26-Menyimpan rasa

2.3K 86 4
                                    

Cinta itu Seperti bunga mawar,kamu hanya perlu bersabar menunggunya merekah sempurna.

______

Bel pulang berbunyi. Dimana suara itu,paling di nanti-nanti oleh semua siswa. Tanpa perlu lama,semua siswa berhamburan keluar dari kelasnya. Membuat Pria bertubuh tinggi,tegap,dan berhalis tebal. Siapa lagi jika bukan hildan. Pria paling populer di sekolah itu.

Hildan cukup kesulitan mencari gadis yang sejak tadi tidak terlihat batang hidungnya. Mungkin karena gadis itu pendek. Jadi hildan sangat sulit untuk menemukannya. Cukup lama mencari gadis itu. Dan saat ia melihatnya,Hildan langsung menarik lengan gadis itu.

"Eh apa apaan ini?" Syafira terbelalak kaget,saat hildan tiba tiba menarik lengannya.

Tanpa mendengarkan pertanyaan gadis itu,hildan terus berjalan menariknya sampai ke parkiran motor.

"Lo mau apaan sih?" Syafira mencoba melepaskan genggaman hildan. Namun usahanya percuma. Pria itu terlalu kuat.

"Hildan,jawab pertanyaan gue. Li mau bawa gue kemana?"

"Lepasin tangan gue" syafira semakin berontak.

"Lo tuli atau apa sih?" Sekali lagi syafira membanting tangannya agar terlepas dari genggaman itu.

Hildan menghentikan langkahnya. Beralih menatap syafira yang sedang menatapnya juga. Sorot mata hildan tajam,seperti serigala hendak memakan mangsanya. Membuat gadis itu takut dan menunduk dalam. Hildan menakup kedua pipi syafira dengan tangan satunya. Lebih tepatnya menarik kepalanya agar menatap matanya.

" gue...cuma mau...lo lembut..dan ikuti...ucapan gue...tanpa bantahan...sesikitpun!"

Ucapan itu membuat syafira semakin takut pada hildan. Pria itu seperti psikopat dimana syafira. Bagaimana bisa gadis gadis menyukainya. Apa hanya ia saja yang di perlakuan kasar? Ah ia tidak tahu. Yang jelas,ia benci pria itu.

"Pake helmnya" hildan tiba2 menyodorkan helmnya pada syafira yang sejak tadi melamun

"Gak bisa pake ya? Sini gue bantu" Ucap hildan ketika gadis itu masih menatap kosong helmnya.

Syafira tersentak kaget ketika pria itu memakaikan helm kepadanya. Ada apa dengan pria ini? Apa dia sedang sakit? Atau otaknya sudah gila?

"Naik" perintah hildan ketika melihat syafira semakin mematung

"Atau harus gue bantu naikin lo?"

Sontak saja,pertanyaan itu membuat syafira langsung naik ke jok motor pria itu. Melihat itu,hildan terkekeh kecil. Lucu.

Hanya butuh 15 menit,motor hildan telah berhenti di sebuah caffe.

______

"Aku minta maaf soal tadi" hildan membuat syafira hampir meleleh. Suara itu begitu lembut di telinganya. Sangat lembut. Mirip seperti marshmellow.

Syafira menganggukan kepala sebagai jawaban. Gadis itu hanya menundukan kepalanya,sibuk mengaduk aduk minumannya.

"Aku cuma mau kamu tahu,bahwa aku itu gak seperti apa yang kamu pikir" hildan kembali berbicara. Suaranya masih lembut. Hingga syafira enggan untuk menatap wajahnya. Mendengar suara pria itu saja telah membuat hatinya berdegup tidak karuan. Apalagi harus menatap pria itu. Mungkin jantungnya akan copot di tempat

"Apa kamu mau maafin aku fir?" Pertanyaan hildan membuat syafira tersentak kaget. Bukan pertanyaannya melainkan pria itu menarik tanggannya.

"Iya aku maafin" syafira menjawab dengan cepat dan menarik tangannya cepat juga. Ia tidak kuat ketika pria itu memegangnya. Seperti ada aliran listrik. Menyengat sampai ke hatinya.

______

"Makasih ya dan" ucap syafira ketika ia telah turun dari motor hildan.

"Makasih juga udah mau temenin aku" hildan mengacak rambut syafira.

"Oke siap...gak masalah" syafira terkekeh geli

"Yaudah aku pulang dulu ya. Good night" pamit hildan singkat.

Syafira melambaikan tangannya, ketika pria itu melajukan motornya. Syafira sangat bersyukur atas kejadian 2 tahun lalu. Ketika hildan memaksanya pergi ke kaffe. Kejadian itu membuat mereka sangat dekat. Walaupun kini,mereka kuliah di universitas berbeda. Ya,ketika mereka lulus,keduanya memilih universitas berbeda. Namun,universitas berbeda tidak membuat mereka jauh. Malahan mereka sangat dekat. Setiap hari,hildan mengantarkan syafira kuliah dan menjemputnya. Atau jalan jalan jika ada waktu senggang. Begitupun dengannya. Hildan selalu meminta syafira untuk menemani dirinya saat pertandingan basket atau lomba-lomba lainnya.

Dan kali ini. Hatinya kembali direbut hildan. Pria itu membuat hatinya kembali berharap. Namun,ia tidak mau secepat ini. Biarkan saja waktu yang menyatukan mereka berdua. Yang jelas,hatinya sudah kembali sembuh.

Setelah hildan benar benar hilang. Syafira kembali masuk ke dalam rumahnya. Namun,ketika kakinya melangkah masuk. Ada seseorang diruang tamu rumahnya. Seorang pria dengan badan yang duduk tegap di sofa ruang tamunya. Pria itu kini menatapnya. Tersenyum hangat. Sangat hangat,hingga syafira merasakan detak jantungnya kembali berdenyut. Dan tidak ada perubahan pada pria itu,kecuali tubuhnya yang semakin menjulang ke atas

Pria itu kembali datang. Pria yang sempat membuatnya tidak mau berpaling kepada orang lain ketika pria itu memutuskan pergi ke Amerika. Melanjutkan sekolahnya di sana.

"Ba..ba..gas.." dengan susah payah syafira menyebutkan nama itu.

Ya bagas telah kembali.

______

Holla...gimana ceritanya? Ancur dan berantakan ya hahah:v
Sengaja di percepat. Biar ceritanya gak makin hancur.

Oh iya... cerita cold boy tinggal 1 episode lagi nih. Pasti kalian senengkan karena gak bakal cape nunggu cold boy update yang lama sekali :v...

Jadi insya allah secepatnya episode terakhir akan di update...jadi jangan dulu pergi ya...

oke see you...makasih yang udah mau ninggalin jejaknya

Cold Boy [Complete√√√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang