Ujung

272 6 0
                                    

Tidak.
Tidak ada lagi puan penunggu pemeran utama dalam puisinya ketika jarum jam bahkan belum menemui angka dua belas tepat.
Tidak ada lagi rasa tak siap jika saja ada temu dan tak sengaja sekejab tatap.

Tidak.
Tidak ada lagi puan yang mengisi salah satu bangku kosong berwarna coklat dengan tiang abu-abu itu.
Tidak ada lagi rasa harap cemas juga gugup berlebihan yang menderu menjadi satu.

Tidak ada lagi;
bahkan puan itu sudah pergi,
ia hilang.

•••

Dalam kesunyian waktu, aku menulis ini bukan perkara aku sudah melupakanmu, sama sekali belum, tapi akan kuusahakan.

Aku menulisnya dalam waktu yang membisu, berisyarat merayuku untuk melupakan segalamu.

Baiklah, sampai disini.
Dari aku yang semula tak mengetahui namamu, lalu mengenalmu, kamu mengetahui namaku, tidak mengenalku, beberapa kali berbincang denganmu, menyukaimu, hingga akhirnya menjatuhkan hati padamu.

Di kalimat terakhir ini, aku masih akan bilang; bahwa aku jatuh, sejatuh-jatuhnya, pada pria berkemeja coklat yang kutemui untuk pertama kalinya siang itu, 2017.

Dari aku, puan itu, yang akan melupakan rasa untukmu.

Malang, 3 Mei 2018.

Regards,
Jofi

Semesta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang