Anak laki-laki itu terus menangis dihadapan jasad ibunya sambil berkata; "Seharusnya aku tak pernah meminta hadiah untuk peringkat satu-ku, bu"
Sosok arwah wanita di samping anak itu mengelus rambut anaknya dan tersenyum.
"Jika ada yang bilang padamu untuk berhenti menyalahkan dirimu sendiri maupun orang lain, ibu akan sangat berterima kasih padanya"
Arwah wanita itu tersenyum pada Yuju sebelum Yuju terbangun dari mimpi nya.
Aneh. Belakangan ini ia sering sekali bermimpi seorang anak kecil yang kehilangan ibunya akibat sebuah kecelakaan.
Lebih baik sekarang Yuju mandi karena baru saja ia melihat bahwa ia akan dimarahi oleh Kim Ssaem karena terlambat.
***
Yuju tak bisa mengubah apa yang dilihatnya pagi ini. Nyatanya ia memang sudah benar-benar terlambat saat ia terbangun dari tidurnya tadi pagi.
Kini ia dihukum menyiram taman depan sekolah.
"Kapan aku lulus dari sekolah ini?????" Yuju berkeluh kesah sendiri sambil memainkan selang airnya.
"Bagaimana hubunganmu dengan Seokmin? Apa berjalan lancar? Kalian berpacaran sekarang? Kulihat kemarin kau mengunjungi ayah Seokmin???"
Pertanyaan bertubi-tubi itu datang dari arwah hantu yang kemarin menggodanya. Aish, dasar hantu.
"Eiii, hantu mana yang datang dan merusak pagiku seperti ini?"
"Merusak? Ya, ish!" hantu perempuan itu berlagak ingin memukul Yuju. Namun setelah itu ia malah tersenyum tak jelas dan masih berdiri disana.
Yuju mengarahkan selang air pada hantu itu untuk menakuti.
"Pergi atau ku siram kau" kata Yuju.
"Coba saja kalau bisa"
Yuju menyerah. Ia melanjutkan menyiram taman dan mengabaikan hantu itu.
"Kudengar akan ada kecelakaan hebat dalam waktu dekat"
Yuju teringat kejadian di masa lalunya saat ada hantu yang mencoba menghasutnya. Jangan-jangan mereka hantu yang sama? Bukankah mereka dapat berubah wujud?
"Jangan bicara"
"Aku ini hantu baik yang berteman dengan salah satu malaikat maut. Jadi, aku bisa mengetahui itu"
"Hantu tidak ada yang baik"
Hantu itu membulatkan matanya. Sepertinya ia sakit hati dibilang seperti itu oleh Yuju. Langsung saja ia meninggalkan Yuju tanpa mengucap sepatah katapun.
"Pergilah kalian yang jauh! Aku bahkan berharap tak akan bisa melihat kalian lagi"
***
"Dalam rangka ulang tahun sekolah yang ke-9, kepala sekolah merayakannya dengan kunjungan ke Pulau Jeju selama 3 hari"
Semua murid bersorak. Begitupun Yuju. Ia terlihat bahagia karena terlepas dari belajar-lebih tepatnya hukuman-di sekolah setidaknya untuk 3 hari.
"Kapan Ssaem?" tanya Binnie.
"Kamis minggu depan. Tolong di catat siapa yang akan ikut. Acara ini tak didasarkan pada paksaan" ucap Min Ssaem setelah itu pergi meninggalkan kelas.
Kelas langsung berisik karena mereka menyebutkan nama dengan berteriak pada sekretaris. Tak bisa diatur. Itulah kehebatan kelas ini.
"YA! KALIAN SEMUA PASTI KUCATAT! BERHENTI BERISIK ATAU TAK AKAN ADA SATUPUN DARI KALIAN YANG IKUT!" teriak Jiho si sekretaris garang.
Ini sudah dilihat oleh Yuju. Makanya daritadi ia hanya diam menunggu giliran.

KAMU SEDANG MEMBACA
The 6th Sense✔
FanfictionIndra ke enam? Siapa yang berharap memilikinya? Yuju tak pernah menginginkannya. Tapi keadaan memaksanya memiliki itu. ©yuriguseuls,2018