Sekalipun

164 10 3
                                    

Bapakku perokok.
Tak jarang aku selalu menghindar jika beliau sedang menghisap nikotin berbungkus tembakau itu.
Menutup hidungku,
tidak suka dengan baunya yang mengganggu.
Tapi beliau Bapakku,
bagaimanapun juga aku tetap menghormatinya,
sekalipun beliau merokok dan aku ada didekatnya.

Kamu, juga perokok.
Aku tidak pernah menghindar,
karena memang nikotin itu kamu keluarkan
setiap saat setelah kita jauh berjarak.
Aku hanya diam, tak bergerak,
mana berani aku menegurmu,
aku ini siapamu.
Tapi kamu pemeran utama itu,
bagaimanapun juga aku tetap menyayangimu,
sekalipun aku tak suka kepulan asap itu,
sekalipun di sela jari telunjuk dan jari tengahmu terselip benda itu,
sekalipun ia kamu hisap dengan bibir merah redupmu.

Aku sudah pernah bilang,
aku jatuh pada sosok yang pasti tak sempurna,
dan itu kamu, sayang.
Maaf ya.

Semesta [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang