XII🍁 Uang Hilang

1.2K 110 2
                                    

Apakah PERI ini kerja? Tidak mungkin! Mana bisa dia kerja dengan keadaan tubuh yang tak normal layaknya manusia biasa?! Apa dia mencurinya?
"D-dari mana kau mendapatkan uang ini?" tanpa di sadari ucapan itu keluar dari mulutnya.

PERI itu menjauhkan uangnya saat tangan Alaska mencoba menggapai
"Ada deeh... Coba kita lihat uang hasil dari pencarian kita!" ajak PERI menarik tangan Alaska ke arah sofa.

Alaska masih saja belum sadar kalo PERI  itu memang mendapatkan uang, Alaska bisa melihat mata PERI yang membulat sempurna dengan binar yang menakjubkan. Tangan Alaska merogoh sakunya dan mengeluarkan amplop bersama uang 50 Ribu, Ia percaya uangnya yang akan paling besar secara Ia baru saja gajian
"Noh! Buka yang ada di dalam amplop itu" ujar Alaska lalu merebahkan tubuhnya di sofa, badannya lelah serasa baru berlari marathon, matanya menutup seiring dengan suara PERI.

"Alaska?...Alaska!...ALASKA!" Pekikan kecil itu menyadarkan tidur ayamnya.

Alaska menoleh dan mencoba membuka matanya yang sudah tak kuat
"Apaa...?" gumamnya, sayup-sayup telinganya mendengar suara hentakan dari bawah rumah.

"Aku tidak bisa menghit-" Dalam sekejap Alaska membungkap mulut PERI karena Ia merasa ada pergerakan di luar sana.

"Shuuuut!..." desis Alaska dan menajamkan pendengarannya, PERI tau kalau di sekitarnya ada yang ganjal hingga dia mematuhi perintah Alaska dengan bergeming tak begerak, tapi mata bulatnya tak berhenti bergerak seolah mencari sumber suara .

Terdengar geraman dari bawah rumah atau mungkin dari arah luar,
"Hreeeegh...Ck! Aku tak bisa menemukannya" di susul suara pintu yang di buka kuncinya, ternyata itu Elisa yang baru pulang, tapi sejak kapan Janda itu suka keluar tengah malam?!

"Tidur lah! Besok saja kita hitungnya" bisik Alaska agar Elisa tak begitu curiga bila masih mendengar suaranya.

PERI mengangguk dan beranjak menuju ranjang dengan hati-hati, suara Elisa masih dapat terdengar dari bawah, sepertinya dia punya masalah sampai-sampai ocehannya membangunkan burung-kakaktua dan alhasil mereka ngoceh bersama.

"Heh! Gila!"  ujar Alaska dan memejamkan matanya setelah mematikan lampu.

"Yah? Kau memanggil ku?" PERI itu mencicit dalam kegelapan.

"Tidak sama sekali!"

"Tadi kau berkata GILA!" tegas PERI bersikukuh.

"Ya, tapi aku tak memanggil kau!" jelas Alaska malas.

"Ku pikir GILA adalah nama ku" seru PERI dengan suara pelan.

Alaska berusaha menahan tawa yang mungkin akan meledak
"Heh? Apa nama kau GILA?" tanya Alaska.

"Kau yang menamaiku saat kita hujan-hujanan bersama kan?" suaranya sedikit di panjang-panjangkan.

Refleks tangan Alaska menepuk jidat
"Oh waktu itu?! Lupakan saja, dan nama kau bukan GILA kan? Eh, apa kau punya nama? Maksudku seperti manusia, aku penasaran nama seorang PERI! Nama kau apa?" hening tak ada jawaban.

"PERI?...Hemm...PERI? Apa kau sudah tidur?! Aah...Sudahlah mungkin dia memang sudah tidur" gumam Alaska lalu tertidur menyusul PERI mengangkat selimut sampai ke pucuk kepala.

.🍁🍁🍁

Sedikit demi sedikit matahari naik di langit sebelah timur, sinarnya masih memancarkan warna orange yang terang manyusuri udara kosong, sinarnya masuk ke dalam rumah-rumah lewat celah jendela, kehangatan dan silaunya seolah alarm! yang mampu membangunkan makhluk hidup terutama manusia yang masih berselancar di dalam mimpi mereka.

Tanpa sadar seseorang kini mengharapkan kebangunan Alaska
"ALAS!...ALAS!" teriakan itu memecah kedamaian di pagi hari yang cerah.

Alaska bangun mengerjapkan matanya dan berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih belum lengkap.
"ALAS! BANGUN" teriakan itu masih menggaug di keheningan pagi.

DUARRR....DUARR...

Pintu di pukul dengan kencang, Alaska bias merasakan ada pergerakan yang lembut di sisinya
"Jangan tampakan dirimu! Janda itu mulai peperangan lagi!" gerutu Alaska Ia yakin PERI sudah bangun mungkin dia juga terbangun karena teriakan itu.

"ALAS-"

"YEAH! Aku sudah bangun, lagian ini hari minggu aku tak-"

"Aku tak menyuruhmu untuk sekolah! BUKA PINTU!!" raung Elisa.

Alaska berdecak lalu melangkah untuk membuka pintu yang selalu di kuncinya, sebelum Alaska membuka mulut, Janda itu itu sudah menyerangnya dengan teriakan dan cipratan air ludah yang keluar bersama dengan ucapannya, Alaska sedikit menjauh agar mukanya tak basah kuyup.

"JIKA KAU INGIN UANG YA BEKERJA KARENA AKU BUKAN IBU MU..."

"Apa maksudnya?" tanya Alaska yang bingung dengan ucapan Elisa.

"KAU HARUSNYA BEKERJA! CARI NAFKAH SENDIRI BELAJAR MANDIRI BUKAN..." Teriakan nya di susul dengan koakan burung milik Elisa yaitu Burung-kakatuanya yang tua.

"Aku tak mengerti ucapan mu!" sentak Alaska tapi di abaikan.

"NYA MENCURI UANGKU! JANGAN BELAJAR JADI BAJINGAN AKU MENYEKOLAHKAN MU AGAR KAU PUNYA MASA DEPAN YANG TERJAMIN! TAPI KAU MALAH MENCURI UAN-"

"AKU TAK MENCURI UANG MU!" teriak Alaska berhasil menghentikan teriakan Elisa.

Mata Elisa menyipit curiga, tatapannya menajam
"Tak mencuri uang ku?!" semburnya.
"Tapi uang ku hilang, semalam aku mencarinya ke jalan karena ku kira uangku jatuh! Tapi aku ingat bahwa pas sore hari uang itu tak sempat terbawa di meja rumah, tetapi kenapa uangnya HILANG?"  bentak Elisa.

"Ya aku tak tau, lagian aku bekerja pada saat sore!" elak Alaska.

"Tapi di rumah ini tak ada orang kecuali KAU!" tuduh Elisa dengan telunjuk mengarah pada Alaska.

"Tak pernah sekalipun aku masuk ke dalam rumah mu, dan tak terbesit niatan seperti itu di pikiran ku! Lagian rumahmu selalu di kunci kan?" terang Alaska kesal.

Elisa berdiam mungkin berusaha melahap apa yang di ucapkan Alaska
"Ya! Aku mengunci pintu, dan cuma aku yang punya kunci rumahku, tapi pas aku pulang...JENDELA TERBUKA!" geram Elisa matanya membulat seakan mendapatkan bukti dari permasalahan.

"Tapi aku bekerja pada saat itu! Apa mungkin aku mencuri uang mu? Dulu saat kamu memberi pun aku tak menyentuhnya! Dan kamu kan yang mengajariku agar tak mengambil sesuatu yang bukan milik kita?" Alaska tak tahan akan tuduhan ini.

Elisa membuang napas dengan keras dan melengos pergi, menghampiri suara koakan burungnya yang berada di dalam rumahnya sendiri.

"Dia percaya aku tak membohonginya, karena akupun percaya dia tak akan membohongiku bahwa dia kehilangan uang!" gumam Alaska dan menutup pintu dengan keras.

"Ada masalah apa?" tanya PERI kini menampakan tubuhnya.

Seketika Alaska ingat percakapannya saat tengah malam di mana dia baru pulang kerja
"Kau mencuri uang Janda itu?"

Mata PERI yang besar bertambah besar dan bulat sedangkan kepalanya menggeleng cepat.

🍁PERI NYASAR 🍁
Vote komen
Kritik saran...

Menarik g sih ni abal-abal?
Kalo menari bakal NEXT  lagi

Next g?

Salam
🌟

Peri NyasarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang