Hening.
Tak ada suara.
Teriakan itu berhenti di ikuti dengan keadaan yang sepi senyap, seolah teriakan itu hanya hal yang biasa, tapi pergerakan Evans yang risih menjelaskan jika teriakan itu bukan hal biasa, tapi sesuatu yang tak pernah terpikirkan akan terjadi.
"Ada ap-" bisikan Alaska terhenti seketika.
"KELUARLAH ATAU KAMI AKAN MASUK! " teriakan itu kembali memekik.
Alaska berniat untuk keluar dari ruangan dan melihat apa yang terjadi di luar sana, tapi tepukan di bahunya berhasil membuat niatnya tak terlaksanakan karena tepat saat Alaska menoleh ke belakang, Evans menggelengkan kepalanya menyuruh Alaska agar mengurung kembali niatnya.
"APA KAU TAK ADA DI SANA?"
"JAWAB DONG! KAMI PENASARAN!" rengek suara itu, Alaska mengerutkan dahinya, Aneh pikir Alaska.
Hening kembali.
"Heh, DARLA! Kau bilang dia ada di dalam sana, tapi kenapa tak ada yang menjawab?" gertak suara itu, tidak di tujukan ke penghuni rumah tapi seperti ke kawanannya.
"Kau berniat menangkap orang atau mengunjungi rumahnya? Menunggu respon?! Ck" ejek suara lainnya, terdengar sangat dingin.
Alaska diam di pintu ruangan yang di turuti oleh Evans, mereka berusaha mencari tau lewat percakapan orang-orang itu.
"Aku tak berbicara dengan kau Dirga, Darla jangan sampai kau membuat masalah lagi!" suara itu sepertinya tak memperdulikan akan ejekan temannya orang yang di panggil Dirga.
"A-aku yakin dia ada di sana... Kalian lihatkan... ada tanda-tanda kehidupan di dalam bangunan tua itu" orang yang bernama Darla menjawab dengan mantap meski sepertinya dia terguncang, karena ucapannya tak begitu jelas.
Alaska mendengar percakapan itu dengan tajam, entah kenapa suara orang yang bernama Darla itu tak asing di telinganya, seperti suara yang selalu di dengarnya, tapi suara itu terkesan tegas tidak menye-menye seperti suara orang yang menjadi dugaanya.
"Lebih baik kita melihat langsung ke dalam sana Ex, dari pada menunggu responnya, mustahil amat jika ada yang merespon!" ucap suara serak.
"Yeah! Keputusan yang hebat Biggo"
Tak ada yang berucap kembali tapi suara-suara langkah menjadi gantinya, dari suara gerakan kaki ke lantai batu yang berada di bawah sana sepertinya orang-orang itu lumayan banyak, Alaska melangkah ke depan tapi Evans menahannya.
"Ini seperi rumah ku, tapi rumah ku tak ada benda bening seperti ini" ucap suara seseorang yang sepertinya mengagumi benda milik Evans.
"Kau membuat kesalahan lagi Darla" kata suara dingin, Dirga.
"Tidak Dirga! Apa kau akan menganggap bangunan ini tak ada isinya bila ada beberapa buah segar dan ramuan di dalamnya?" tukas Darla, sepertinya mereka memasuki ruangan yang menjadi tempat penyimpanan makanan Evans.
"Hey ada tangga di sini, apa aku boleh naik?" minta suara yang sempat mengagumi benda Evans.
"Tak masalah Vi, tapi jangan membuat masalah, bilang bila ada hal yang mencurigakan" jawab Ex.
Suara gedebuk terendam menandakan seorang yang bernama Vi menaiki tangga, Alaska mundur
"Apa kau tak punya rencana?" desis Alaska saat memalingkan wajahnya ke Evans."Rencana apa yang kau harapkan?" tanya Evans.
"Aku tak percaya dia tidak menyimpan sayapnya baik-baik" ucap Dirga di bawah sana.
Suara gedebug itu mendekat tapi langsung hening, sepertinya Vi berhenti melangkah
"Kau bisa menyihirkan?" tanya Alaska."Ak-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Peri Nyasar
Fantasy[Belum REVISI ]Apa yang akan kalian lakukan jika ada mahluk asing yang datang ke dalam kehidupan kalian? "Aku adalah peri" "Tak mungkin" "Kau tak percaya?" "Wajah mu tak memungkinkan jika kau adalah seorang peri!" "Ck.....hidup emang susah ya, udah...