Chapter 10

859 111 9
                                    

“Dia benar-benar seperti yang kau gambarkan, Baek Suzy.” 

Krystal menyesap Cappucino-nya sambil tersenyum. Kim Heechul sudah mengulang-ulang kalimat itu setidaknya delapan kali sejak Amber meninggalkan flat mereka kemarin malam sampai pagi ini ketika mereka bertiga berkumpul di dapur kecil mereka. 

“Dia benar-benar tipeku,” tambah Kim Heechul lagi sambil menggoreng telur. 

“Singkirkan mimpi itu sebelum kau patah hati,” Baek Suzy menyarankan acuh tak acuh dan menguap lebar. Lalu ia menoleh ke arah Krystal. “Ngomong-ngomong, kau harus mengajaknya menonton pertunjukanku nanti. Ini pertunjukan pertama di mana aku mendapat peran utama.” 

Tepat pada saat itu terdengar bel pintu berbunyi. 

“Siapa lagi yang datang pagi-pagi begini?” gerutu Kim Heechul. “Kalian sedang menunggu seseorang?” 

Baek Suzy bangkit dan berjalan ke pintu dengan langkah terseok-seok. Terdengar pintu terbuka, lalu terdengar suara Baek Suzy yang berkata, “Oh, Irene. Masuklah!” 

Krystal mengangkat wajah dan mengerjap. Irene? Dan ia teringat bahwa ia belum bercerita kepada Kim Heechul dan Baek Suzy tentang kejadian antara dirinya, Irene dan Amber kemarin. 

“Selamat pagi, semuanya,” sapa Irene ketika ia muncul di dapur. 

“Hei, Irene,” sapa Kim Heechul sambil melambaikan sebelah tangan. 

“Krystal, aku ke sini untuk meminta pendapatmu tentang ini,” kata Irene kepada Krystal sambil tersenyum cerah. Ia mengeluarkan dua lembar kertas dari dalam mapnya dan mengacungkannya di depan wajah Krystal. Dua-duanya adalah foto salah seorang aktris Perancis yang sedang populer saat ini, namun dalam pose dan pakaian yang berbeda. “Salah satu dari kedua foto ini akan menjadi sampul depan majalah kita untuk edisi mendatang. Aku benar-benar tidak tahu yang mana yang harus kupilih, jadi aku datang meminta pendapatmu.” 

Krystal menatap kedua foto di depannya dan mendesah dalam hati. Sebenarnya siapa yang menjadi pemimpin redaksi di sini? Ia tidak keberatan membantu teman, tetapi karena kejadian ini terus berulang, ia mulai bertanya-tanya apakah selama ini dirinya sudah diperalat tanpa disadari. 

“Irene, kau juga harus datang menonton pertunjukanku nanti. Ini pertunjukan besar pertamaku,” kata Baek Suzy yang menyusulnya ke dapur, kembali duduk di tempatnya semula. 

“Tentu saja,” sahut Irene, “kalau aku tidak punya acara penting. Kapan pertunjukanmu itu?” 

“Dua minggu lagi,” kata Baek Suzy, lalu kembali menoleh ke arah Krystal. “Lalu kapan kau akan mengajak Amber ke pertunjukanku?” 

Krystal melotot ke arah Baek Suzy, tetapi sudah terlambat. Mata Irene  mengerjap dan terarah pada Baek Suzy. “Maksudmu Amber temanmu yang kemarin itu?” 

Kim Heechul berbalik dari kompor dan meletakkan sepiring telur di atas meja. “Kau mengenalnya?” ia balas bertanya. 

Krystal menyesap Cappucino-nya tanpa berkomentar sementara Irene menceritakan kejadian kemarin siang kepada mereka. Ia menceritakan semuanya. Semuanya. Tanpa melewatkan detail kecil apa pun. Semuanya. Tentang bagaimana ibunya dan ibu Amber berusaha menjodohkan mereka berdua, tentang Amber yang mengajaknya makan siang bersama, tentang bagaimana mereka langsung cocok, bla bla bla. 

Krystal menyadari lirikan tajam yang dilemparkan Baek Suzy dan Kim Heechul ke arahnya, tetapi ia pura-pura tidak peduli. Ia tahu apa yang ingin ditanyakan teman-temannya itu, tetapi tidak tahu bagaimana menjawabnya, bagaimana menjelaskannya. Ini bukan salahnya. Irene sendiri yang langsung menyerbu masuk tanpa bertanya ataupun meminta izin. Kalau sudah begitu, apa yang bisa Krystal lakukan? 

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang