chapter 12

780 97 6
                                    


“Kau mau ke Delstress Dragons? Hari ini?” tanya Krystal di ponsel dengan alis terangkat. Ia sedang minum Cappucino dengan Baek Suzy di kafe di Starfall Park ketika Amber meneleponnya dan berkata bahwa ia akan pergi ke Delstress Dragons. 

“Ya,” sahut Amber di ujung sana. “Kami sedang mengerjakan video musik baru dan pengambilan gambarnya akan dilakukan di sana. Kudengar tempat itu sangat indah.” 

“Kudengar juga begitu,” gumam Krystal sambil merasa cemas. “Tapi, Amber, apakah kau yakin kau sudah cukup sehat untuk melakukan perjalanan jauh?” 

Amber tertawa. “Aku sudah sembuh. Sungguh. Hyung juga tidak akan mengizinkan aku pergi kalau aku masih sakit.” 

“Kapan kau akan kembali?” 

“Entahlah. Aku tidak yakin. Kurasa hanya dua atau tiga hari.” 

“Dua atau tiga hari?” 

“Kenapa? Tentunya kau bisa bertahan beberapa hari tanpa aku, bukan?” gurau Amber. 

Krystal mendengus. “Aku sudah bertahan seumur hidup tanpa dirimu, jadi aku yakin aku akan baik-baik saja.” 

Saat itu Baek Suzy mencondongkan tubuhnya ke arah Krystal dan berbisik, “Apakah dia akan datang ke pertunjukanku?” 

Krystal meneruskan pertanyaan Baek Suzy kepada Amber. “Katakan padanya aku pasti datang,” sahut Amber. “Bukankah aku sudah pulang sebelum hari pertunjukan perdananya?” 

“Dia pasti datang,” kata Krystal kepada Baek Suzy, lalu kembali berkata kepada Amber, “Baiklah kalau begitu. Jaga dirimu.” 

“Kau juga. Aku akan meneleponmu lagi nanti.” 

“Apa dia Sedang Ada pekerjaan di Delstress Dragons?” tanya Baek Suzy sambil memasukkan scone ke dalam mulut ketika Krystal sudah menutup ponsel. 

“Katanya dia akan pergi selama beberapa hari,” sahut Krystal pelan, lalu menoleh memandang ke luar jendela. Seperti biasa, langit Paris terlihat suram walaupun sinar matahari berusaha mengintip dari sela-sela awan. 

“Oh, astaga,” kata Baek Suzy tiba-tiba. Seulas senyum lebar tersungging di bibirnya dan matanya berkilat-kilat penuh arti. 

Krystal menatapnya dengan alis terangkat. “Apa?” 

“Kau mendesah, Krystal,” kata Baek Suzy. 

“Mendesah?” ulang Krystal sambil mengerjap kaget. Aku tidak mendesah. “Aku tidak mendesah.” 

Senyum Baek Suzy semakin lebar. “Kau sudah pasti mendesah tadi dan aku tahu jenis desahan seperti itu.” Baek Suzy mencondongkan tubuh dan menopang kedua siku di atas meja. Matanya menatap mata Krystal lurus-lurus. “Belum apa-apa kau sudah merindukannya.” 

“Apa?” 

Baek Suzy tertawa. “Oh, akui saja, Krystal. Kau menyukai laki-laki itu.” 

“Aku...” Krystal terdiam sejenak, lalu menghembuskan napas. “Sebaiknya kita bicarakan hal lain saja.” 

Baek Suzy mengangkat bahu. “Kenapa? Amber itu sangat tampan, baik, sopan, dan menyenangkan. Dan aku yakin dia juga menyukaimu. Jadi apa salahnya kalau...” 

“Irene menyukainya,” sela Krystal. 

“Aku tahu itu,” kata Baek Suzy, membuat Krystal heran. “Tapi lalu kenapa? Amber tidak menyukainya, bukan?” 

Krystal mengangkat bahu. “Aku sudah berjanji akan membantunya.” 

“Membantu siapa? Irene ?” 

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang