Setelah sempat melongo tak percaya. Azimapun diintruksikan untuk keluar dari kamarnya.
Ia akan menemui suaminya. Suami sah nya.
Langkah demi langkah dijalankan azima dengan hati bergetar. Azima menundukkan kepalanya, tak berani melihat lurus kedepan. Takut kalau bukan azmi lah yang menjadi suaminya. Hingga sampailah azima ke tempat pelaminan.
Azima mendongakkan wajahnya. Dan membuka matanya perlahan.
"Azmi.." gumam azima
Azima memperhatikan azmi dari atas sampai bawah. Style khas pengantin, itulah yang dilihatnya. Azmi yang sedang dilihat azimapun tersenyum manis. Senyum termanis dari seorang azmi.
Dalam hati, azmi sangat gemas melihat ekspresi bingung azima. Ingin rasanya mencubit pipi chubby nya. Benar-benar menggemaskan istrinya ini.
Azima mencubit tangannya sendiri.
"Aw" pekik azima
"Eh, kenapa?" ucap azmi
"Nggak mimpi kan?" tanya azima
Azmi menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Aku azmi hamdan, suami kamu" bisik azmi tepat ditelinga azima
Sensasi seperti tersengat listrik, itulah yang azima rasakan.
Kalau ada ungkapan yang lebih dari bahagia, azima akan menggunakan ungkapan itu.
"Aaaa azmiii" pekik azima bahagia. Azima berhambur ke pelukan azmi. Azmi membalasnya dengan senang hati.
Riuh tepuk tangan dari tamu undangan menari-nari dipendengaran dua insan ini.
Azima memeluk azmi sangat erat, seakan enggan untuk berpisah.
Azmi melepaskan pelukannya lembut. Lalu azmi Azmi berjalan ke arah hanin dan mengambil alih kue yang ada di tangan hanin.
"Barakallah fii umrik, azima. Miladan saidah" ucap azmi
Sebuah kue coklat berbentuk love disodorkan pada azima.
Azima menutup wajahnya dengan tangan. Ia terharu.
Azima menangis, bukan tangisan sedih, tetapi tangisan bahagia.
Semua orang menyanyikan lagu happy birthday.
"Ayo tiup lilinnya. Before it, make a wish" ucap azmi
Azima menutup matanya. Ia memanjatkan doa. Barulah azima meniup lilinnya.
Semua orang bersorak gembira.
"I love you because Allah (aku mencintaimu karena Allah)" ucap azmi lalu mencium kening azima
"I love you because Allah (aku mencintaimu karena Allah)" balas azima. Lalu azima mencium punggung tangan Azmi.
Riuh tepuk tangan makin menggema. Ada pula yang berteriak histeris melihat keromantisan dua insan saling mencintai ini.
Hari terbahagia dalam sejarah hidup seorang azmi dan azima.
*****
Acara telah selesai. Malampun telah tiba. Saat ini azmi dan azima sedang berbincang ditaman yang sudah disulap sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah.
"Aku nggak nyangka kamulah yang akan jadi suami aku. Aku kira ini adalah hari terburuk aku, ehh terbahagia. Jahat kamu ya, nggak ngasih tau kalau kamu yang bakal nikah sama aku. Kamu tau nggak? Aku nangis mulu" ucap azima mencubit pelan pinggang azmi
"Hehe, iya alhamdulillah kamulah takdirku. Kamu nangis? Aku juga nangis tau. Akukan sedih kalau sampai kehilangan kamu. Aku juga nggak tau kalau kamulah yang akan menikah denganku, sumpah. Tiba-tiba pas tadi pagi abi ngebangunin aku, terus ngasih aku selembar kertas. Abi nyuruh aku ngafalin kalimat yang ada dikertas itu. Dan kamu tau apa kalimatnya? Ini dia" ucap azmi, lalu azmi memberikan selembar kertas pada azima. Tertulis disana..
Saya terima nikahnya azima hafifa binti abdullah dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.
Azima tersenyum haru.
"Aku ngafalin itu mendadak lohh, untung aja dari awal emang aku udah hafal nama kamu, jadi tinggal ngelancarin. Alhamdulillah tadi lancar, deg-degan sumpah" ucap azmi
"Apa? Apa? Dari awal kamu hafal nama aku? Cieee" ucao azima mencolek pipi azmi
"Gemessss" ucap azmi membalas dengan mencubit pipi azima.
Mereka tertawa bahagia.
"Wahh kerjaannya orang tua kita nih. Mereka ngerjain kitaa." ucap azima terkekeh
"Iya" ucap Azmi ikut tertawa.
"Aku baru tau bahwa orang tua kita dulu sahabat dari kecil." sambung azmi
Azima memandang pemandangan yang ada didepannya. Sedangkan azmi terus memperhatikan azima.
Azima melirik azmi. Ia merasa grogi dilihat begitu intens oleh azmi.
Duh,,pipi aku panas. Pasti udah merah nih sekarang. -batin azima
"Pemandangan ini sangat indah. Langit malam juga sangat memukau. Tapi bagiku kamulah yang terindah diantara yang indah. Dan beruntungnya lagi, keindahan itu adalah milikku sekarang." ucap azmi tulus
"Gombal deh" ucap azima malu. Pipinya pasti sudah sangat merah sekarang.
"Aku mencintaimu karena allah, azima" ucap azmi
"Iya, aku mencintaimu karena allah, azmi" balas azima
Azmi mengulurkan tangannya untuk menggenggam azima.
"Tapi,,aku ini kan mantan berandalan az. Sedangkan kamu, putra seorang kyai. Kamu nggak nyesel kan nikah sama aku?" ucap azima khawatir
"Ssttt,jangan pernah ngomong gitu. Kamu adalah perempuan baik-baik azima. Semua orang punya masa lalu. Yaa dulu kamu nakal karena faktor brokend home. Tapi Sebenarnya, kamu baik. Baik banget malah. Saking baiknya, aku jadi cinta." ucap azmi tulus
"Gombal ah" ucap Azima dengan pipi bersemu merah
Azmi merasa puas menggoda istrinya ini.
Suasana kembali serius.
"Setelah beribu dosa yang aku lakukan. Pantaskah surga untukku?" tanya azima
"Insya allah. Marilah kita bersama-sama mensucikan hati dan memperbaiki diri. Kita jalani semuanya bersama." ucap azmi
"Bimbinglah aku menuju surga. Karena sekarang surgaku ada ditelapak kakimu, azmi. Tegur aku bila aku melakukan kesalahan. Agar aku tidak durhaka." ucap azima
"Iya sayang." ucap azmi
Bagaikan digelitik ribuan kupu-kupu. Azima sangat bahagia.
"Apa apa?" ucap azima pura-pura tak mendengar
"Sayang" ucap azmi pelan
"Apa?" goda azima
"Iya sayang" teriak azmi
Mereka bahagia hari ini, dan semoga hari seterusnya pun begitu.
Percayalah, apapun masalahnya, pasti akan ada bahagia setelah air mata.
END!!!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Fyuhh *lapkeringat
Akhirnya end. Maaf ya kalau endingnya gak ngefeel😂
Makasih banget yaa yang udah bersedia baca + voment.Makasih readerss..
Tanpa dukungan kalian cerita ini nggak bakal cepet kelar😂Nantikan cerita aku selanjutnya yaaa.
WithLove, Laras❤
Syukronnnnn😇

KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Surga Untukku?
Não FicçãoHighest rank #10 (16-08-2018) Highest rank #6 (19-08-2018) Petualangan bermula saat aku masuk ke tempat ini, yakni Pondok pesantren Al-Amin. Bagaimana caraku menyesuaikan diri disini? Tempat seperti ini hanya pantas dihuni oleh orang-orang suci, buk...