Chapter 1

2.1K 68 1
                                    

  Aku tahu

Mungkin kau telah berhasil dalam misi melupakanku yang pernah menjadi milikmuMungkin kau telah berhasil dalam keadaan mengabaikan kenangan bersamakuMungkin kau telah lebih unggul dalam menemukan kebahagiaan baru

***D***

Hidupku hampa setelah beberapa tahun terakhir ini entahlah aku enggan membuka diri untuk orang lain. Setelah sakit yang teramat dalam aku rasakan. Hatiku seperti hancur berkeping-keping setelah kejadian itu membuatku mati rasa.

Aku berjalan memasuki kamarku aku sangat lelah hari ini setelah bekerja seharian ini. Setelah menyelesaikan banyak proyek hari ini. Aku mempunyai perusahaan jasa wedding organizer yang membuat kesibukanku semakin bertambah. Banyak sekali pekerjaanku di kantor.

Aku memang wanita yang dingin namun ketika bertemu dengan clientku aku bersikap semanis mungkin karena aku tahu clientku selalu datang bersama calon isterinya jadi aku tak usah takut.

Aku memang tak pernah tersentuh oleh yang namanya cinta dan laki-laki entahlah minatku terhadap laki-laki sekan hilang bukan karena ditinggal pacar atau oleh orang yang sangat ku cintai namun oleh sahabatku yang sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri.

Setelah membersihkan diriku aku berjalanan menuju meja kerjaku. Keluargaku memang sedang tidak ada dirumah aku yakin orang tuaku sedang pergi belanja atau hanya sekedar hangout atau bahkan makan malam romantis diluar sana. Memang setelah papaku pensiun dari perusahaannya, kegiatannya hanya menghabiskan waktu dengan mamaku. Kakaku yang saat ini menjadi CEO diperusahaan ayahku memang sering lembur entahlah mungkin memang pekerjaannya sangat banyak.

***

Setelah rutinitas mandiku aku merasa sangat segar hari ini. Aku merasa lebih fresh hari ini dari pada tadi malam. Sepertinya kenangan itu telah berlalu. Dengan pakaian formal untuk ke kantor aku keluar dari kamarku menuju meja makan untuk sarapan bersama orang tua dan kakakku. Aku langsung duduk di sebelah mamaku dan mengambil sarapanku. Kami semua sarapan dengan tenang.

"Shill sudah lama sekali mama tak bertemu Cakka?" Jleb pertanyaan macam apa ini. Pagi-pagi begini mama membuat moodku hancur.

"Hmm aku pun ma" aku menjawab dengan singkat. Karena memang akupun tek pernah bertemu dengan Cakka.

"Kemana dia sekarang Shill? Masih sibuk di Jerman kah? Apa dia tak ingin main lagi kesini?" pertanyaan mama seperti menyerangku.

Bagaimana aku menjawabnya wong akupun tak tahu bagaiamna kabarnya sekarang. Masih hidup atau tidak pun aku gatau.

"aku gatau ma. Aku juga gak pernah kabar-kabaran lagi sama dia"

"Loh kenapa? Kalian berantem?"

"enggak ko ma, udah ah ma aku berangkat deh udah siang, pa ka aku berangkat" dari pada aku harus menjawab pertanyaan mama yang bertubi-tubi lebih baik aku berangkat ke kantor saja.

"Oke oke hati-hati"

Aku pun langsung mencium tangan papa mama dan berpamitan kepada kakakku. Dan langsung keluar dan melajukan mobil Honda jazz berwarna biru kesukaanku itu dengan kecepatan standar.

"Hey Shill?" sapa salah satu sahabatku Via

"Hey Vi? How do you feel this time?"

"I am good Shill. Di bulan ini sampai dua bulan kedepan kita punya banyak client Shill ada sekitar 8 pasangan yang mau pake jasa kita"

"oke gua liat dong daftar clientnya Vi?"

"Oke oke gua ambilin dulu"

Via memang sahabatku semasa SMA dulu. jadi aku dan dia sudah tidak canggung lagi ya walaupun dia bekerja sebagai asisten pribadiku tapi aku tak pernah menganggapnya sebagai bawahanku, aku memanggapnya seperti partner kerjaku. Aku sangat suka dengan kinerjanya yang sangat memuaskan dan selalu bersikap profesional.

Perusahaanku memang sebuah perusahan Wedding Organizer tapi jangan salah selain sebagai WO perusahaanku juga menaungi beberapa tempat-tempat seperti café, salon bahkan pernak pernik seperti butik toko perhiasaan dan sebagainya karena memang untuk menunjang kebutuhan utama perusahaanku sebagai wedding organizer.

Tapi selain WO aku juga membuka travel dan resort di beberapa wilayah di bawah naungan perusahaan papaku. Pendonor saham tersebasar diperusahaanku memang perusahaan papaku. Tapi banyak sekali bahkan beberapa perusahaan besarpun banyak yang bekerja sama dengan perusahaanku.

Sivia atau yang sering ku sapa Via adalah asisten pribadiku bahkan sebagai tangan kananku. Karena terkadang aku ingin menangani langsung pernikahan clientku dan perusahaan akan dihandle oleh Sivia. namun sebaliknya ketika aku sedang sibuk dengan perusahaan, Sivia yang akan handle acara wedding clientku.

Tok tok tok

"Iya masuk" ucapku

"Miss ini ada kiriman bunga"

"Dari siapa ?"

"Saya tidak tahu Miss, pa satpam yang mengantarkannya kemari"

"Oke terima kasih"

Sudah kesekian kalinya aku mendapatkan kiriman buket dan beberapa boneka serta coklat bahkan boneka tersebut tak pernah ku bawa pulang, kado-kado yang tak pernah ku buka dan buket yang tak pernah ku lihat siapa pengirimnya dan surat di dalam bunga tersebut tak pernah ku baca. Setelah menerima aku selalu langsung menaruhnya di meja samping meja kerjaku. Karena menurutku melakukan semua itu hanya membuang waktuku saja.

***

Hari ini aku akan bertemu dengan clientku yang sudah beberapa bulan lalu aku menganlnya. Aku akan makan siang bersama CEO perusahaan Jacob group sebuah peruhaan yang menangani furniture.

"Hey Mr. Gabriel? Apa kabar" Aku beruaha memang muka setajam mungkin. Berbeda saat aku bertemu dengan temanku yang sudah ku kenal apabila dengan orang asing aku akan berusaha sedingin mungkin.

"Baik, Mrs. Shilla silahkan duduk. Anda mau pesan apa?"

Setelah meeting yang lumayan lama dengan Gabriel aku memutuskan untuk pamit.

Ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan Gabriel. Sudah kesekian kalinya aku bertemu dengan Gabriel. Aku memang sering terlihat kaku didepan orang baru aku terlihat dingin tak tersentuh tapi sebenarnya aku hanya berjaga-jaga saja.

"Mrs. Shilla bawa mobil atau diantar supir?"

"Bawa mobil ko Mr, saya permisi"

Aku langsung keluar dari restoran tersebut dan menuju parkiran tempat mobilku berada. Aku langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilku untuk kembali ke kantor.

***

Author POV

Gabriel Jacob adalah seorang CEO muda dan sukses. Segalanya ia miliki bahkan semua wanita selalu menatapnya memuja. Hanya satu yang selalu mengabaikannya yaitu Ashilla Calvary. Ashilla adalah satu satunya wanita yang membuatnya selalu berfikir keras untuk mengejarnya.

Setelah acara makan siang dengan shilla, Gabriel langsung melajukan mobilnya ke kantornya. Ia kembali dengan keadaan frustasi karena tidak bisa berlama-lama lagi dengan Shilla.

"Hey dude kenapa sih lu?" ujar seseorang pria yang langsung memasuki ruangan Andrew

"hmm pusing gua, lu tau Ashilla Calvary kan? Gua susah banget kayanya deketin dia Ben" balas Gabriel

"hahahhaah jadi Shilla yang bikin lu kaya gini Iel ? Lu tau kan jangankan lu, Justin Bieber sekalipun kayanya bakalan dia tolak gua yakin. Lu tau Iel ? Kemaren yang nembak dia siapa?"

"Siapa?"

"Bruno Mars, CEO perusahaan Mars Crop's yang perusahaan ketiga tertinggi di dunia, bayangin ditolak cuy"

"Serius lu Bruno Mars?"

"Iya Iel. Tapi gua yakin sih lu secara tampang lebih oke dari Bruno, bisalah tinggal pepet lagi aja"

Gabriel pun tersenyum mendapat dukungan dari Beni sahabatnya. Gabriel nampaknya semakin tergila-gila dengan Ashilla semua cara akan Gabriel lakukan demi mendapatkan Ashilla Calvary.

***

Sorry sebelumnya ini memang cerita abal abal gua, but thanks yang udah mau baca hope you like guys.

tapi walaupun abal gua berharap kalian ninggalin bintangnya oke :)

jangan lupa share dan comment thank you so much :*

Losing My Comfort (CakShill)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang