Dikepung Rindu

189 8 0
                                    

Selamat malam, Tuan.
Sedang apa kamu di sana?
Berlindung di bawah langit temaram,
bertemankan sunyinya malam.
Gelap, sedang mencinta alam?

Kemarin kita jauh,
saat ini semakin menjadi utuh, jauhnya.
Sembilan puluh lima kilo meter mungkin,
kurang lebih sebegitu, kalau tidak salah mengira.

Tuan, kenalkan aku puan;
yang sayangnya bukan puanmu.
Hanya seorang puan yang terkagum akanmu;
yang sedang jatuh sejatuh-jatuhnya padamu,
sosok yang tentu tak sempurna itu.

Dua kali dua puluh empat jam yang lalu,
aku sempat ingin berpasrah, menyerah.
'Seharusnya', inginku waktu itu.
Tapi tidak, belasan kata 'seharusnya' tak lebih kuat dari rasaku, tak lebih besar dari segala rindu yang menujumu.

Jadi, aku masih disini.
Sama, tetap jatuh bahkan semakin,
yang kata orang bernama 'jatuh hati',
padamu, Tuan pemeran utama dalam setiap aksaraku.

Lagi. Selamat malam, Tuan.
Semoga akhir pekanmu menyenangkan.
Dari aku, puan yang sedang dikepung rindu
tak tertahankan, menyesakkan.

Semesta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang