam istirahat.
" Heeeee... "
" Ha..Hana-chan.. Arisa..suara kalian.. "
Aku tak tau harus bagaimana melihat ekspresi terkejut mereka yang membuat kami menjadi pusat perhatian sesaat.
" Kau atau dia yang menyatakan pertama kali? " bisik Arisa.
Kupalingkan wajah sesaat, malu mengingat kejadian kemarin karna nyatanya akulah yang pertama mengaku padanya!
" Sudahlah Arisa itu tidak penting " ucap Hana-chan.
Meski berbisik kami mulai mengerti satu sama lain.
" Hime-sama minuman anda "
" A-arigatou " ucapku meraihnya.
" Ah ada nasi di pipi anda Hime-sama "
Dia mengambil sesuatu di pipiku lalu memakannya.
Blush
Seketika wajahku merona. Ku palingkan wajahku sesaat dan terkejut karna Arisa dan Hana-chan juga tersipu!
Saat jam pelajaran usai.
" Hime-sama anda masih ingin disini? "
" A-aku ingin.. menyelesaikan tugasku "
" Ha-i.. boleh saya duduk disamping anda? "
" U-um " angukku.
Sekolah telah usai tapi aku masih ingin menyelesaikan tugas dari sensei di perpustakaan. Aku bangkit mencari buku referensi di beberapa rak buku.
Saat aku kembali Sasuke-kun sudah terlelap sambil duduk. Perlahan ku dekati dia dan menatapnya.
" Dia benar-benar tidur " batinku.
Aku masih berdiri didampingnya menatap lekat pada surainya yang terlihat kaku.
Aku ingin memegangnya.. aku ingin memegangnya...
Ketika aku sudah bersiap ingin menyentuhnya tiba-tiba Sasuke-kun menoleh padaku.
" Ah go-go-gomennasai " ucapku berbalik dan bersiap kembali ke tempatku.
Greb
Dia menahanku lalu meletakkan tanganku di kepalanya.
" Eh "
" Sentuh sebanyak yang anda inginkan "
Lavenderku membulat sesaat tapi kemudian aku tersenyum saat aku tau kalau surainya tidak sekaku itu, bahkan sangat lembut.
Saat aku tengah menikmatinya tiba-tiba dia mendongak menatapku. Akupun langsung menghentikan kegiatanku seketika.
" Hime-sama bolehkah saya memeluk anda? "
Blush
Ku palingkan wajahku darinya dan mengangguk perlahan. Dia lantas meraih pinggulku dan memelukku erat.
" Ah kenapa kau harus meminta ijin padaku.. ini membuatku malu " batinku.
Setibanya dirumah.
" Hime-sama jika di izinkan ingin rasanya saya selalu bersama anda "
Deg
" Tapi itu tidak mungkin kan " senyumnya.
Diapun bersiap pergi.
Greb
Kali ini aku yang menahannya.
" Be-besok.."
" Hm? "
" Ke-ke-kencan.. "
Blush
Mengatakan hal itu saja sukses membuat wajahku merah legam.
" Saya akan sangat menantikannya " ucapnya sebelum pergi.
Besok sekolah libur dan aku memaksanya untuk kencan denganku. Apa yang harus kulakukan!
~Skip~
YOU ARE READING
Relationship
FanfictionAku bukan siapa-siapa, aku tak ada artinya. Aku ada untuk mu dan selalu siap mati atas perintahmu.