Pernahkah ia menemuimu, Tuan?

194 8 0
                                    

Hingga kini,
agaknya sudah lebih dari tiga ratus enam puluh lima hari.

Sudah jauh dari kata 'suka' apalagi kagum.
Mengagum, menyuka, apa lagi? Sayang?
Sudah, saat ini itulah yang kurasakan,
bertemankan perasaan jatuh,
yang sungguh semakin hari semakin dalam,
aku jatuh sejatuh-jatuhnya.

Dan selama ratusan hari itu - sampai detik ini,
ada rasa yang tanpa lelah terus menyerbu,
jika tidak salah, setahuku, ia bernama rindu.

Pernahkah ia menemuimu, Tuan?
Sebab aku yang menyuruhnya,
menemui sang penyebab ia menyerbuku.
Benar, adalah kamu, yang terus aku rindu.

Perihal merindu,
aku tidak apa terus merasakannya,
meski ini sungguhlah menyiksa,
adanya jumpa, ia justru semakin membuncah saja.

Sebenarnya rindu itu maunya apa?
Aku tak sedang di dekatmu, ia selalu kurasa.
Saat bertemu denganmu, ia tak juga mereda,
semakin menggila, bahkan lengkap dengan gugupku,
menetralisir degup jantung yang tak biasa.

Jofita, 2018.

Semesta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang