18- Keputusan

2.9K 164 0
                                    

"Buka hatimu sedikit untukku. Biar ku hapuskan semua lukamu"
______

Syafira berjalan lesu,bahkan sangat lesu. Semenjak kejadian tadi,wajahnya terus saja muram. Tidak lagi menampakan auranya yang ceria seperti hari-hari biasanya

Bahkan semua orang yang melihatnya sangat khawatir melihat wajah Syafira yang tiba-tiba pucat pasi. Bahkan telinganya pun sudah tidak berfungsi,semua orang yang memanggilnya tidak ia hiraukan. Jika dilihat, Syafira mirip seperti seorang mayat hidup

Sejak jam pelajaran terakhir,gadis itu tidak masuk kelas. Membuat teman dan sahabatnya khawatir berat.

Hujan masih saja mengguyur kota bandung. Kota dimana paling nyaman bagi gadis itu. Tapi tidak untuk sekarang. Gadis itu seperti habis harapan, Takdir telah menamparnya dengan keras

Beberapa orang telah pulang oleh jemputannya masing masing. Hanya tinggal beberapa orang lagi disana.

Syafira menyandarkan kepalanya pada tihang tembok,sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Masih seperti mimpi baginya untuk menerima semua kenyataan. Mungkin jodoh baik yang disemogakan Syafira kepada Rasya adalah Hildan gumilang. Ya.tuhan terlalu cepat mengabulkannya.

Syafira tiba tiba sadar bahwa di samping tihang ada orang sedang mengobrol sambil tertawa bahagia. Suara yang tak asing ditelinganya membuat ia menoleh kesamping

Deg....

Untuk kesekian kali, hatinya dibuat hancur kembali. Pemandangan yang tidak baik bagi hatinya kini ia tonton. Dekat. Sangat dekat

Seorang Hildan gumilang kini sedang asik mengobrol dengan kekasih barunya. Ya. siapa lagi jika bukan Rasya Adilla. Gadis cantik dan baik.

Entah kenapa hatinya selalu sesak jika melihat kedua pasangan itu. Syafira langsung menegakkan badannya dan berlari menerobos hujan yang masih lebat.

Sudah cukup.hatinya benar-benar hancur kali ini. Air matanya kembali berjatuhan disertai dengan air hujan. Pandangannya kabur begitu saja. Untuk hari ini ia benar-benar sial bahkan sangat sial.

Tubuhnya kembali bergetar, sangat jelas wanita itu sedang menahan isakan yang kuat. Tubuhnya sudah basah kuyup oleh hujan. Namun tidak juga ia hiraukan

Syafira menghentikan jalannya. Halisnya langsung mengerut,cukup aneh dengan rintikan hujan yang tidak mengenai tubuhnya. Ia langsung mendongak keatas dan melihat sebuah payung transparan sudah ada diatas kepalanya.

Gadis itu langsung melihat kearah si pemilik payung tersebut. Dengan ramah pria itu tersenyum kepadanya

"Lo jangan hujan hujanan" ucapnya lembut

Syafira sedikit tersentuh mendengar ucapan lembut pria disamping nya itu. Jika dibandingkan dengan Hildan,sudah jelas jauh berbeda

"Sebelumnya makasih..tapi percuma
Gue udah basah kuyup juga" jawabnya sambil memerat jaket yang sudah basah

"Gue gak mau lo sakit gara-gara hujan"

"Gue lebih baik sakit karena hujan. Daripada sakit hati karena dia" ucap Syafira dalam hati

Syafira tertawa kikuk,sambil mengusap air matanya yang kembali turun

"Percuma gas, gue udah sakit duluan"

"Gue ngerti fir. Gue tahu lo suka sama orang yang salah"

"Maksud lo apa?" tanya Syafira sedikit berteriak tidak terima jika Hildan dianggap salah

" lo suka seseorang yang gak pernah suka sama lo. Bahkan tanpa sadar lo menyiksa diri lo sendiri fir"

ucapan bagas benar. Ia mengorbankan perasaannya untuk mencintai Hildan. Tidak sadar bahwa batin serta fisiknya tersiksa.

Tapi tunggu.....
Dari mana bagas tahu semuanya?
Tahu perasaan nya kepada hildan?
Siapa lagi orang yang membocorkan rahasianya?

"Udah,jangan nangis. Percuma lo nangis. Semua gak akan kembali seperti semula"

ucap Bagas sambil menarik tangan syafira lembut agar berjalan kembali

"Fir..."

"Iya ga?"

"Lo bisa gak pegangin payung gue! Bantar aja kok"

"Oh boleh sini"

Setelah Syafira memegang payung. Bagas segera melepaskan jaketnya dan menyampaikannya dipundak Syafira. Tepatnya memakaikannya ditubuh mungil gadis itu.

Kaget. Ya...Syafira sedikit tersentak oleh sikap bagas yang lembut dan baik

"Ma...maksud lo apa?" tanya Syafira tidak mengerti

"Gue cuma gak mau lo kedinginan aja"

"Ta..tapi gue udah pake jaket kok"

"Lo sama sekali gak sadar ya? Jaket lo udah basah semua" bagas tertawa lepas

"Makasih gas. Lo bisa pake jaket lo kok, lo bahkan kedinginan"

ucap Syafira sambil menunjuk ke arah bulu tangan bagas yang sudah berdiri karena dingin

"I..ini...bukan dingin kok" ucap bagas kikuk

"Jangan bohong gue tahu kok,nih gue balikin"

"Jangan fir,gue pria yang kuat. Pria sejati itu selalu kuat. Dingin,panas ia selalu kuat"

Bagas mengangkat kedua tangannya 💪bagaikan orang kuat. Syafira hanya bisa tertawa melihat tingkah tetangganya itu.

Ya. Bagas Sadewa adalah tetangga barunya. Pria itu pindahan dari jakarta 1 tahun yang lalu. Sekolahan mereka sama,namun beda kelas

"Aku rela terlihat bodoh setiap hari. Asalkan aku bisa melihatmu tertawa bahagia" ucap bagas dalam hati

Cold Boy [Complete√√√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang