"Nona! Nyonya Nami pingsan dan dilarikan ke rumah sakit!" Nara yang baru saja meletakkan beberapa peralatan makan di dapur yang sempat Kyuhyun gunakan tadi, tiba-tiba terkejut setelah mendengar kabar itu.
Ia bisa merasakan jika degub jantungnya berpacu dengan cepat dan perasaan takut juga gelisah mulai menghinggapinya.
"Mona, tolong bantu aku kesana!" Ujar Nara cepat kepada sang gadis pelayan itu. Ia sengaja meminta bantuan Mona karena ia yakin jika rumah ini sudah dijaga ketat oleh para penjaga Kyuhyun, ia sangat tau jika Kyuhyun tak akan pernah membiarkannya pergi dari rumah ini.
"Ta-tapi... nona... sa-saya..."
"Kumohon... jika terjadi hal yang lebih buruk kepadanya, dan aku tak ada disana, maka hidupku akan benar-benar hancur." Ujar Nara memohon kepada pelayan itu, Mona yang baru beberapa bulan bekerja disini memang sudah mengetahui perihal kejadian yang telah dialami nona Nara karena para pelayan selalu saja bergosip tentangnya, terlebih tuan Kyuhyun yang begitu posesif kepada nona Nara.
"Baiklah! Saya akan membantu dan memohon kepada kepala penjaga!" Mona berlari keluar pintu utama, Nara bernafas lega saat Mona bisa membantunya.
"Bertahanlah... kumohon...." Nara meremas dadanya yang berdenyut nyeri. Rasanya sangat sakit. Hal ini seperti deja vu baginya. Apakah nasib nenek Nami akan sama seperti ayahnya? Kenapa ia selalu saja mendengar kabar yang tak baik? Kenapa hal buruk ini seolah terulang kembali?
"Maafkan aku nek." Nara diam-diam menangis, ia segera mengusap air matanya yang jatuh saat Mona kembali dan memberikannya satu buah jaket yang tebal dan lebar.
"Pakailah, dan saya akan menemani anda kesana." Ucap Mona dengan wajah prihatin.
"Terima kasih." Nara tersenyum saat menerimanya dan memeluk tubuh Mona dengan hangat.
"Mari, saya antar kemobil." Nara pun melepaskan pelukannya dan matanya melirik keatas, dimana kamar Kyuhyun berada. Kyuhyun sedang tertidur karena pengaruh obat. Bisa dipastikan jika Kyuhyun akan tertidur selama 2-4 jam. Maka itu juga merupakan tolak ukurnya untuk segera kembali kerumah ini agar Mona tak disalahkan karena telah membawanya keluar rumah.
••◽◽••
Minho masih saja terduduk, tangan pria itu tetap setia menggenggam tangan neneknya dengan raut penyelasan, pria itu menundukkan kepalanya sejak dua jam lalu. Suara pintu yang terdengar dan langkah kaki yang terburu juga suara gadis membuatnya menolehkan kepala.
"Nenek..." Itu suara Nara, tunggu... bagaimana bisa Nara pergi dari rumah?!
"Nara?" Minho terlihat terkejut akan kehadirannya, mata Nara terus tertuju kepada nenek Nami yang masih saja tak sadarkan diri diranjang rumah sakit.
"Maafkan aku...." Nara menggenggam erat tangan nenek Nami lalu mengecupnya perlahan. Bagaimanapun nenek Nami adalah orang telah menyelamatkan dirinya disaat ia tak tau harus pergi kemana lagi. Nenek Nami begitu baik kepadanya. Seharusnya ia tau diri dan membalas kebaikannya, tapi karena nenek Nami melibatkan Kyuhyun dalam kehidupannya ia sungguh merasa terkhianati.
"Minho oppa, apa kau baik-baik saja?" Nara berbalik, melepaskan tatapannya kepada nenek Nami dan kini mulai melihat wajah Minho yang masih saja terlihat bekas luka disana. Ini semua karena dirinya, jika saja Minho tak datang untuk menyelamatkannya pasti semua ini tak akan terjadi kepada Minho.
"Maafkan aku hiksss..." Nara memeluk tubuh Minho, merasa menyesal dengan apa yang terjadi. Pria itu membalas pelukan Nara dengan erat. Rasa rindu kepada Nara kini tersalurkan.
"Oppa... Maafkan aku hiksss karena telah membuatmu masuk kedalam hidupku yang rumit." ujar Nara kembali dan kini Minho mengelus rambut gadis itu dengan lembut. Minho perlahan melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Nara dengan ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Dress•Kyuhyun (END)
Fiksi Penggemar#11 kyuhyun (14/07/2018) Keegoisanku yang tak bisa membiarkanmu pergi. -Cho Kyuhyun