Part 6◽Date

3.1K 281 38
                                    

Dengan langkah tergesa ia sedikit mempercepat langkahnya lagi dan lagi. Sial! Andai saja ia tak melupakan dokumen penting di penthouse miliknya pasti ia tak akan bergegas seperti ini.

Sambil menelpon seseorang disebrang sana. Ia terus melangkahkan kakinya lebih cepat dari sebelumnya.

Masih menunggu lampu berubah warna menjadi hijau ia sesekali melirik jam tangannya. Rasanya lama sekali.

Matanya tetap fokus kedepan jalan tapi ada sesuatu yang sempat ia lihat. Jaraknya cukup jauh dari tempatnya berdiri. Lalu terlalu sulit untuk melihatnya dengan jelas karena kerumunan orang yang berlalu lalang semakin banyak saja.

Merasa penasaran ia memutuskan untuk menghampiri seseorang yang tampak berteriak kearahnya. Tapi benarkah? Baru saja langkahnya ingin kesana tapi lagi-lagi rombongan para pejalan kaki membuatnya mengikuti langkah mereka.

Ah. Sudah lampu hijau ternyata!

Dengan cepat dan mencoba menghilangkan rasa penasarannya tadi ia pun melangkahkan kakinya untuk segera pergi dengan masih bertelpon tentunya.

"Yah. Sekalian pesankan aku makanan dan antarkan kepenthouse milikku. Iya. Atas nama Han Yian. Tentu saja bodoh!

••◽◽••

Nara memeluk gulingnya dengan erat. Ia terus tersenyum sepanjang hari. Ah, apa ini mimpi? Gila! Apa benar Cho Kyuhyun mengatakan hal itu?

Gadis itu berteriak histeris, ia merasa sangat senang sekarang. Ternyata pria itu mencintainya juga.

"Nara! Apa kau baik-baik saja?" Pintu diketuk dan Nara mendengar nada khawatir dari ibunya.

"Iya, aku baik-baik saja. Bahkan sangat baik!" Balasnya. Nara tak tau jika ibunya diluar hanya mengeryitkan alisnya bingung. Ada apa dengan anaknya itu?

"Kalau begitu cepatlah turun untuk sarapan." Ujarnya ibunya lagi.

"Ne, eomma!" Balas Nara dari dalam kamarnya.

Nara kembali tersenyum. Ia semakin memeluk erat boneka putih berbentuk panda tersebut. Lalu menempelkan dengan sengaja hidungnya kesana.

"Hei, Pandi. Kurasa pernikahanku akan bahagia." Ujarnya senang. Pandi. Nama bonekanya. Ia menamainya seperti itu, sungguh lucu bukan?

"Baiklah, kurasa aku harus mengisi perutku dulu. Karena kau tau? Kyuhyun akan mengajakku jalan-jalan hari ini! Wow! Tak terduga bukan?" Ujar Nara antusias. Jika boneka itu makhluk hidup pasti dia hanya bisa menggeleng melihat reaksi Nara yang sedikit gila kali ini.

••◽◽••

Prangg..

Haneul yang baru saja tiba, langsung membulatkan matanya. Ia sadar jika adiknya kembali membuat ulah yang tak terduga.

"Jino!" Teriaknya sambil berlari menaiki lantai dua, dimana kamar Jino berada.

"Nuna..." Lirih pria yang berbeda dua tahun dibawahnya itu, dengan tatapan mata terluka. Haneul memeluk tubuh Jino dengan erat.

"Kau kenapa hmm?" Tanya Haneul mencoba menenangkan Jino. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya kepada Haneul.

"Nuna, bisakah kau membawa Nara kepadaku?" Tanya Jino dengan wajah penuh harap. Cih! Ia meminta si jalang Nara untuk bertemu?

"Yang benar saja! Untuk apa kau meminta untuk menemuinya?" Ujar Haneul merasa kesal. Jino menunduk lalu terlihat sedih kembali. Gadis itu mendenguskan nafasnya kesal.

"Aku akan usahakan kau bisa bertemu dengannya." Jino tersenyum lebar dan kembali memeluk tubuh kakaknya itu.

"Jika aku berhasil membawa Nara, berjanjilah kau mau dirawat dan kumohon padamu untuk makan dengan teratur. Kau sudah beberapa hari ini tak makan." Jino langsung mengangguk. Ah. Ternyata kehadiran Nara mungkin bisa membantunya. Bagaimana pun, meski ia tak rela melihat wajah Nara, mau tak mau ia harus menemui gadis itu agar Jino merasa lebih baik.

Wedding Dress•Kyuhyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang