Lupa up mas dierjanya, gda yg ingetin.😑
.
.
.
Yo wis hepi riding gaes, jgn lupa tinggalkan jejak biar tau arah pulang eaaaakk
.
.
.
.Mendung menyelimuti desa kelawangin. Kresno dan Minten nampak cemas di teras rumah. Senja semakin gelap namun putri semata wayangnya belum juga pulang.
"Piye iki Pak?" Ucap Minten, menatap suaminya penuh kecemasan. Bukan apa-apa, selama ini Sari tidak pernah pulang selama ini.
(Bagaimana ini Pak?)
"Sabar to Bu, Sedilit meneh yo mulih." Ucap Kresno berusaha menenangkan istrinya, meski dalam hati ia tidak lebih cemas dari istrinya.
(Sabar Bu, sebentar lagi juga pulang)
"Nanging niki pun dangu sanget Pak." Ucap Minten.
(Tapi ini sudah lama sekali Pak)
Kresno diam. Siang tadi, sempat terjadi kejadian aneh. Di siang yang panas tiba-tiba angin bertiup sangat kencang.
Kresno percaya, kejadian seperti siang tadi adalah suatu pertanda dari alam. Dan itu bukanlah pertanda yang baik.
"Wilujeng dalu Pak Kresno." Sapa Saerjo yang kebetulan lewat di depan rumah Kresno. Saerjo sepertinya baru pulang dari sawah. Hal itu nampak dari cangkul yang bertengger di bahunya.
Minten berdiri, ia bergegas mendekati Saerjo. "Entenono Pak Saerjo."
(Tunggu sebentar Pak Saerjo)
Saerjo yang hendak pergi akhirnya berhenti menunggu Minten menghampirinya. Ia juga ingin tahu apa yang hendak di tanyakan Minten. Apalagi raut wajah Minten yang terlihat sangat khawatir. "Nopo Bu Kresno?" Tanya Saerjo begitu Minten berdiri tidak jauh darinya.
(Kenapa Bu Kresno?)
"Ratih wis mulih Pak?" Tanya Minten dengan suara bergetar.
(Ratih sudah pulang ke rumah Pak?)
Saerjo mengerutkan dahi. "Mulih nengdi Bu?" Ucapan Saerjo semakin menambah kecemasan Minten.
"Latihan ning aula Pak." Jawab Minten tidak sabar hingga tidak sadar suaranya sedikit meninggi.
(Latihan di aula Pak)
Saerjo bingung. "Maksute opo?" Tanyanya.
(Maksudnya apa?)
"Pendak dino Sari latihan ning Aula karo Ratih." Jawab Minten yang sedari tadi tak henti meremas jemarinya.
(Setiap hari Sari berlatih di aula bersama Ratih)
"Ratih ndhak kemana-mana Bu." Ucap Saerjo bingung.
(Ratih nggak kemana-mana bu)
Minten menutup mulutnya terkejut, ia menatap suaminya. "Pak," Ucapnya pelan.
Kresno yang berdiri di teras rumahnya menghampiri istrinya dan Saerjo dengan cepat. "Maksute opo Saerjo? Pendak dino Sari latihan ning Aula karo Ratih." Ucap Kresno, menanyakan hal yang sama seperti istrinya
(Maksudnya apa Saerjo? Setiap hari Sari berlatih di aula bersama Ratih)
Saerjo menghela napas. "Aku ora ngertos. Ratih ora tau latihan seminggu iki, latihane arep diwiwiti sesok sore. Nek ra percoyo takon wae karo ratih." Kata Saerjo pada Kresno.
(Saya nggak ngerti. Ratih tidak pernah berlatih selama satu minggu ini, latihan akan di mulai besok sore. Kalau tidak percaya tanya saja sama ratih)
"Yowis, awake dewe arep melu ning omahmu." Kata Kresno pada Saerjo. yang segera di angguki Minten.
(Baiklah, kami akan ikut ke rumahmu)
KAMU SEDANG MEMBACA
NARIK SUKMO (TERSEDIA DI GRAMEDIA)
Terror#3 03062018 #4 25052018 #8 08032018 #9 08032018 Setelah menginjak usia 20 tahun, Kenar selalui di hantui mimpi buruk setiap kali ia memejamkan mata. Bayangan seorang laki-laki yang selalu mengikuti dan mengejarnya membuat hari-harinya semaki...