"Kau sambungkan ke mana?" tanya Biggo setelah asap itu benar-benar bercahaya.
Ex memasukan benda yang mirip dengan pensil dalam bajunya
"Langsung ke istana agar kita langsung melakukannya" jawab Ex lalu berjejer di depan Alaska dan Elisa yang sendari tadi hanya terdiam, tak mampu untuk berkata ataupun bergerak sama sekali.Tangannya masih mencengkram tangan PERI dan PERI tak memberontak saat Alaska memperkencang cengkeramannya
"Apa PERI bisa kembali ke sini?" baru kali ini Alaska mengeluarkan pertanyaan yang dari dulu mengiang-ngiang di kepalanya."Peri? Apa maksud mu wanita yang di sisimu itu?... Siapa namamu?" cemoh Dirga dan menatap tajam pada PERI.
Seperti ada yang mengguyur Alaska dengan air dingin, Alaska baru sadar jika Ia tak tau nama Peri yang selama ini ada di kehidupannya. Alaska menatap wajah PERI ingin tau apa yang akan di ucapkan sosok wanita yang berada di sisinya itu.
"Aku... RISA" suara PERI pelan dan lemah, entah kenapa tapi Alaska merasa jika kata PERI lebih bermakna dari kata RISA.
Pada saat Ex mengangguk Darla menarik PERI atau Risa dari Alaska, sedangkan Dirga menarik Evans dari Elisa, beberapa detik Alaska merasa terkejut akan pergerakan mereka yang secara tiba-tiba, tapi tetap diam dan menatap wajah-wajah yang juga menatapnya
"Maaf telah merepotkan kalian hingga masalah kami harus berurusan dengan kalian, aku minta lupakan tentang kami dan jangan kalian bicarakan kami pada siapapun, anggap kalian tak pernah bertemu atau bahkan tak kenal dengan kami. Kami akan pergi dan tak akan pernah kembali untuk kedua kalinya..." Biggo menatap Alaska dan Elisa sangat lekat
"... Dan terimakasih atas bantuan kalian, berkat kalian tugas kami selesai dengan mudah" Biggo mengakhiri ucapannya dengan menepuk bahu Alaska."Kalian boleh melewati jalan ini jika asap itu benar-benar sudah hilang" ucap Ex dan mendekati asapnya.
"Kau duluan Ex dan Vi" perintah Dirga tanpa melepaskan pergelangan Evans.
Si tubuh jangkung dan wanita pendek berwajah bulat mendekati Asap berjalan terus hingga akhirnya hilang tanpa jejak.
"Dirga dan Evans" ucap Biggo.
Evans sedikit memberontak dari Dirga berusaha agar bisa melihat Elisa, senyuman lemah menjadi akhir dari Evans sebelum akhirnya hilang seperti Ex.
"Risa dan Darla" Darla tampak tak begitu menjaga Risa tidak seperi Dirga pada Evans.
Risa mendekati Alaska dengan terburu-buru
"Aku menyukaimu" bisiknya dan berjalan ke arah Asap di dampingi Darla.Alaska hanya mematung menatap punggung Risa yang menghilang, dia sudah meninggalkan kata yang harus di artikan.
"Maafkan kami dan terima kasih" kata Biggo dan berjalan menyusul mereka.
Asap itu hilang bersama para Peri, hilang tanpa meninggalkan jejak apapun, tak akan ada lagi Peri yang berkeliaran di dunia manusia karena misi mereka telah berhasil.
Tapi Risa meninggalkan kata yang hampir membuat Alaska ingin menyusul masuk ke dunia Peri.
🍁PERI NYASAR🍁
Alaska POV*
Itulah ceritaku... saat aku bertemu dan berpisah dengan mahluk yang bersayap dan bertelinga runcing, kejadian satu tahun yang lalu.
Apa ceritaku menarik?
Atau membosankan?
Aku tak peduli apa respon kalian saat mengetahui ceritaku.Itu cerita masa laluku, di mana aku masih tak tau apa hubungan ku dengan Elisa, dan kenapa aku tak punya orang tua, sekarang aku merasa tak sendirian lagi meski masih mengharap akan ada taburan perak di sisiku.
Dan... Ucapan PERI masih saja berkeliling di kepala ku, apa mungkin Peri itu benar-benar menyukai ku? Seperti apa yang aku rasakan selama ini?
Entahlah kata itu masih saja menjadi kenangan, seharusnya aku melupakan itu dan membuang ingatan tentang sekawanan peri dalam pikiran ku, termasuk Risa si PERI bodoh yang telah meninggalkan Buku besarnya, ya... Buku yang dia bawa dari alamnya bukan buku yang berkaitan dengan suling.
Aku pernah berkata jika dia membawa suling dan buku yang sangat tebal, iya kan?
Kalian harusnya ingat bahwa aku pernah mengatakan itu di awal ceritaku.Dan aku tak pernah menyentuh buku itu selama setahun ini, karena aku tak ingin mengingat kembali masa-masa di mana aku hidup dengan seorang wanita, aku selalu menyimpan buku itu di bawah kasur tepat dimana PERI meninggalkannya.
Tapi sekarang buku itu ada di hadapan ku tepat di kedua telapak tangan ku.
Apa yang akan ku lakukan?
Aku tidak tau, tapi aku merasa PERI tak akan membiarkan benda ini tertinggal begitu saja tanpa alasan, mungkin dia bodoh tapi dia itu cerdik.
SREEERT...
"Ooh apa yang aku lakukan?" buku itu terbuka dengan sendirinya.
Apa aku menekan sesuatu yang menyebabkan buku itu bergerak?
Buku itu berhenti membuka tepat di lembar ke empat, di lembar itu tak ada sesuatu tidak seperti buku yang berisi not angka untuk suling, hanya ada gambar tongkat yang ujungnya kristal di atas lembar buku itu.
Ku jauhkan buku itu saat bayangan Risa muncul di sana, aku tak ingin mengingat Peri itu lagi! Kenapa bayangan wajah itu selalu muncul?!
"Alaska? Ini aku Risa!" buku itu bersuara?
Kuraih kembali buku itu dan
"Risa? Apa itu kau?" atau cuma bayanganku ku saja.Tidak itu bukan ilusi!
Wajah Risa tersenyum dan mengangguk di atas lembar buku."Kami menginginkan kau datang ke sini.
🍁PERI NYASAR🍁
----°END°----
Ngegantung?
Wkkkkkkk....😂😂Makasih untuk kalian yang sudah memasukan abal-abal ini ke library bahkan reading list 😱. Aku gak nyangka sampai segitu y...
Makasih yang sudah Vote-vote komen-komen terutama yang udah beri aku saran 😉 makasih banget daah...
Dan aku gak nyangka bisa masuk ke #315 DALAM FANTASY! 😍 uwow deh... Padahal ceritaku ini masih amuradul binti rusak 😓, kapan-kapan aku Revisi deh tapi gak janji bakal.
Pokoknya cerita ini masih belum beres, belum layak baca tapi makasih udah mau baca meski cuma nambah mata😒😝.
Jangan lupa mampir ke cerita ku yang satu lagi judul y
KELAS TERBA(L)IK? genre Humor
cerita nyata tentang masa sekolah ku... 😄☺😊 jngan lupa Votmen y.
....😚JN
Okek bye
See you di ceritaku yang satu lagiSalam
🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Nyasar
Fantasía[Belum REVISI ]Apa yang akan kalian lakukan jika ada mahluk asing yang datang ke dalam kehidupan kalian? "Aku adalah peri" "Tak mungkin" "Kau tak percaya?" "Wajah mu tak memungkinkan jika kau adalah seorang peri!" "Ck.....hidup emang susah ya, udah...