7. Hampir Putus Asa

1.2K 241 7
                                    

Yuju terdiam di kamarnya sekarang. Ia masih mengingat apa yang akan dikatakan Mingyu tadi.

Jujur saja, ia sangat membenci saat ada orang yang menyalahkan ayahnya yang membuat orang-orang lain itu meninggal. Meskipun sepertinya memang terlihat seperti itu.

Tapi, kedua orang tuanya juga menjadi korban dalam kecelakaan. Mereka tak bisa menyimpulkan kalau ayahnya adalah penyebab kecelakaan itu.

Yuju tadi mengancamnya lagi. Dengan ancaman yang dibuat-buat. Tentu saja Yuju tak akan tau bagaimana Mingyu meninggal karena itu belum akan terjadi.

"Nona" suster penjaga memasuki kamar Yuju dengan membawakan susu putih.

Ah, benar, suster itu masih bekerja untuk Yuju sampai sekarang. Tinggal ia sendiri. Yang lain, sudah dipecat oleh Yuju.

Karena ia tak membutuhkannya. Ia hanya butuh orang yang percaya padanya kalau bukan ayahnya lah penyebab kecelakaan itu.

Setelah meletakkan gelas di meja, suster itu berbalik.

"Sus!"

"Ye?"

"Berhati-hatilah saat menggunakan pisau" kata Yuju. Suster itu tersenyum dan membungkuk. Ia kembali ke dapur.

"Ibu apa yang harus kulakukan?" Yuju memainkan pensilnya.

***

Gadis berambut pendek itu lagi. Yuju menghampirinya.

Ia terlihat memakai seragam sekolah sini yang sudah sangat usang. Yuju tau, gadis ini adalah Jung Eunha. Dua bulan lalu tewas bunuh diri karena terus mendapat hujatan pada saat ia akan memulai debutnya disebuah agensi besar.

Yuju tak bisa menghentikan Eunha waktu itu. Ia terlambat dan sangat menyesali perbuatannya.

"Kenapa kau masih disini?" tanya Yuju. Arwah seperti ini biasanya belum tenang akan sesuatu.

"Kau masih ada dendam pada seseorang?" tanya Yuju lagi. Eunha menggeleng kuat.

"Aku tak pernah dendam pada mereka. Aku hanya.."

"Apa?"

"Kau belum melihat Mingyu hari ini?" tanya Eunha.

Yuju menggeleng. "Kenapa?"

"Dia akan bunuh diri di taman belakang jika kau tak cepat menyusulnya"

Yuju membulatkan matanya. "Kapan?!?!!"

"Hari ini. Aku tidak tau persis jam nya, hanya saja—"

Tanpa mendengar penjelasan Eunha lebih lanjut, Yuju memilih mencari Mingyu. Dilihatnya Mingyu sedang duduk disebuah bangku membelakangi Yuju.

"Syukurlah"

Yuju mendekati Mingyu dan duduk disebelahnya. Ia melihat obat pengusir serangga di tangan Mingyu.

Dalam sekejap ia bisa mengira obat itu yang akan merenggut nyawa Mingyu hari ini.

"Apa yang kau lakukan dengan ini?" Yuju merebut obat itu dan menatap Mingyu yang masih bertatapan kosong.

"Eunha mati dengan cara yang tidak adil"

Dilihatnya Eunha berjalan ke hadapan Mingyu.

"Bicaralah sepuasmu. Anggap Eunha ada di hadapanmu sekarang" perintah Yuju. Ia menyandarkan tubuhnya ke bangku taman.

"Kau tidak bisa mati dengan cara seperti itu, Eun"

Yuju melirik Eunha. "Aku akan tenang disini, Gyu"

Lantas Yuju menjadi penghubung dadakan sekarang. "Bagaimana jika dia bilang dia akan tenang disana?"

"Benarkah itu?" tanya Mingyu.

Eunha mengangguk. "Asal kau berhenti menyakiti dirimu"

Yuju melirik lengan Mingyu yang terdapat beberapa sayatan yang Yuju yakin itu adalah karya Mingyu sendiri.

"Dengan syarat berhentilah menyakiti diri sendiri" ucap Yuju setelah itu meninggalkan mereka. Ia sudah membuang obat itu jadi tak ada yang perlu di khawatirkan.

The 6th Sense✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang