Ayu membawa dua cangkir wedang jahe dan sepiring pisang goreng ke teras depan. Kenar tengah memainkan ponsel, ia menggeser duduknya memberi ruang buat Ayu.
"Wanginya enak banget." ucap Kenar.
"Pasti. Buatan Ibu nomer satu." kata Ayu bangga, meletakkan nampan yang di bawa ke atas meja. Kenar langsunf mencomot pisang goreng kemudian mengunyahnya pelan karena masih panas.
Ayu menyesap wedang jahenya, setelah itu ia menatap Kenar serius. "Jadi, lo mimpi apa?" tanyanya.
Kenar mengelap tangannya dengan tisu. "Gue gak tahu. Sebenarnya, dua bulan terakahir ini aku sering mimpi buruk." Kenar menyesap wedang jahenya sebelum melanjutkan ceritanya.
"Gue...seperti sedang dikejar seseorang atau sesuatu. Entahlah." kata Kenar mengedikkan bahu.
"Seseorang atau sesuatu?" tanya Ayu penasaran. Kenar mengangguk.
"Kadang gue ngerasa dia seperti seorang laki-laki. Kadang dia juga berubah menjadi makhluk besar yang mengerikan. Matanya merah, tatapannya...." Kenar begidik ngeri mengingat mimpinya, membuat ia tidak bisa melanjutkan ceritanya.
"Sudah jangan di lanjutin. Mimpi lo serem banget." kata Ayu ikut begidik ngeri apalagi semilir angin berubah pelan dan membuat mereka merinding.
"Kok jadi serem sih," kata Kenar.
"Iya. Jangan bahas mimpi lagi dah." kata Ayu.
"Halo gadis-gadis ayu."
"Aaaaaaaa," Kenar dan Ayu berteriak kencang.
"Loh...loh apa iki?" tanya Dierja yang muncul tiba-tiba muncul di belakang mereka.
"Mas Dierja," seru Kenar dan Ayu kembali.
"Iyo, ini aku, mas Dierja yang ganteng, kalian kenapa sih, kangen sama mas Dierja ya?" goda Dierja mengambik duduk di depan dua gadis yang tengah mengatur napas karena terkejut setengah mati."
"Kangen embahmu. Mas Dierja iki lo, bikin Ayu sama Kenar kaget." kata ayu mengelus dadanya pelan.
Dierja terkekeh pelan. "Ya maaf. Memangnya ada apa toh, kalian sampe kaget begitu. Kayak orang ketemu setan ae."
"Mas Dierja jangan ngomong-ngomong setan dong. Kita takut ni." kata Kenar.
"Iya iya maaf. Ini wedang jahe buat mas Dierja mana?"
"Iya, sebentar Ayu buatin." Ayu masuk ke dalam.
"Lagi ngomongin apa?" tanya Dierja penasaran.
"Oh, gak ada mas, lagi ngobrol biasa aja. Tadi, cuma kaget aja. Mas Dierja darimana ya?" tanya Kenar penasaran. Dierja berpakaian sangat rapi.
"Mas Dierja darimana?" tanya Kenar.
"Oh, tadi aku sudah dari kota. Ada urusan sedikit." kata Dierja dengan senyum manis dan tatapan yang sangat lembut pada Kenar, Kenar tiba-tiba kikuk di tatap selembut itu, beruntung Ayu sudah datang dengan secangkir wedang jahe.
"Di minum mas." ucap Ayu.
"Terima kasih." ucap Dierja meraih wedang jahe dari Ayu dan menyesapnya langsung.
"Mas Dierja darimana?" tanya Ayu.
Dierja tersenyum, Ayu menanyakan hal yang sama seperti Kenar tadi.
"Aku dari kota Yu, ada urusan sedikit. Pisang gorengnya boleh di cicip ndhak?" tanya Dierja.
"Silahkan mas." ucap Ayu. Dierja mengambil sepotong pisang goreng kemudian melahapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)
Horror#3 03062018 #4 25052018 #8 08032018 #9 08032018 Setelah menginjak usia 20 tahun, Kenar selalui di hantui mimpi buruk setiap kali ia memejamkan mata. Bayangan seorang laki-laki yang selalu mengikuti dan mengejarnya membuat hari-harinya semaki...