Chapter 16

766 27 5
                                    

Sebulan berlalu Cakka masih enggan membuka matanya. Ia terlalu asik dengan dunianya. Tak ada perkembangan pada dirinya. Masih terus terbaring lemah di rumah sakit.

Cahaya matahari mulai masuk lewat celah jendela ruangan tersebut. Matahari mulai menampakka sinarnya namun tidak dengan pria yang sedang terbaring lemah. Hanya suara alat penunjang hidupnya yang terus berdengung.

Shillapun mulai membuka matanya ketika sinar matahari mulai menerka wajahnya. Shilla terbangun dan tersenyum melihat seorang pria tampan dihadapannya yang masih tertidur pulas.

"Hey morning. How are you today ?" Ucapnya sambil tersenyum.
Namun tak ada jawaban dari seorang yang ia ajak bicara.

Shilla pun mencium kening Cakka yang masih tertidur pulas. Setelah itu ia berjalan menuju jendela ruangan tersebut membuka gorden dan jendelanya.

Shilla pun bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah rapi dengan pakaian gantinya shilla pun keluar menghampiri Cakka.

"Kka aku ke kantin dulu, aku harap setelah aku kembali kamu sudah bangun" Ucapnya sambil mencium kening Cakka.

Ceklekkk...

Mendengar suara pintu terbuka Shilla pun langsung melihat ke arah pintu.

"Hey morning Shill" Ucap seorang pria.

"Hey Ray, hey Mei morning too" Jawab shilla sambil tersenyum.

"Gimana keadaan Cakka Shill?" Ucap Meisha

"Dia masih betah tidur kayanya haha" jawab shilla sambil tertawa hambar.

"Kka gua harap lu cepetan bangun lu kan pengen balik sama Shilla, lu pengen ketemu Shilla, lu mau Shilla maafin lu sekarang Shilla udah disini Kka sama lu" Ujar Ray dengan suara bergetar.

Ray sudah tak sanggup melihat Cakka terus terdiam seperti mayat hidup. Ia merindukan sahabatnya ini. Sahabat yang selalu ada untuknya. Ia tak sanggup melihat Cakka seperti ini.

Meisha yang melihat suaminya terpuruk pun langsung mendekat dan mengelus pundak suaminya. Bagaimanapun meisha mengerti kedekatan Ray dengan Cakka.

"Yang sabar Sayang Cakka pasti kuat" Ujar Meisha

"Ray gua mau ke kantin dulu sebentar gua boleh nitip Cakka ??" Ujar Shilla

"Lu belum sarapan Shill? Kenapa gak bilang tadi biar gua bawain" jawab Ray

"Hehe belum Ray, gapapa gausah ngerepotin gua sarapan dikantin aja. Kalau gitu gua titip Cakka ya Ray"

"Pasti shilla"

Shilla pun keluar dari ruangan tersebut menuju kantin rumah sakit tersebut. Ketika sudah sampai di kantin Shilla memesan Chapucino dan roti bakar.

"Silahkan Mba" ucap pelayan kantin tersebut sambil tersenyum

"Terima kasih" jawab Shilla dengan senyum manisnya.

Shilla pun menyantap roti bakar tersebut dengan lahap pasalnya dari semalam ia membiarkan perutnya kosong. Ia jarang sekali makan ia hanya sarapan dan kadang makan lagi sore hari kadang ya. Bahkan shilla pernah hanya sarapan saja.

Shilla jarang nafsu makan akhir-akhir ini seperti sudah kehilangan selera makan. Semenjak Cakka koma hampir satu bulan Shilla selalu bulak balik rumah sakit dan kantor.

Setiap weekend shilla selalu menghabiskan waktunya dirumah sakit. Tak ada lagi yang ia harapkan selain kesadaran Cakka saat ini.

***
Shilla POV

Setelah menghabiskan sarapanku aku kembali menuju ruang rawat Cakka. Tanpa sengaja aku melihat taman rumah sakit ini lumayan ramai.

Aku pun berjalan menuju taman itu. Banyak sekali orang-orang disini mulai dari anak kecil sampai orang tua.

Aku melihat sepasang kekasih atau mungkin suami isteri aku tidak tahu yang sedang berbincang. Asik sekali melihatnya.

Ingin rasanya aku seperti itu denganmu Cakka. Tapi sampai saat ini kau pun tak kunjung sadar. Apa kau begitu marah padaku Kka.

Aku sudah tak tahu lagi harus bagaimana. Apakah ini karma untukku yabg telah menyakiti Cakka ? Aku pu  tersakiti dengan perpisahan itu.

Kringggg kringgg ..

Suara handphoneku berhasil menyadarkanku. Akupun langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Ya hallo" suaraku bergetar karena menahan tangis tapi aku tak peduli.

".........."

"Oke gua kesana sekarang Ray"

"......."

Setelah menutup telponku aku langsung bergegas ruang rawat Cakka.

"Hey" ucapku lesu

"Lesu amat sih Shill, sorry ya gua sama Mei mau pergi dulu. Gua gabisa disini lebih lama" ucap Ray

"Iya gapapa Ray" jawabku berusaha tersenyum

"Oke gua pergi dulu jaga diri baik baik"

"Oke hati-hati"

Setelah Ray dan Meisha pergi aku berjalan menuju kursi disamping tempat tidur Cakka. Aku menggenggam tangannya dan menciumnya sesekali.

Rasanya aku sangat hancur mwlihatnya terus seperti ini. Kapan kamu akan bangun Kka ? Kapan ? Aku hanya bisa menangis.

"Kka? Apa kamu udah gak sayang sama aku?"

"Kamu tega Kka, kamu hancurin hati aku lagi"

"Rasanya melihatmu seperti ini lebih sakit daripada ditinggalkan olehmu"

Aku terus menangis dan mengajaknya berbicara walau aku tahu ia tak akan menjawab ucapanku.

Aku terus mengajaknya berbicara dan dan menyalurkan kekuatan uuntuknya. Aku yakin dia akan bangun aku yakin itu.

Cekleķkkkkk..

Aku mendengar suara pintu terbuka dan ternyata Tante Nisa dan Om Rio.

Aku tersenyum kepada kedua orang tua Cakka. Aku memeluk tante nisa dengan sangat erat. Aku sudah tak tahan ku ingin menangis sekali. Tante nisa pun mengelus pundakku memberikan semangat.

Setelah aku melepas pelukanku tante nisa menuju tempat Cakka terbaring dan mencium kening Cakka cukup lama.

"Cepat bangun nak, aku tau kau anak yang kuat" ujarnyaa

Ku melihat om Rio hanya tersenyum ke arah Cakka. Ku lihat dari sorot matanya om rio menyimpan kesedihan yang sangat mendalam melihat anak tercintanya sedang terbaring lemah.

***
Author POV

Tutttttttttttt... tutttttttt... tuttttttttt.. (anggap aja suara detak jantung Cakka yang mulai gak normal)

"KKA???" Teriak Shilla menggenggam tangan Cakka

"Dad panggil dokter" ucap tante nisa

Rio pun langsung berlari keluar ruangan tersebut memanggil dokter. Selang beberapa menit Rio kembali dengan dokter dan suster yang menangani Cakka.

Tuttttttttttttttttttt... (yang garisnya lurus itu 😂)

"Ibu Bapak silahkan tunggu diluar ya" usir suster dengan halus.

"CAKKKKKKAAAAAAA KAMU HARUS KUAT CAKKKKAAAAA" Teriak Shilla

Dokter pun mengambil alat defibrillator untuk memacu jantung Cakka. Dokter tersebut terus mencoba sampai beberap kali.

Tutttttttttttttttttt... (garis lurus semua)

Tak ada reaksi dari pasien dokter tersebut pun mengangguk pada suster memberi kode bahwa pasien tersebut sudah tidak bisa di selamatkan.

***

Huaaaaa Cakkanya meninggal guys 😢

Giamana nih ?? Kayanya ceritanya udah mau udahan .. 😁

Losing My Comfort (CakShill)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang