Chapter 7

816 105 6
                                    

Amber membawanya ke sebuah restoran kecil yang belum pernah dikunjungi Krystal sebelumnya. Mungkin tempat itu tidak bisa disebut restoran, karena tempat itu hanya semacam toko kecil sempit yang khusus menjual Sandwich Ikan dan Kentang Goreng yang menurut Amber adalah yang paling enak di seluruh penjuru Paris. Tanpa meja atau kursi di dalam toko, jadi orang-orang menikmati Sandwich Ikan dan Kentang Goreng mereka di tepi jalan, di bangku taman, atau sambil jalan. Walaupun begitu toko itu sangat ramai. Antrean pembelinya sangat panjang sampai ke luar toko. 

“Jadi kau belum pernah ke sini?” tanya Amber setelah ia menerima dua bungkus Sandwich Ikan dan Kentang Goreng yang dipesannya dan keluar ke jalan. 

Krystal menggeleng sambil menerima salah satu bungkusan yang diulurkan Amber dengan alis terangkat. Ternyata Sandwich Ikan dan Kentang Goreng di sini hanya dibungkus kertas seadanya. Sama sekali tidak... ya, tidak berkelas. 

Amber terkekeh pelan. “Jangan biarkan penampilannya menipumu,” katanya, seolah-olah bisa membaca pikiran Krystal. “Walaupun penampilan luarnya berantakan, isinya benar-benar berbeda.” 

Krystal membuka pembungkusnya sedikit dan langsung mencium aroma harum. Perutnya pun otomatis berbunyi pelan. Ia memandang berkeliling dan bertanya, “Kita akan makan di mana?” 

Amber menggerakkan kepalanya. “Ayo, ikut aku.” 

Sekali lagi Krystal mendapati dirinya mengikuti Amber. Ia agak heran menyadari bahwa laki-laki itu sepertinya lebih mengenal Paris daripada dirinya sendiri, padahal Krystal sudah tinggal di sini selama hampir tiga tahun. Ternyata Amber membawanya ke sebuah taman kecil tidak jauh dari sudut jalan. Krystal juga harus mengakui dalam hati bahwa ini adalah pertama kalinya ia melihat taman ini, atau menyadari keberadaan taman ini di kota Paris. 

Taman itu hanya sebuah taman kecil di sudut jalan, dengan jalan setapak mengelilingi kolam yang tidak terlalu besar dan pepohonan yang berderet disepanjang jalan setapak. Krystal menengadah menatap langit. Matahari terlihat mulai mengintip dari balik awan dan mengintip dari sela-sela dedaunan. Kicau burung yang sesekali terdengar di antara hembusan angin menambah kesan damai ditaman itu. 

Sebenarnya inilah salah satu hal yang sangat ingin dilakukan Krystal, tetapi ia belum pernah mendapat kesempatan melakukannya. Berjalan-jalan santai di tama nkota, atau duduk di salah satu bangku panjang yang sering dilihatnya di sana dan tidak melakukan apa-apa. Hanya duduk di bawah sinar matahari dan menikmati hari. Tanpa melakukan apa-apa. Tetapi selama ia tinggal di Paris, belum pernah sekali pun ia berhasil mewujudkan keinginannya. Pekerjaannya membuatnya selalu sibuk, selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Tidak pernah berhenti sebentar untuk sekadar berdiri dan memandang sekeliling. 

“Bagaimana kalau kita duduk di sini saja?” 

Suara Amber membuyarkan lamunannya. Krystal menoleh dan melihat Amber menunjuk salah satu bangku panjang kosong bercat hijau yang berderet di pinggiran jalan setapak, menghadap kolam. Beberapa bangku di sana sudah terisi. 

Krystal melihat sepasang suami-istri tua duduk sambil mengobrol di bangku lain, lalu ada seorang pria yang duduk membaca koran sambil menggigit sebuah apel dibangku yang agak jauh dari sana, juga ada dua wanita yang mendorong kereta bayi di sepanjang jalan setapak sambil tertawa-tawa. 

“Jangan katakan padaku kau juga belum pernah datang ke sini,” kata Amber ketika Krystal sudah duduk di sampingnya. 

“Memang belum,” kata Krystal. Matanya melahap pemandangan indah di sekelilingnya. Suasana taman yang tenang menyejukkan jiwanya, membuat hatinya terasa ringan melayang, membuat seulas senyum senang tersungging di bibirnya tanpa sadar. 

“Aku suka di sini.” Amber memasukkan sepotong kentang goreng ke dalam mulut. “Ini salah satu tempat yang selalu kukunjungi setiap kali aku datang ke Paris,” katanya. “Taman ini selalu indah di musim apa pun. Musim semi, musim panas, musim gugur, musim dingin, sebut saja. Tapi aku paling suka taman ini di musim semi, ketika bunga-bunga mulai bermekaran.” 

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang