3. Tak Tau Diuntung

1.3K 256 14
                                    

Delapan tahun berlalu dan kemampuannya semakin besar. Jika dari bayi ia bisa melihat sosok hantu, 9 tahun ia bisa melihat masa depan, dan diumur ke 18 ini, ia bisa membaca pikiran seseorang.

Padahal jika Yuju harus memilih, tentu Yuju memilih untuk tidak ingin memiliki ketiganya.

Karena jika ia bisa melihat masa depan yang buruk, ia belum tentu bisa menghentikannya. Jika ia membaca pikiran seseorang yang buruk, itu sangat mengganggu dan tidak sopan.

Menjadi manusia normal dan memiliki kehidupan normal adalah yang terbaik.

Saat masih bingung dengan kemampuannya yang semakin besar, sebuah bola basket melayang ke arahnya. Beruntung, Yuju melihatnya barusan. Jadi ia bisa menangkap bola tersebut.

"Maaf, bisa kau lemparkan bola itu?" laki-laki itu meminta bolanya kembali.

Sepertinya Yuju tak pernah melihat anak itu. Mungkin anak baru. Tapi masa bodo. Yuju hanya melempar bola itu ke lapangan. Tiba-tiba terbesit sesuatu yang akan terjadi pada laki-laki itu.

"Hei kau! Jauhi tangga di dekat ruang guru!" teriak Yuju. Tapi, laki-laki itu hanya menatapnya aneh dan kembali bermain basket bersama teman-temannya.

Kadang, orang-orang seperti mereka adalah orang yang tak tau diuntung.

***

Seokmin bersiul sambil akan menuruni anak tangga. Ia baru menyadari ia akan menuruni anak tangga yang ada di dekat ruang guru.

"Hei kau! Jauhi tangga di dekat ruang guru!"

Ucapan gadis itu terngiang dikepalanya. Memang ada apa di tangga ini?

Seokmin memperhatikan tangga dengan seksama. Untuk sesaat ia tak melihat keanehan apapun. Tapi jika diperhatikan lagi, Seokmin melihat kejanggalan.

Itu minyak yang akan membuatnya tergelincir jika menginjaknya. Dan sepertinya lukanya tidak akan ringan.

Aish, siapa yang menumpahkan minyak disini?

Tiba-tiba seseorang turun dengan terburu dari anak tangga diatasnya. Itu gadis tadi pagi.

"Kau tak apa?" tanya nya setelah berada disamping Seokmin.

"Seperti yang kau lihat, aku belum menuruni anak tangga nya"

"Syukurlah" Yuju menghela napasnya dan berniat pergi. Tapi, Seokmin tak melepasnya begitu saja.

"Apa itu kau?" tanya Seokmin.

"Apanya?"

"Kau yang menuangkan minyak disana untuk menjahili seseorang" ucap Seokmin asal.

Yuju memutar bola matanya. "Ya! Harusnya kau berterima kasih karena aku memperingatimu"

"Memperingati tak menutup kemungkinan kalau kau yang membuat ini"

"Ck, bukan. Terserah kau saja!" Yuju berusaha melepas genggaman erat Seokmin pada pergelangan tangannya. Tapi ia tak bisa.

"Aku tak akan melepaskanmu"

"Bukan aku! Kubilang bukan aku!"

"Ayo. Aku akan melaporkanmu pada guru" Seokmin menarik paksa Yuju ke ruang guru.

The 6th Sense✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang