Bimbang

1.1K 74 2
                                    

Selepas kepergian azima, azmi pergi ke kamar yang dulu ditempati azima.

Ia melihat keadaan kamar itu. Sungguh rapih, tak ada lagi barang-barang azima.

Sorotan mata azmi beralih pada sebuah meja, ia melihat ada selembar kertas.

Azmi mendekati kertas itu. Dan mulai membaca isinya.

To : Azmi Hamdan
From : Azima Hafifa

Assalamualaikum..

Saat kamu dapet surat ini, mungkin kita udah nggak bisa bertatap muka lagi.
Aku nulis surat ini pas kita abis ke ruang musik dan nguping pembicaraan ustadz.
Aku udah punya firasat bahwa aku akan pergi.
Jadi aku memutuskan membuat surat ini untuk kamu.

Az,,makasih ya udah jadi tutor yang sabar. Kamu juga udah ngerubah aku menjadi lebih baik. Aku minta maaf kalau aku pernah berbuat salah. Terlampau sering aku menyakiti hatimu, aku minta maaf.

Jangan lupakan aku ya. Tetaplah menjadi azmi yang aku kenal. Aku janji aku akan kembali lagi. Dan kembalinya aku adalah untukmu.

Wassalamualaikum.

Azmi tersenyum getir membaca surat itu.

Aku akan selalu mengingat janjimu, azima. -batin azmi

S k i p >>>

Azmi menjalani hari-harinya seperti biasa. Namun kadang hatinya selalu merasa tak lengkap. Mungkin karena ia tak dapat mengganggu azima yang sedang tidur untuk melaksanakan solat subuh, berbicara panjang lebar mengenai islam yang selalu diacuhkan azima, percekcokan dalam proses belajar dan usap dada (sabar) menghadapi sikap keras kepala azima.

Ia merindukan itu semua!!

Tak terasa 7 tahun sudah berlalu.

Azmi menapaki usia dewasa.
Usianya kini 23 tahun. Ia menjadi guru ngaji di pondok milik ayahnya.
Selain itu, ia mempunyai pekerjaan sampingan. Yaitu menjadi penulis. Ia sudah menjadi penulis handal sekarang.

Buku yang ia terbitkan sudah lumayan banyak, dan semua bukunya bernafaskan islami. Dari situlah azmi mendapat penghasilan.

Selama 7 tahun ini pula, azmi tak pernah bertemu dengan azima.

Ngomong-ngomong soal azima, azmi selalu galau apabila ada yang menyebut nama itu.

Azmi selalu menghabiskan sebagian malamnya di jendela kamar. Ia menatap bintang-bintang yang bertaburan diangkasa.
Bagi azmi, azima ibaratkan bintang yang paling terang diantara bintang lainnya. Jadi setiap malam, azmi selalu memilih bintang yang paling terang dan menatapnya seraya memanjatkan doa.

Kadang ia bingung dengan hatinya. Sudah 2 perjodohan yang ia tolak, hanya untuk menanti seorang azima yang belum jelas kepastian hubungannya.

Azima,,sudah 7 tahun kau tidak kembali. Pasti sekarang kau sudah tumbuh dewasa dan menjadi wanita yang sholehah. Kapan kau tepati janjimu? Janji yang kau tulis disurat itu bahwa kau akan kembali untukku. -batin azmi

*****

Bandara Soekarno-Hatta

Seorang gadis cantik berusia 23 tahun tersenyum bahagia menginjak kembali Tanah Indonesia. Ditemani kedua orang tuanya disampingnya. Ia adalah azima. Gadis yang telah meninggalkan Indonesia selama 7 tahun.

"Alhamdulillah perjalanan lancar" ucap umi

"Iya umi. Ayo kita pulang kerumah kita." ucap abi

Azima menganggukkan kepalanya.

Pantaskah Surga Untukku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang