Cepat Sembuh

261 14 2
                                    

Senja kesukaanku tak menampakkan dirinya,
kelabu lebih dulu menguasai langit yang harusnya mulai menjingga.

Tapi untuk hari itu tak apa,
karena ada yang tak kalah indah.
Senyumnya yang merekah,
tawanya yang begitu renyah,
walaupun sebenarnya, wajahnya tak begitu cerah.

Kamu sakit,
buat dahiku beberapa kali mengernyit,
saat suara itu terdengar,
bukan menggangguku, justru buatku tersadar.
Batuk.

Kamu sedang tidak enak badan,
batuk itu yang mengganggumu ya, Tuan?
Aku ingin kamu percaya,
tapi jika tidak juga tak apa.
Ada kalimat yang kuucapkan,
setiap batukmu terdengar menyakitkan.
"Cepat sembuh, (namamu)"

Lalu pandanganku terarah padamu,
melihat wajahmu yang terhias senyum canduku.

Dan detak itu semakin cepat,
saat kamu ada di dekat,
saat tak sengaja kulihat si bola mata hitam pekat.
Gawat!

Bahkan saat kedua mata itu juga ikut tersenyum.
Menyipit, tak terlihat karena kamu tertawa.
Aku berusaha untuk tak tersenyum, hanya mengulum,
aku bahagia, tapi kamu tentu tak mengetahuinya.

Jofita, 2018.

Semesta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang