Nara merasa sangat lelah hari ini, mungkin ini karenan tugas yang kemarin ia kerjakan. Ah. Sungguh mengesalkan. Untung saja mata pelajaran dosen killer itu hanya ada satu minggu sekali. Yah. Bersyukurlah ia hanya sehari saja terkena hukuman itu.
Baru saja ia ingin melangkahkan kakinya ke koridor, tapi ia mendengar sesuatu. Pria itu tergelak, bahkan ia tak memungkiri saat teman-temannya bertanya jika ia hanya ingin mendekati gadis itu lalu setelahnya mungkin akan membuang dirinya? Nara menghela nafasnya. Yah. Ia memang tau jika Jungkok itu playboy, tapi ini sungguh keterlaluan.
"Yak! Kim Jungkok!" Ujar Nara mulai menghampiri gerombolan namja itu, gadis itu mengepalkan tangannya.
"Oh Nara? Sejak kapan kau disana?" Ujar Jungkok terkejut.
"Aku tau jika kau seorang playboy, tapi tak kusangka akan separah ini ckck." Gadis itu berdecak. Yah. Ia tadi sempat mendengar jika Jungkok berhasil mendapatkan Nara sebagai kekasihnya, maka gadis itu hanya akan menjadi simpanannya saja. Hell... Memangnya dirinya ini barang?
Bukannya wajah bersalah atau perasaan menyesal tapi pria itu hanya tertawa, lalu ia mulai menghampiri gadis itu, Nara sedikit menelan ludahnya. Pria ini gila. Ia sudah tau jika Jungkok tidak waras.
"Kenapa menjauh? Bukankah kita harus lebih sering berdekatan?" Pria itu menyeringai, Nara membulatkan matanya saat tanpa sadar ia memundurkan langkahnya yang membuat punggungnya harus merasakan kerasnya dinding dibelakangnya.
"Brengsek." Desis gadis itu.
"Yah. Aku memang seperti itu Nara, jadi kurasa aku tak perlu lagi bersikap lembut kepadamu." Entah kenapa tubuh gadis itu kaku, mungkin karena tatapan mengintimidasi dari pria itu. Sungguh ia merasa kesal dan takut disaat bersamaan.
"Mau kutunjukkan sesuatu?" Bisik pria itu, lalu mulai merapatkan tubuhnya ke gadis itu. Membuat Nara menahan mati-matian agar tak menampar wajah pria itu, Jungkok menyeringai lalu tanpa diduga pria itu memegang tangan Nara lalu menciumnya dengan brutal.
Nara masih terkejut, tubuhnya tak bisa bergerak. Sial. Ini semua karena pergerakannya ditahan oleh pria itu. Setelah mendapatkan tenaga lebih gadis itu mendorong tubuh Jungkok agar menjauh, sontak pria itu terhuyung kebelakang hampir saja jatuh jika teman-temannya tak membantu makhluk sialan itu.
"Yak! Kau pikir kau siapa?! Bisa memperlakukanku seperti itu?!" Geram Nara, pria itu tertawa sambil terus menjilat bibirnya. Manis bibir Nara masih terasa. Ah. Ia menyukainya.
"Aku? Kau bertanya siapa aku? Haha." Pria itu seolah mendengar sebuah lelucon dari bibir gadis itu. Yang benar saja Nara tak mengenal siapa keluarganya? Hei, dia ini pemilik perusahaan Real Estate terkenal di Seoul. Semua orang pasti akan bertekuk lutut dihadapannya. Terutama wanita, tentu saja.
"Dasar gila." Desis gadis itu semakin geram, dengan tindakan Jungkok yang masih saja berusaha mendekatinya. Dengan kesal karena tangannya telah ditarik, Nara mencoba melepaskannya lalu menampar pipi pria itu dengan keras.
"Bajingan, brengsek!" Seru Nara tak terima. Pria itu geram. Ia merubah wajah yang tampak lembut dengan sifat aslinya.
"Dasar jalang." Ujarnya tak terima karena tamparan Nara. Pria itu kemudian mendekati gadis itu untuk menamparnya. Berani sekali jalang itu menamparnya?
Nara memejamkan mata, ini tidak seimbang. Tiga lawan satu, ia yakin jika tamparan Jungkok akan membuat bibirnya berdarah lalu pria gila itu akan melakukan hal yang buruk kepadanya. Nara berdo'a dalam hati. Lama ia menunggu tapi kenapa ia tak merasakan tamparan itu? Matanya sedikit terbuka, untuk mengetahui apa yang terjadi.
Punggung tegap seseorang yang ia kenal kini tengah berada dihadapannya. Kyuhyun! Kenapa pria itu bisa ada disini?
"Pergilah, dan jangan buat masalah." Ujar Kyuhyun yang masih menahan tangan Jungkok, ternyata pria itu lebih kuat dibanding Jungkok. Nara tak mengerti, kenapa Kyuhyun kini sering terlihat? Terlebih disaat ia membutuhkan pertolongan. Apa pria itu malaikat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Dress•Kyuhyun (END)
Fanfic#11 kyuhyun (14/07/2018) Keegoisanku yang tak bisa membiarkanmu pergi. -Cho Kyuhyun