chapter 8

743 94 1
                                    


“Sudah berapa lama?” tanya Kim Heechul kepada Baek Suzy. 

Baek Suzy mengangkat bahu. “Tiga minggu? Sekitar itulah.” 

Mereka berdua duduk berhadapan di meja dapur dengan cangkir di tangan. Baek Suzy menyesap kopi paginya seperti biasa sementara Kim Heechul menggenggam secangkir Cappucino. 

“Dia benar-benar sudah berubah, bukan?” tanya Kim Heechul lagi. 

Dia tidak gila kerja seperti dulu,” kata Baek Suzy sambil mengangguk. “Jadwal kerjanya juga tidak sepadat dulu.” 

“Dan dia makan dengan teratur. Biasnaya dia bahkan hampir tidak pernah... oh, aku tidak mau memikirkan dia dulu yang jarang makan,” kata Kim Heechul gemetar, lalu menyesap Cappucinonya. “Aku jadi ingin bertemu dengan orang yang bernama Amber itu.” 

Baek Suzy merenung. “Aku rasa mereka berdua...” Ia berhenti sejenak, lalu menatap Kim Heechul. “Kim Heechul, mungkinkah dia menyukai laki-laki itu? Bagaimanapun juga, mereka masih berhubungan walaupun syuting video musik itu sudah selesai.” 

Saat itu pintu kamar Krystal terbuka dan kedua orang di meja dapur serentak menoleh ke arahnya. Krystal berdiri di ambang pintu dalam balutan jubah tidur dan dengan wajah seseorang yang jelas-jelas baru bangun tidur. Itu adalah perubahan lain yang disadari teman-temannya dalam diri Krystal  selama tiga minggu terakhir. Waktu tidurnya juga membaik.

“Selamat pagi, Sunshine,” sapa Kim Heechul riang. “Ayo bergabung dengan kami dan Cup Cake – Cup Cake lucu yang baru kubuat ini.” 

Krystal menguap lebar, lalu menatap kedua temannya. “Apa yang sedang kalian bicarakan?”

“Tentang bagaimana Amber berhasil membuatmu berubah,” sahut Kim Heechul langsung, dan tersenyum lebar ketika Krystal menatapnya dengan mata disipitkan. “Dan kami sama sekali tidak mengeluh.” 

Krystal menyeduh secangkir Teh hijau untuk dirinya sendiri dan bergabung dengan mereka di meja. Ia meraih salah satu Cup Cake cokelat dari piring besar di atas meja, lalu menatap kedua temannya bergantian. “Apa?” tanyanya. 

Kedua temannya hanya menggeleng-geleng sambil tersenyum lebar. “Apa yang akan kau lakukan hari ini?” tanya Kim Heechul. 

“Hmm, ini enak sekali,” sahut Krystal setelah menggigit Cup Cake-nya. “Siang nanti aku harus pergi menemui Irene. Dia sudah kembali ke Paris dan katanya banyak yang mau diceritakannya padaku. Aku rasa dia juga mau mengajakku menemui salah satu perancang busana yang akan ditampilkannya dalam majalah. Lalu setelah itu aku ada jadwal pemotretan.” 

Kim Heechul meletakkan cangkir Cappucinonya dengan pelan, lalu berdeham. “Kau tidak pergi menemui Amber-mu hari ini?” tanyanya, memasang sikap pura-pura tidak terlalu tertarik, namun gagal total.

Krystal mengangkat bahu. “Entahlah,”gumamnya. “Mungkin hari ini tidak akan sempat.” 

“Ngomong-ngomong, kau akan mengajaknya ke pertunjukan perdanaku nanti?” tanya Baek Suzy tiba-tiba. 

Kim Heechul menjentikkan jari. “Ya, benar. Ajak saja dia. Aku sudah penasaran ingin bertemu Amber-mu itu. Aku sering mendengar tentang dia tapi belum pernah melihat orangnya. Ide yang bagus, Baek Suzy,” katanya cepat. Ia kembali menatap Krystal dengan wajah berseri-seri. “Baek Suzy pernah bilang dia tinggi dan tampan. Benar-benar tipeku.” 

Krystal mengerutkan alis, lalu tertawa pendek. “Oh, Tuhan.” 

Kim Heechul mengibaskan tangan. “Tenang saja,” katanya ringan. “Aku hanya akan mengagumi dari jauh. Aku tidak pernah merampas milik temanku sendiri.” 

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang